Sebuah alam yang penuh kekacauan menunggu seorang pemimpin yang di
ramal kan. Dia yang akan terlahir, mencabut segala segel, dan kutukan. Serta segala alam akan terhubung segala dimensi akan tersambung, dia juga termasuk kekasih Sang Pengantar Tulisan, juga sang pewaris empat naga kuno. apa? dia bisa menaklukkan dua alam, yaitu Alam Eheiwha dan Alam Armanaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MAHLEILI YUYI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Bidadari Alam Eheiwha
Lalu dia menuruni tangga dan memegang tangan Admiko.
"Kita telah terlanjur berbuat masalah, kita harus menerus kan masalah ini". Ucap Yuyi tersenyum pada Admiko.
"Aku orang dari selatan". Jawab Admiko terus menatap langit.
"Dari mana pun kamu, siapa pun gadis nya yang kamu cari, anggap itu aku." Ucap Yuyi lagi.
Yuyi seperti orang putus asa dengan masalah nya sekarang ini, seakan Yuyi yang lama telah hilang saat ini, dari tatapan dan senyuman nya, mata nya berkaca-kaca. Kelihatan ada sebuah kerinduan yang membungkus batin Yuyi terhadap Admiko.
"Ingat orang benua Shin Suanshin bagian selatan hanya sampah bagi orang utara, walaupun orang bangsawan selatan sekalipun." Ucap Admiko terus menatap langit.
"Bib, bib, bib, bib, bib". Suara Ponsel Yuyi.
"Papi". Ucap Yuyi dalam hati.
Saat Yuyi dan Admiko berbicara, ponsel Yuyi berdering ternyata panggilan dari papi nya, Yuyi hanya tersenyum menatap layar ponsel nya, berulang kali panggilan yang datang baik dari maminya dan juga dari papinya satu pun tidak dia jawab. Yuyi melihat kearah Hongli dan Hongli pun melihat ke arah Yuyi dengan senyum licik nya.
"Angkat ponsel mu". Ucap Admiko.
"Tidak perlu sebelum masalah kita selesai". Jawab Yuyi sambil tersenyum lembut.
Tapi di wajah cantik Yuyi seperti wajah putus asa dan memilukan, dari tatapan mata nya menyimpan ribuan masalah yang tersimpan di hati nya.
"Yuyi apa kamu ingin durhaka pada orang tua mu, karena laki-laki miskin dan hina ini, di tambah lagi dia dari selatan ini tabu dan aib bagi benua utara". Ucap tante nya lagi.
"Tante jangan ajari aku tentang kebaktian, dari kecil aku belum pernah melanggar aturan terbesar yang di buat Tuan Agung Wuserhu, dan satu lagi benua utara dan selatan sama bagi ku". Jawab Yuyi menatap tante nya.
"Siapa kamu sebenar nya?". Tanya Admiko pada Yuyi.
"Aku seorang wanita yang akan kamu nikahi". Jawab Yuyi tersenyum tulus pada Admiko.
Seandainya para laki-laki utara melihat adegan ini, mereka semua akan menguliti Admiko hanya dengan rasa iri dan dengki. Sebab Admiko selalu mendapat kan senyuman Yuyi, wanita yang di juluki sang bidadari Alam Eihewha, berlian dari utara, mutiara tanah Wuserhu, sang giok agung rambut ratu, kristal mulia dari Lembah lumut, lalu Yuyi menarik Admiko memasuki Bait Dewi Timur.
"Yuyi dengar kan tante, jangan bertindak bodoh, ayah Hongli termasuk orang kepercayaan papi mu!". Ucap Naori dengan teriakan.
Tapi Yuyi tidak mendengar kan tante nya lagi, lalu Mamoru mengikuti mereka dari belakang.
"Aaaaaaaaa!". Teriak Hongli dengan rasa putus asa.
Semua yang di usahakan oleh ayahnya, sejak dari hongli kecil hingga saat ini, hasilnya hanya nol.
"Aku hanya mimpi". Ucap Hongli.
Seakan dia tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi, dan dia terus menampar pipi nya, lalu semua anggota nya memegangi tuan muda mereka, dan lalu meninggal kan tempat itu.
"Jika kalian tidak mau punya masalah, pulang ke lembah lumut sekarang juga!". Ucap Naori kepada seluruh anggota yang melindungi Yuyi.
Tapi semua anggota yang berjumlah ribuan orang itu tidak memiliki lagi harapan hidup, setelah pulang ke negara Wuserhu, mereka yakin di Propinsi Rambut Ratu ada sebuah penjara untuk orang yang gagal melakukan perintah Tuan Broto.
"Tuan Putri Yuyi!!!". Panggil mbak Antum.
Yuyi hanya melihat Antum sekilas dia menggeleng dan terus memasuki Bait Dewi timur.
"Tuhan, demi pohon timur ciptaan mu, demi tempat peribadatan kuno mu, demi gunung buatan mu, demi danau pelangi karya mu, berikan aku seorang anak, yang ku ingin kan hanya kehendak mu yang berlaku, bukan kehendak ku". Antum bersimpuh dan berdoa di halaman bait dewi timur dengan deraian air mata, berdoa dengan sungguh-sungguh.
Sebab dia tidak bisa masuk ke dalam bait, karena suami nya tidak ikut, tapi saat waktu sekarang ini, masa yang sangat mereka tunggu, karena berdoa di dalam bait di saat anugerah turun, permintaan terkabul dengan cepat, tapi apa daya Antum. Suaminya hanya bawahan seseorang, dia menjalan kan tugas.
"Aku tidak punya selera lagi ayo pulang, sebelum aku ketahuan oleh kakak karena tidak bisa menghentikan Yuyi". Ucap Naori menyeret kekasih nya Baihu.
"Tapi bagaimana dengan anugerah itu?". Tanya Baihu.
"Jika kita ketahuan di sini, bukan anugerah yang akan kita dapati tapi bencana". Jawab Naori terus meninggal kan Bait Dewi Timur.
"Kakak mu tidak pernah memarahi mu kan?". Tanya Baihu lagi.
"Aku tidak bisa menjamin, karena Yuyi melanggar aturan terlarang benua utara". Jawab Naori lagi.
Setelah Admiko dan Yuyi memasuki Bait Dewi Timur, mereka terpana dengan luas nya ruangan itu, semua dinding dan tiang-tiang nya berjumlah puluhan ribu, terukir tulisan-tulisan kuno purba setiap ukirannya memancarkan aura yang sangat aneh. Admiko melihat beberapa pasangan orang turun dari tangga memakai jubah hijau dengan pakaian basah.
"Mereka baru di nikahkan di lantai empat". Ucap Mamoru.
Dia membuka suara, memecah keheningan, Admiko dan Yuyi Hanya menatap mereka.
"Ganti pakaian kalian, seperti pakaian mereka". Ucap Mamoru.
Lalu Mamoru memanggil salah satu murid nya.
"Aku siap melakukan segala tugas Tetua". Ucap orang itu membungkukkan badan ke arah Mamoru.
"Antar mereka ke ruang ganti, setelah itu antar mereka ke ruang ku". Ucap Mamoru.
"Dengan besar hati tetua". Jawab murid itu dengan sangat hormat nya.
"Siapa mereka ini, sehingga tetua sendiri yang datang menyambut mereka". Ucap murid itu dalam hati.
Lalu Admiko dan Yuyi berjalan menuju ruang ganti, mereka tidak bicara sedikit pun.
"Pria miskin itu sangat beruntung". Ucap seorang pria pada teman nya.
"Eh, jangan menilai orang dari luar". Jawab seorang wanita.
"Apa wanita itu buta, sehingga tidak bisa membedakan orang-orang sawah dengan orang sungguhan?". Tanya salah satu pria lagi pada teman nya.
"Mungkin laki-laki itu saat mengutarakan isi hati nya, di saat wanita nya kelilipan satu truk pasir". Jawab teman nya.
"Eh, kamu yang buta kali, seorang pun dari kalian tidak bisa menandingi ganteng nya pria itu". Ucap beberapa wanita pengunjung Bait Dewi Timur.
Mereka semua menunduk malu, apa yang di ucapkan para wanita itu benar ada nya.
"Kegantengan nya tidak salah guna". Ucap wanita yang lain nya dengan rasa iri.
Setelah mereka mengganti pakaian, murid tadi langsung mengantar kan mereka ke ruang Mamoru.
"Apa kalian sudah siap?". Tanya Mamoru pada mereka.
Admiko hanya menunduk lalu Yuyi mengangguk.
"Kami sudah siap ketua". Jawab Yuyi.
"Jangan panggil aku ketua panggil aku Mamoru". Ucap Mamoru.
"Maaf, tidak mungkin kami memanggil Tetua dengan nama langsung." Jawab
Bersambung*******