Allansyah seorang anak angkat di Keluarga Nicolas harus terjerat cinta dengan Adik angkatnya, Michaela Nicolas. Berbagai upaya menolak perasaannya untuk tidak mencintai Michaela, namun upayanya selalu gagal. Apalagi Michaela selalu menggoda dan menggodanya, agar tidak mengecewakan orang tua angkatnya, tapi nyatanya perasaan itu tumbuh dan semakin tumbuh.
Di saat Cinta membara di hatinya, perasaannya di ketahui oleh kedua orang tua angkatnya, membuatnya di tolak oleh kedua orang tua Michaela. Hancur, sangat hancur dan akhirnya dengan terpaksa demi membuang perasaan salahnya, Allan pergi dari kediaman Nicolas.
Kepergian Allan dari kediaman Nicolas membawanya mengingat siapa jati dirinya. insiden saat tak sengaja melihat sebuah tato di lengan seseorang mengingatkan akan ingatannya yang sempat hilang. Dan ternyata dirinya adalah pewaris tunggal Keluarga Georlando.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saadahrafael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Bab 20.
Kelompok Rosetta kini tiba di pelabuhan, dan benar saja. Terlihat dari jarak yang sedikit jauh ada dua orang berdiri di dekat pelabuhan. Rosetta yakin dua orang itu adalah Ketua Mafia Marvori dan tangan kanannya.
Rosetta dan anak buahnya langsung berjalan ke arah Allan dengan sombongnya kemudian menodongkan senjata saat tepat berada di belakang Allan.
"Menyerah-lah dan berikan semua yang kau miliki pada ku, maka aku akan mengampuni mu,"
Allan dan Varen tersenyum menyeringai, kemudian berbalik saling berhadapan dengan Rosetta. Saat itu terjadi Rosetta sangat terkejut, bagaimana bisa pemilik wajah itu ada di depannya. Tidak, ini tidak mungkin.
"Kau!"
"Kejutan,"
"Siapa kau sebenarnya?"
"Kau sudah mengenal ku, tidak perlu untuk ku memperkenalkan diri lagi."
"Jadi kau?"
Allan hanya tersenyum. Rosetta yang melihat senyum aneh Allan entah kenapa menjadi curiga. Ia melihat sekeliling, takut dirinya masuk jebakan pemuda yang sudah mempermainkannya.
"Sial!"
Dan benar saja, beberapa orang tiba-tiba muncul dari persembunyiannya dan mengepung mereka.
Anak buah Rosetta tentu saja terkejut, ternyata mereka masuk jebakan.
"Bagaimana?"
"Kau menjebak ku? Dasar pecundang! Jika memang kau pria tidak perlu melakukan ini, kita terang-terangan berperang dan siapa yang menang dialah yang akan menjadi penguasa."
Hahahaha.......
Allan tertawa keras. Memang kenapa jika dirinya melakukan hal ini. Di dunia hitam tidak perlu cara licik atau apapun, semuanya sah-sah saja. Jadi jangan salahkan dirinya jika harus menjebak Rosetta dengan cara ini.
"Aku tidak peduli, asalkan bisa mengalahkan musuh dan menguasainya akan aku lakukan." jawab Allan membuat Rosetta geleng-geleng kepala. Ternyata Ketua baru Mafia Marvori adalah orang yang picik dan kejam.
"Baiklah, karena tidak bisa mengelak lagi, akan ku hadapi diri mu,"
Allan mengangkat tangannya dan memberi perintah anak buahnya untuk menghadapi anak buah Rosetta.
"Bunuh mereka semua,"
Anak buah Allan dan Anak buah Rosetta langsung maju dan bertarung, saling menembakkan senjata.
Door....Door....Door....
Rosetta mengepalkan tangan dengan kuat. Kenapa jadi seperti ini? Varen tersenyum menyeringai, ia tahu wanita ini pasti sangat marah, terlihat jelas di wajahnya yang suram dan gelap.
"Tuan, biarkan saya yang menghadapi wanita ini,"
"Tidak, biar aku saja yang menghadapinya. Kau hadapi pria yang itu," tunjuknya pada pria yang berada tak jauh dari Rosetta, sedang melawan Anak buahnya.
"Baik Tuan,"
Varen langsung berjalan ke arah pria itu dan dengan tiba-tiba menyerangnya, menendang punggung membuat pria itu tersungkur.
Bugh..
"Sialan!" Umpatnya kesal dan menatap tajam Varen.
"Lawan mu adalah aku. Ayo kita bertarung dan tentukan siapa pemenangnya."
Pria itu tidak menjawab, namun nafasnya naik turun karena kesal dan marah.
Varen dan pria itu akhirnya bertarung dengan sengit, saling melayangkan tinjuan, tendangan dan serangan benda tajam.
Bugh....Bugh....
Ting...Ting...Ting....
Bunyi senjata tajam saling beradu.
"Sedangkan Allan dan Rosetta saling berhadapan. "Walaupun kau perempuan, aku tidak akan berbelas kasihan pada mu,"
"Cih, kau pikir aku takut dengan mu. Dengan kau menipuku, aku tidak akan segan untuk membunuh mu," jawab Rosetta geram. Sungguh dirinya bodoh sekali bisa percaya dengan Allan. Rosetta yakin Allan sudah menyelidiki semuanya.
Rosetta mengeluarkan pisau melengkungnya, begitu pun dengan Allan. Kemudian mereka maju dan saling menyerang.
Ting.....
Kedua saling mengeluarkan tenaga, menahan pisau yang saling beradu.
Bugh....
Rosetta melayangkan kakinya menendang, namun Allan menahan dengan tangannya membuat kaki itu tidak bernilai melukainya.
"Tenaga mu kurang kuat Ros. Jika hanya seperti ini kau akan dari ku,"
"Sialan!" marah Rosetta karena di remehkan.
Bugh...Bugh...Bugh...
Kaki itu terus menendang dan juga serangan pisau terus melayang, berusaha untuk melukai satu sama lain.
Keduanya bertarung dengan sengit. Baik itu Allan vs Rosetta, Varen dan bawahan Rosetta semuanya berusaha mencapai kemenangan. Tempat itu sangat ramai, suara tembakan dan suara pertarungan benda tajam terdengar nyaring di telinga.
Perlahan satu persatu tumbang. Ada anak buah Allan yang kalah dan ada pula anak buah Rosetta yang kalah. Sedangkan pertarungan Varen dan Allan kini sudah terlihat siapa pemenangnya, ya mereka berdua kini sudah membuat mereka kewalahan.
Rosetta menyeka mulutnya yang terdapat darah. Pukulan Allan membuatnya memuntahkan seteguk darah. Ia menatap Allan penuh kebencian, sedangkan Allan tersenyum menyeringai sambil memainkan pisaunya.
"Kau tidak akan menang melawan ku, Ros. Bermimpilah untuk membunuh ku dan menguasai apa yang ku miliki. Jadi menyerahkan sekarang juga,"
"Aku akui kau sangat kuat. Tapi tidak sedikitpun bagi ku untuk menyerah di tangan musuh. Lebih baik aku mati secara terhormat dari pada mati menjadi pecundang."
"Aku salut dengan keberanian mu, kalau begitu jangan salahkan aku membunuh ku sekarang juga."
Allan maju lebih dulu, menyerangnya. Mengayunkan senjatanya untuk melukai Rosetta.
Craaas....
Satu gorengan berhasil melukai punggung Rosetta. Allan menyeringai, kemudian menyerang lagi.
Bugh....Bugh....
Craaas.....
Argh....
Darah mengalir dari tubuh Rosetta. Beberapa luka terlihat jelas, menganga dengan darah mengalir membasahi tubuh.
Rosetta mendesis merasakan sakit dan perih di tubuhnya. Mungkinkah ini akhir hidupnya. Dirinya tidak terima, apapun yang terjadi ia bersumpah Allan akan merasakan hal yang sama seperti dirinya suatu saat.
Bugh....
Tubuh Rosetta terpental cukup jauh akibat tendangan Allan, membuatnya tersungkur di tanah.
Rosetta tidak sanggup lagi untuk bangkit, matanya sayu menatap langit. Dirinya kalah dari musuh yang ia coba kuasai. Mungkin karena keserakahannya membuatnya harus mengalami kekalahan ini.
Craaas.....
Perlahan mata Rosetta terpejam saat pisau itu dengan melukai lehernya.
"Heh, inilah akibatnya jika kau ingin bermain-main dengan ku," ucap Allan menatap Rosetta yang telah mati.
Setelah berhasil mengalahkan Rosetta, kini Allan resmi mengambil alih kelompok Mafia Cammora, menjadikan mereka bawahannya. Allan memang berniat melakukannya untuk melebarkan sayapnya di dunia gelap. Menjadikan dirinya penguasa segala penguasa.