Wajah tampan, cool, pintar juga merupakan ketua klub basket Fakultas, itulah Barra. Tak heran jika dirinya menjadi cowok idola di kampusnya. Namun semenjak duduk di bangku kuliah hingga sekarang semester 5 dirinya tak pernah menjalin hubungan serius dengan cewe manapun. Meski selalu saja ada cewe yg berusaha menempel padanya tapi tak pernah ada yg menjadi pacarnya.
Hingga seorang mahasiswi baru membuat dirinya penasaran pada pertemuan pertama mereka. Karena satu dan lain hal mereka pun menjadi dekat.
Akankah Barra jatuh cinta padanya? Mungkinkah mereka berjodoh?
Yuk ikutin kisahnya.. cerita ringan dengan konflik santai. Pokoknya lebih banyak yg manis-manisnya soalnya author ga terlalu suka kesedihan. Hehe..
Biar tambah seru baca juga kisah sebelumnya di karya “Jodohnya Caca.”
Update setiap hari Senin, Kamis
Selamat membaca…💙
Disarankan bijak dalam membaca karena banyak yg sinopsisnya hampir sama tapi isinya berbeda ^_^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clairecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh
Penampakan Leo sebelum marah-marah.
Leo menangkup kedua pipi Caca dengan sebelah tangannya. Dan dia memajukan wajahnya lebih dekat lagi dengan Caca. Saking takutnya Caca malah memejamkan kedua matanya sambil mengumpulkan tenaganya klo sampai tuh cowo berbuat tak senonoh Caca siap menendangnya.
Tetiba Barra datang dan menghempaskan tangan leo dari wajah Caca.
“Sorry.. jangan ganggu cewe gw! Dia lagi marah sama gw makanya malah disini sendirian..”
Barra sedang tak ingin mencari masalah apalagi ini tempat punyanya Dafin. Barra tak ingin merusak suasana disana hingga nantinya malah mengganggu para pengunjung. Karena itu dia sangat berusaha menahan emosinya dan berbicara baik-baik dengan Leo.
Leo pun segera melepaskan tangannya.
“Up’s gw yg sorry.. kirain ga ada yg punya.. Klo lu udah bosen.. gw siap nampung!” kata Leo santai.
Caca hanya bisa melongo memperhatikan kelakuan dua pria di depannya. Yg satu ngaku-ngaku pacar.. Yg satu lagi seenak-enaknya aja main tampung, emang gw barang bekas apa!? Caca hanya bisa menggerutu dalam hati.
Barra hanya tersenyum tipis dan menarik tangan Caca untuk segera pergi darisana. Namun dia tak membawa Caca kembali ke tempat tadi bersama teman-temannya, tapi membawa Caca keluar dari club malam itu.
“Ma..u.. kemana?” tanya Caca gugup.
Barra tak menjawab, hanya fokus membawa Caca keluar dari sana dan menuju lift. Caca menarik nafas berat dan mengikuti Barra dengan langkah gontai.
Di dalam lift keduanya saling terdiam. Caca bahkan tak berani memandang wajah Barra. Aura dinginnya cukup membuat Caca menciut.
Hanya Barra cowo yg bisa membuat Caca menjadi penurut walau terkadang masih ada perlawanan juga dari Caca. Tapi tidak kali ini, Caca benar-benar takut, lebih takut daritadi ngadepin cowo dewasa yg sedang mabuk.
Kalau tadi Caca masih sempat kepikiran untuk menendang tuh cowo klo sampai berbuat aneh-aneh pada dirinya. Tapi sekarang Caca sangat buntu, tak bisa berpikir cerdik lagi menghadapi Barra yg sedang dalam mode marah.
Sebenernya Caca yg sangat ingin marah dengan Barra yg seenaknya bilang pacar. Tapi dia kaya gtuh juga buat nyelametin dirinya dari si cowok mabuk tadi. Dan didiemin Barra kaya gini ternyata membuat marah Caca anyep seanyep sikap Barra sekarang.
Ting
Pintu lift terbuka di lantai 7, yg artinya Barra membawa Caca menuju unit apartemennya.
Huufttt..
Lagi-lagi nafas berat itu Caca hembuskan. Barra masih memegang pergelangan tangan Caca dan Caca masih mengekor di belakangnya.
Sampai depan unit apartemen Caca tanpa aba-aba Barra sudah menekan password smartlock pintu apartemennya. Caca tak ingin mengeluarkan sepatah kata pun karena dirinya tak ingin memperkeruh keadaan.
Pintu terbuka dan Barra membawanya masuk ke dalam tanpa ragu. Padahal yg punya apartemen Caca tapi Barra begitu leluasa seperti pemiliknya.
Baru beberapa langkah dan pintu pun menutup. Barra membalikkan badannya membuat Caca yg sedang mengikuti langkahnya pun terhenti seketika. Caca tambah kaget kini Barra menghampirinya yg membuat Caca mundur dengan sendirinya hingga punggungnya terpentok pintu yg telah menutup.
Barra mengungkungnya, wajah Caca panik bukan kepalang. Barra semakin mendekatkan wajahnya hingga Caca pun memalingkan wajahnya. Kini wajah mereka pun hanya berjarak beberapa senti.
Nafas Barra memburu menyapu rambut-rambut halus di telinga Caca. Ada perasaan berdesir di hati Caca, bulu kuduknya meremang, membangkitkan gairahnya. Dengan sekuat tekadnya Caca memberanikan diri untuk menatap wajah Barra.
Mereka pun saling menatap dengan tatapan yg tak bisa diartikan. Caca kini seolah menantang Barra tak ada lagi ketakutan seperti sedia kala. Barra masih menahan emosi dalam jiwanya.
“Kamu beneran udah ga takut lagi klo cowo kaya gini sama kamu?”
Akhirnya Barra pun mengeluarkan suaranya walau masih dengan dinginnya.
“Ngga! Emang kata siapa aku takut?” masih dengan gaya songongnya Caca menjawab.
“Halah.. udah ga usah pura-pura. Aku udah tau kamu kaya gimana..” Barra menaikkan ujung bibirnya sebelah.
“Maksudnya?” Caca tak terima Barra mengejeknya.
“Bocil yg ga pernah pacaran.. apalagi klo bukan karena takut dideketin sama cowo kaya gini?”
Tak terima dikatai bocil Caca menjadi emosi kembali. Marah yg sempat anyep sekarang kembali menggelora di dada.
“Siapa yg bilangin klo aku takut dideketin cowo kaya gini? Lagian kenapa mesti takut.. Palingan juga ujung-ujungnya ciuman!” sewot Caca sambil mencebikkan bibirnya.
Kini malah Barra yg memalingkan wajahnya, dia tak ingin merusak hubungannya yg sudah membaik dengan Caca. Dia berusaha menahan hasrat yg bergejolak dalam dirinya apalagi saat ini bibir ranum Caca begitu menggoda.
Namun sebaliknya Caca sudah kadung kesal dibilang bocil oleh Barra, dia akan melakukan hal nekat yg selama ini sudah dia pikirkan matang-matang. Sepertinya dia harus melakukan hal yg membuat dirinya tak lagi dibilang bocil.
Barra mencoba menjauhkan tubuhnya dari Caca, dia mulai memundurkan badannya dan melonggarkan rengkuhannya. Namun Caca tak terima jika begini akhirnya. Dia pun melakukan sesuatu yg membuat Barra tersentak kaget hingga terdiam.
...****************...
Kira-kira.. apa yg dilakukan Caca?
Readers bantu jawab yuk di kolom komentar…
Klo banyak yg respon othor bakalan sering-sering update… klo ngga, lemess deh!
Yuk kasih othor masukannya, kritik dan saran membantu ditunggu yaa… buat penyemangat nih!
Terimakasih semua….💙
Thankyuuu💙
btw aku juga punya karya Thor kalau boleh mampir ya Thor kita saling mendukung kiw kiw 😘😘