NovelToon NovelToon
Kanza (Bukan Inginku)

Kanza (Bukan Inginku)

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil
Popularitas:52.8k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Kanza Odelia terpaksa meninggalkan kekasihnya Adrian Miguel di altar sebab sehari sebelum pernikahan Kanza kehilangan kesuciannya karena jebakan dari kakak tirinya.

Bukan hanya itu, buah dari jebakan kakak tirinya itu Kanza akhirnya hamil, lalu terusir dari keluarganya sebab telah membuat malu karena hamil di luar nikah.

Kanza kira penderitaannya akan berakhir saat dia keluar dari rumah dan tak berurusan lagi dengan kakak tirinya. Namun sekali lagi Kanza harus berjuang demi bayi yang dia lahirkan yang ternyata tak sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengambil Bill

"Kau bilang Bill anakmu?" Kanza berkata dengan gugup.

Daegan menyeringai. "Haruskah aku membalik pertanyaannya. Kenapa kau menyembunyikannya dariku, Kanza?"

Kanza menegang. "Aku tahu gadis itu kau."

"A-apa maksudmu?" Daegan mendekatkan tubuhnya dan menatap Kanza.

"Masih berusaha menutupinya? Beruntung wajah bayi itu mirip aku, jika tidak entah kapan aku menyadarinya." Daegan menunjuk Bill yang berada di pangkuannya membuat Kanza mengeratkan pelukannya.

Daegan brengsek, 'bayi itu?' Mengakui Bill anaknya tapi menunjuknya seperti itu.

"Perlu aku tunjukkan hasil DNA kami? Aku juga punya rekaman cctv waktu itu. Saat tubuh sempoyonganmu masuk ke kamarku." Daegan menyeringai semakin menyebalkan.

Kanza tak menyangka Daegan tahu secepat itu. Dia bahkan mendapat cctv malam itu. Kenapa tak terpikirkan olehnya jika itu akan terjadi.

"Apa gunanya?" Kanza menatap tajam, tak peduli seringaian di bibir Daegan menghilang menandakan pria itu marah.

"Bill hanya anakku. Tidak peduli siapa ayahnya." Saat ini mereka tiba di pelataran rumah hingga Kanza segera membuka pintu dan memasuki rumah.

Daegan berdecak. "Normalnya orang akan meminta pertanggung jawaban bukan? Tapi kenapa dia malah akan menanggungnya sendiri." Padahal tahu Daegan adalah orang kaya yang jelas akan memberi keuntungan pada Kanza jika dia bertanggungjawab atas bayinya.

Tak mendengar jawaban Tarran Daegan menendang kursi depan membuat Tarran berjengit. "Anda bertanya pada saya, Tuan?"

"Kau pikir aku bertanya pada hantu?"

Tarran mengusap punggung lehernya. "Maaf, Tuan. Jika Nona menginginkan itu mungkin dia tidak akan repot menyembunyikan Tuan Bill sejak awal."

Benar.

"Itu artinya Nona benar-benar tak menginginkan anda Tuan ..." Daegan menatap tajam. "... sebagai ayah bayinya," cicit Tarran di akhir. Terang saja Tuannya itu memiliki ego yang tinggi hingga tidak mungkin ada wanita yang menolaknya. Meski dia tak pernah tertarik pada mereka, maka dari itu dia tak pernah merasakan penolakan.

Namun Kanza, gadis itu sejak awal sudah menolaknya. Dan hanya dalam keadaan terpaksa dia menyerahkan dirinya, itu pun bukan 100 persen keinginannya.

Daegan keluar dari mobil dan melihat punggung Kanza yang pergi ke belakang rumah. Langkah kakinya bahkan sedikit terburu-buru.

Daegan mendengus. "Semakin kau takut semakin aku akan merebutnya." Daegan mengibaskan jasnya lalu menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

....

Kanza membaringkan Bill di ranjangnya, baru setelah itu dia menjatuhkan dirinya di lantai.

Daegan tahu. Pria itu benar-benar tahu.

Sekarang bagaimana?

Kanza menggigit bibirnya gelisah. Melihat tatapan Daegan, tentu saja dia tahu pria itu tak akan melepaskannya sepenuhnya.

....

Pagi hari saat Kanza baru bersiap untuk bekerja, dia justru kedatangan Daegan.

"Ada apa, Tuan?" tanya Kanza saat tiba-tiba pria itu sudah memasuki kamarnya.

"Kau akan pergi?"

"Aku akan bekerja." Kanza belum mengatakannya pada Daegan, tapi untuk apa, bukan urusannya juga.

"Batalkan aku akan membawamu ke suatu tempat."

Kanza mengerutkan keningnya saat Daegan bicara seenaknya. Bagaimana bisa dia membatalkan pekerjaannya saat dengan susah payah dia mendapatkannya.

"Tidak bisa ini hari pertamaku," ucap Kanza acuh.

Daegan berdecak, lalu membuka ponselnya. Tidak tahu menghubungi siapa, Kanza tak peduli, dia hanya melanjutkan dirinya untuk bersiap dan mengambil sepatunya. Namun saat mendengar suara Daegan Kanza tak bisa tak tertegun.

"Katakan padanya untuk membatalkan penerimaan Kanza Odelia."

Kanza menganga tak percaya sepatu yang baru dia ambil jatuh begitu saja di lantai.

"Selesai," ucap Daegan dengan santai. "Sekarang ikuti aku!" pria itu bahkan tak peduli dengan wajahnya yang berubah menjadi jelek dan hanya keluar dari kamar.

Baru mencapai pintu pria itu kembali berbalik. "Oh, ya, bawa anak itu." Tidak sopan. Pria itu lagi- lagi hanya menunjuk Bill dengan tangannya.

...

Kanza tak tahu ini dimana dan rumah siapa, tapi dia hanya menurut dan mengikuti Daegan yang memasuki rumah besar tersebut, hingga dia melihat seorang pria paruh baya yang kelihatannya memang menunggu mereka.

Kanza yang membawa Bill berhenti dan tak berani mendekat. Hingga suara pria tua itu membuyarkan lamunannya.

"Kenapa berhenti disana. Bawa dia kesini!" Kanza tertegun lalu menatap pada Bill, insting perlindungannya beraksi, namun saat melihat sekitarnya dia tidak akan mungkin bisa lari. Banyak penjaga di sekeliling mereka. Saat seperti ini dia justru melihat Daegan yang duduk dengan santai di sofa dan menaikan kakinya di paha dengan menyeringai.

Pria brengsek itu!

Mau tak mau Kanza melangkah pelan dan saat sudah mendekat seorang pelayan mendekat dan mengambil Bill darinya. Kanza menahan pelukannya, namun saat melihat ke arah Daegan dia tak bisa tak melepaskan Bill.

Apa yang akan mereka lakukan. Mereka akan mengambil Bill darinya? Akan dia bunuh Daegan jika berani mengambil Bill darinya.

Kanza masih berdiri kaku, saat pelayan tersebut membawa Bill pada pria tua yang dengan cepat menatap Bill dengan mata menyipit. Kanza meremas tangannya menunggu reaksi apa yang akan di tunjukkan, dan saat pria tua itu tertawa, Kanza tak bisa tak lebih takut lagi.

"Hahahaha ... tidak di sangka aku benar-benar memiliki cucu," ucapnya seperti setengah gila. Sepertinya dia benar-benar senang.

"Jadi?" Daegan bertanya dengan tersenyum kecil.

Pria tua itu mengibaskan tangannya. "Terserah, lakukan apa yang kau mau." Dia bahkan tak melihat pada Daegan dan hanya memperhatikan Bill yang kini ada di pangkuannya.

Kanza menatap Daegan seolah bertanya apa yang akan pria itu lakukan. Namun lagi- lagi pria itu hanya menyeringai.

Saat ini seseorang masuk membuat Kanza mengerjapkan matanya. Deby menatapnya tajam dan tiba-tiba langsung menamparnya.

Plak!

Suara tamparan itu begitu nyaring membuat semua orang menatap ke arah mereka.

Sialan, Kanza merasakan telinganya berdenging saking kuatnya tamparan itu.

"Kau jalang itu?" tuduhnya.

Kanza menatap Daegan dengan tajam. Lihat apa yang pria itu lakukan. Dia sengaja membawanya hanya untuk ini. Menunjukan jika dia simpanannya.

"Kau-" Deby akan kembali melayangkan tangannya, namun gerakannya terhenti saat terdengar suara ketukan tongkat. Tentu saja pelakunya Tuan tua yang belum Kanza ketahui namanya.

"Hentikan," ucapnya pelan namun tegas.

Deby menahan amarahnya lalu menghampiri pria tua itu dengan senyum terkembang di bibirnya.

"Ayah," ucapnya dengan lembut. "Aku akan mengurusnya dengan baik."

Kanza melihat Deby hendak mengambil Bill. Apa maksudnya? Dia akan mengurusnya?

Maksudnya mengambil Bill darinya dan menjadi ibu bagi Bill, begitu?

Kanza mengepalkan tangannya, lalu dengan langkah tegasnya menarik Deby menjauh dari Bill, wanita itu bahkan hampir tersungkur. "Jangan sentuh!" Kanza segera mengambil Bill dari pria tua yang entah memiliki kuasa apa hingga hanya dengan ketukan tongkat saja bisa menghentikan Deby yang akan memukulnya.

Kanza memeluk Bill erat. "Aku tidak tahu apa yang sedang kalian bicarakan. Tapi aku tidak akan membiarkan kalian mengambil Bill dariku. Dia anakku, meski ada benih pria brengsek itu ..." Kanza menunjuk Daegan yang masih duduk dengan tenang.

"... aku dan Bill tidak memiliki urusan apapun dengan kalian." Tatapan Kanza beralih pada Deby. "Mau anak, buat sendiri sana!" Setelah itu Kanza akan pergi. Namun saat ini para penjaga yang sejak tadi mengelilingi ruangan menghadangnya.

Tubuh Kanza bergetar. Namun dia tidak akan menyerah meski dia harus mati dia tidak akan menyerahkan Bill pada mereka.

Kanza menoleh pada Daegan dengan tatapan tajam, hingga para penjaga itu menyingkir saat pria tua itu memberi isyarat.

Kanza melangkah keluar dengan nafas terengah-engah. Dadanya naik turun karena menahan amarah. Daegan sialan membawanya kesana hanya untuk mengambil Bill darinya, tidak akan dia biarkan. Meskipun pria itu ayahnya, tidak akan berarti apa- apa. Selama ini yang berjuang adalah dirinya.

Kanza pergi tanpa menoleh dari rumah besar itu. Bila perlu sekarang juga dia akan pergi dari rumah Daegan. Tak peduli kontrak sialan itu. Dia hanya akan membawa Bill pergi dari orang-orang gila itu.

1
Adinda
Pergi jauh khanza jangan pernah berhubungan sama daegan dan keluarganya semoga kanza mendapatkan jodoh yang lebih dari daegan
Daneen
Semoga berhasil kabur kanzaaa
Rahmawati
bagus bgt
Rahmawati
semoga pelarian kanza berhasil
Miu Miu 🍄🐰
takut bgt rencana Kanza GK berhasil
Rahmawati
kasian kanza kl cuma jd pemuas nafsu daegan
Rahmawati
baru aja minta kembali, skrg malah menghina kanza lagi
kalea rizuky
good luck moga bisa bebas dr degan ijo
LB
semoga berhasil kanza 💪.
tinggalkan mereka, jangan mau status mu hanya simpanan bayaran daegan,dia masihlah lelaki beristri.siapa tau istrinya berbuat nekad padamu dan bill.
Adrian pula, tinggal kan dia dengan segunung penyesalan karena kebodohannya.
Rahmawati
lah daegan juga ikut pulang, bukannya pestanya blm selesai ya
Rahmawati
datang aja kanza toh km jg di undang, dandan yg cantik
Rahmawati
itu juga anakmu woi
Rahmawati
nah kan bener dugaanku, daegan ayah calon bayi kanza
Rahmawati
jangan jangan pria yg tidur dengan kanza itu daegan
Rahmawati
bagus kanza harus ada pertukaran untuk tanda tangan itu
Rahmawati
penasaran sm tuan daegan
Rahmawati
gitu dong kanza, km. harus berani melawan
Rahmawati
kanda buktikan kl km bisa bahagia tanpa mereka
Rahmawati
knp bapaknya lebih percaya sm anak tirainya
LB
rasanya tidak adil untuk kanza,
jadi pel*cur bayaran daegan untuk kesembuhan anak kandung daegan sendiri . kalau sama2 tidak tau ,hal itu sih lumrah aja , tapi ini sama2 sudah tau, rasanya itu aneh gitu . apa daegan menikmati kegiatan itu, kegiatan dimana kanza membayar dengan tubuhnya untuk nyawa putra kandungnya sendiri.jika begitu, daegan memang tidak berhak atas bill.
Saadah Rangkuti: benar banget...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!