NovelToon NovelToon
High School Iyuna

High School Iyuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Menjadi NPC / Romansa
Popularitas:883
Nilai: 5
Nama Author: Anggara The Blukutuk³

Setelah berhasil kabur dari Ayah angkatnya, Iyuna Marge memutuskan untuk bersekolah di sekolah elite school of all things Dengan Bantuan Pak kepala yayasan. Ia dengan sengaja mengatur nilainya menjadi 50 lalu mendapat kelas F. Di kelas F ia berusaha untuk tidak terlihat mencolok, ia bertemu dengan Eid dan mencoba untuk memerasnya. Begitu juga beberapa siswa lainnya yang memiliki masa lalu kelam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggara The Blukutuk³, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Iyuna yang malang

Selagi mereka asik berkencan kesana kemari, mari kita ke flashback masa kecil Iyuna Marge.

(Flashback On):

"bagaimana ini?" Ucap Seorang wanita, ia adalah ibu Iyuna yang tidak diketahui namanya. Wanita itu mondar-mandir dengan gelisah, jemarinya meremas-remas ujung bajunya yang kusut.

"sudah kubilangkan? Aborsi saja!" Ucap Seorang pria, ia adalah Ayah kandung Iyuna. Dagunya terangkat angkuh, tangannya mengepal keras hingga kuku-kuku jarinya memutih. Mereka saat ini sedang berdebat di lorong sepi, suara mereka bergema di dinding-dinding yang lembab.

Benar, Iyuna adalah anak yang lahir dari persilangan diluar nikah. Mungkin kalian bisa menyebutnya anak haram atau sejenisnya. Namun, Iyuna hidup sampai sekarang tanpa mengetahui fakta itu. Karena Ayah angkatnya bilang kalau dia dijual oleh orang tua kandungnya.

Tiba tiba, seorang pria datang kepada mereka dari lorong yang gelap dengan langkah berat, mengetuk-ngetukkan sepatunya ke lantai yang kotor. "Kurasa, aku bisa membantu kalian" Ucapnya, menyeringai tipis.

"apa? Siapa kau?" Ucap Ayah Iyuna, melihat pria tinggi berjas hitam dengan rambut putih yang misterius. Matanya menyipit curiga, tubuhnya secara naluriah melangkah mundur.

"berikan bayinya kepadaku" Ucap Pria itu, namanya Layze Marge. Benar, dia adalah ayah angkat Iyuna. Mata tajamnya menatap lurus, jemarinya mengetuk-ngetuk pelan sisi pahanya.

"Kau gila? Membayar biaya persalinan saja kami tidak mungkin bisa!" Bentak Ayah Iyuna, meludah ke samping dengan kasar.

"Aku yang akan mendanai biaya persilangannya. Namun, kalian harus menyerahkan bayi itu kepadaku dan aku juga akan tutup mulut tentang perbuatan kalian, jadi tenang saja" Ucap Layze, mengeluarkan sebuah amplop tebal dari dalam jasnya dan mengayun-ayunkannya di udara.

"tunggu, benarkah?" Tanya Ayah Iyuna ragu, matanya terpaku pada amplop yang bergerak-gerak di tangan Layze.

"Tentu, mengapa tidak?" Jawab Layze, senyum dingin tersungging di wajahnya yang kaku.

"Mengapa kau begitu menginginkan bayiku? Dia anak haram" Sahut ibu Iyuna, mengelus perutnya.

"Sudahlah, kalian mau atau tidak?" Tegas Layze sekali lagi, menyodorkan amplop uang itu lebih dekat.

"Baiklah baiklah, kami mau!" Sahut Ayah Iyuna, menyambar amplop dengan gerakan cepat dan rakus.

Kemudian, delapan bulan setelahnya...

Ibu Iyuna selesai lahiran, bernapas tersengal di ranjang rumah sakit. Keringat membasahi seluruh tubuhnya. Dan sesuai kesepakatan, Layze Marge membawa bayi itu ke kediamannya, menggendongnya dengan hati-hati namun tanpa kelembutan. Layze Marge adalah orang kaya. Namun, ia tidak memiliki istri, ia memiliki banyak pelayan dan bawahan, berjalan mondar-mandir mengikuti perintahnya dengan patuh. Bisa dibilang Layze Marge adalah salah satu orang berpengaruh di kota Surabaya. Ia juga merupakan kepala sekolah SMP swasta di sana, berjalan dengan dagu terangkat di koridor-koridor sekolah. Selain sebagai kepala sekolah, ia juga memiliki banyak perusahaan, menandatangani berkas-berkas penting setiap harinya.

Setelahnya, Iyuna tumbuh tanpa pernah menyusu ke seorang wanita. Ia hanya meminum susu bubuk instan yang biasa ada di warung, meneguknya dengan lahap meski rasanya tidak selalu enak. Setelah usianya 4 tahun, Iyuna sudah lancar berbicara, bahkan sudah bisa berpikir hingga berhitung, jemari kecilnya bergerak-gerak menghitung angka.

"cepat lakukan, hafal semua itu dalam pikiranmu!" Bentak Layze ke Iyuna yang terduduk di lantai, tubuhnya meringkuk ketakutan. Sembari melemparkan sebuah buku ke arah Iyuna, sampulnya melayang dan mendarat dengan keras di lantai.

Iyuna hanya terdiam, "b-baik". Bibirnya bergetar pelan. Saat ini, usianya sudah 4 tahun.

Kehidupan Iyuna terus seperti itu, tanpa campur tangan dunia luar. Benar, Iyuna tidak pernah keluar dari kamar terkunci Layze yang bahkan tidak memiliki jendela, hanya menatap dinding-dinding kosong sepanjang hari.

Ia bahkan tidak diberi pakaian oleh Layze membuatnya telanjang sepanjang hari, kedinginan di ruangan terkunci itu. Tubuh kecilnya meringkuk mencari kehangatan. Hanya ada lantai,sebotol air, buku, dan alat tulis. Layze hanya masuk saat memberi Iyuna makan dan mengisi botol minum Iyuna, melemparkan makanan ke lantai seolah memberi makan binatang.

Suatu saat, ketika Iyuna sudah menginjak usia 11 tahun. Seseorang membuka pintu itu, dan itu bukanlah Layze. "hei kau!" Ucap seorang anak laki laki, ia tampak seumuran dengan Iyuna dengan rambut berwarna hitam agak kecoklatan, terengah-engah setelah berlari.

Iyuna mengangkat kepalanya, matanya menyipit karena cahaya yang masuk. "Kau? Siapa?" Tanya Iyuna, suaranya serak karena jarang digunakan.

"Aku akan mengeluarkanmu dari sana" Ucap Anak laki laki itu, ia lalu masuk ke ruangan Iyuna dan memberinya sebuah handuk, mengulurkannya dengan tangan yang sedikit bergetar.

"ini, pakai ini" Ucapnya, lalu memberi Iyuna handuk, matanya melihat ke arah lain memberikan privasi.

Iyuna kemudian menerima handuk itu lalu melilitkannya ke tubuhnya yang telanjang, jari-jarinya yang kurus mencengkeram erat kain itu. Anak laki laki itu kemudian menarik tangan Iyuna dan berlari membawanya keluar, langkah kakinya cepat dan terburu-buru.

"tu-tunggu" Ucap Iyuna, langkahnya terseret, kakinya yang lemah hampir tersandung.

Mereka kemudian keluar dari kediaman Layze yang besar dan megah, lalu berlari entah kemana di jalanan yang tak dikenal Iyuna. Mereka saat ini berada di kota, dikelilingi bangunan-bangunan tinggi dan lalu lalang kendaraan. Iyuna menarik tangannya, "Kau, siapa? Mengapa kau mengeluarkanku?" Tanyanya, matanya membulat penasaran.

"oh iya, aku Anggara" Ucap anak laki laki itu, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku adalah salah satu anak angkat Layze, ia mencari seorang bayi yang 'tidak diinginkan' oleh orang tuanya, lalu mengasuh mereka dan memaksa mereka menjadi sebuah produk berkualitas. Hingga nantinya, Layze bisa menjual mereka dengan harga mahal" Ucap Anggara, napasnya masih terengah dari berlari.

"begitu yah"

"begitu yah!" Ucap Iyuna saat itu, nadanya meninggi, tangannya mengepal di sisi tubuhnya.

Ia kemudian meraih tangan Anggara, "Terima kasih!" Ucapnya, matanya berbinar, air mata haru menggenang di sudut matanya.

Anggara hanya membalasnya dengan senyuman kecil, mengangguk pelan. Mereka lalu menghabiskan waktu di sebuah lorong, Mereka berjalan kemari tanpa tujuan, sesekali bersembunyi di balik tembok ketika mendengar suara. Hingga berhari hari berlalu, mereka saat ini sedang dalam pelarian, tidur bergantian dan mencari makanan dari sisa.

"itu mereka!" Teriak bawahan Layze yang saat itu mencari Anggara dan Iyuna, jarinya menunjuk dengan tegas, salah satunya melihat Iyuna yang sedang berjalan santai.

Iyuna kaget, matanya membelalak lebar, lalu berlari cepat di keramaian, menyenggol beberapa orang dalam prosesnya. Bawahan Layze terus mengejar, menabrak siapapun yang menghalangi jalan mereka.

Hingga akhirnya, "kemari!" Teriak Anggara, membuka sebuah pintu dengan tendangan keras.

Iyuna langsung berlari kesana dan masuk ke dalam, napasnya terengah-engah, sementara Anggara menutup pintunya dengan cepat, mendorongnya dengan seluruh berat tubuhnya.

"apa kau baik baik saja? Iyuna?" Tanya Anggara khawatir, tangannya memeriksa lengan dan wajah Iyuna mencari luka.

"aku-aku baik baik saja" Jawab Iyuna gelisah, menggigit bibirnya yang bergetar.

"aku akan mengecek keluar" Ucap Anggara, lalu membuka pintunya pelan pelan, mengintip dengan hati-hati.

"duar⁴" suara tembakan dan hujan peluru menembus tubuh Anggara, darahnya terciprat ke wajah Iyuna, hangat dan lengket. Mata Iyuna membulat, "He?" Gumamnya, terpaku di tempatnya.

Tubuh Anggara kemudian jatuh ke genggaman Iyuna, tubuhnya terkulai lemas seperti boneka. "Anggara? Anggara? Kau kenapa?" Tanya Iyuna gelisah, air matanya menetes ke pipi, tangannya mengusap wajah Anggara yang semakin pucat.

Bawahan bawahan Layze yang lain mengitari Iyuna dan menodongkan pistol mereka, moncong senjata mereka berkilat di bawah cahaya. Anggara mengusap pipi Iyuna lembut, jemarinya yang berlumuran darah meninggalkan jejak merah di kulit putih Iyuna. "I-yu-na, ja-ngan menangis" Ucapnya sekarat, napasnya terputus-putus.

"Kau? Kau kenapa? Apa kau sakit? Jika iya, aku akan mengobatimu!" Ucap Iyuna gelisah, air matanya semakin deras, menggendong tubuh Anggara yang berdarah, memeluknya erat seolah bisa menahan nyawa yang perlahan meninggalkan tubuh itu.

"ti-da-k" Ucap Anggara memegang tangan Iyuna, jemarinya gemetar lemah menggapai, sebelum akhirnya ia menutup matanya, kepalanya terkulai ke samping.

"Anggara? Anggara? Berbicaralah padaku! Kumohon!" Teriak Iyuna gelisah, menggoyangkan tubuh Anggara yang kaku, menampar pipinya pelan berharap ia akan bangun.

"Anggara? Plis! Apa kita? Akan? Berpisah-disini?" Ucap Iyuna sedih, suaranya pecah oleh isakan, air mata dan darah bercampur di wajahnya.

"Anggaraaaa!" teriaknya pilu, memeluk tubuh Anggara yang sudah tak bernyawa, terisak keras di dadanya yang tak lagi bergerak naik turun.

1
Jumpri Cry
lanjut
SukiDenial
Mcnya keren. Dan ada banyak fanservicenya😍. Iyuna itu waifu ku banget titik🤬
Dimas Saputra
lanjut thor, dan Saling suport
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!