Diva seorang siswa yang dikenal Bodoh sehingga sering tidak naik kelas. Dia terpaksa harus pindah sekolah agar bisa naik kelas. Berharap menjadi lebih baik di sekolah yang baru, Diva justru malah berubah menjadi seorang siswa yang tomboi dan garang.
Bersama dua orang berandals di sekolahnya Diva berhasil merubah hidupnya menjadi lebih menyenangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diva Twenty
Seorang siswa yang mengamati gerak-gerik Ricky segera mengambil ponselnya dan melaporkan apa yang terjadi dengan Ricky.
"Seorang siswi bernama Diva menghajarnya hingga Tuan Muda lebam,"
"Lagi-lagi gadis itu berulah lagi, kenapa Ricky selalu kalah darinya. Apa dia seorang jagoan di sana?" tanya Herly dari ujung telpon
"Dari informasi yang saya dengan Diva bukan seorang preman di sekolah, mungkin dia menghajarnya karena shock saja saat Tuan muda tiba-tiba memeluknya,"
"Tetap saja aku tidak bisa membiarkan siapapun melukai penerus Dark Samus," jawab Herly
"Baik Tuan,"
Herly kemudian memanggil Gandhi.
"Datanglah ke SMA tempat Ricky belajar dan beri pelajaran kepada gadis bernama Diva," tukas Herly
"Apa tidak berlebihan jika kita memberikan pelajaran kepada seorang anak perempuan dengan membawa satu kompi pasukan?" jawab Gandhi
"Tentu saja tidak masalah, lagipula aku ingin memberitahu kepada semua siswa di sana jika mereka tak bisa bersikap kurang ajar kepada putraku,"
Gandhi tak bisa menolak perintah Bosnya. Ia pun segera bergegas pergi menuju ke sekolah Ricky.
Setibanya di sana ia kemudian meminta anak buahnya untuk menunggunya di gerbang sedangkan ia bergegas masuk dengan alasan menemui kepala sekolah.
Ia berputar-putar mencari keberadaan Diva namun tak bertemu dengannya.
"Dimana dia?, apa dia sudah pulang?"
Saat Gandhi hendak menghampiri anak buahnya ia menghentikan langkahnya saat melihat Diva tengah bersembunyi di balik tembok.
"Sebaiknya kau pergi dari sini!" ucap Gandhi menarik lengannya
"Kenapa, kau ingin menyelamatkan aku. Bukankah harusnya kau membawaku?" tanya Diva
"Bukankah sudah aku bilang jangan pernah menggunakan kekerasan di sekolahan. Lebih baik kau menonjol di bidang akademik daripada kekerasan. Jadilah wanita yang feminim agar ibumu bangga padamu. Satu lagi, jangan berurusan dengan Ricky jika kau tak mau mendapatkan masalah," tutur Gandhi
"Kenapa kau begitu peduli padaku. Jangan bilang kalau kau sebenarnya adalah ayahku!" celetuk Diva dengan nada kesal dan meninggalkan pria itu
Gandhi hanya menghela nafas melihat kepergiannya. Ia buru-buru menghampiri anak buahnya dan meminta mereka pergi.
Tidak lama Ricky menghampirinya, "Katakan siapa yang mengadu kepada ayahku!" seru Ricky
"Maaf Tuan aku tidak tahu, aku hanya menjalankan perintah dari ayah anda," jawab Gandhi
"Apa kau sudah memberi pelajaran kepada gadis itu?" tanya Ricky dengan nada khawatir
"Seperti yang anda lihat, aku sudah membereskannya," jawab Gandhi
Ricky yang kesal setelah mendengar jawaban Gandhi seger pergi meninggalkannya.
Ia berlari kearah halte bus untuk mengetahui bagaimana kondisi Diva.
Namun sayangnya setiba di halte, Diva sudah naik bus sekolah sehingga ia tak bisa mengejarnya.
Keesokan harinya Ricky sengaja berdiri di depan gerbang untuk menunggu Diva.
Akan tetapi hingga bel sekolah berdering gadis itu tak kelihatan batang hidungnya. Ternyata hari itu Diva tidak masuk sekolah karena sakit.
Tentu saja hal itu membuat Ricky semakin khawatir.
"Apa dia sakit karena di pukuli oleh mereka!" pikirnya sambil membayangkan Diva dipukuli oleh Gandhi dan anak buahnya.
"Kasian sekali dia, pasti sekarang ia sedang kesakitan,"
Ricky mencoba mencari tahu alamat rumah Diva dari wali kelasnya.
"Terimakasih banyak pak, aku harap bapak merahasiakan ini dari siswa siapapun," ucap Ricky
"Siap," jawab Haris mengerlingkan matanya
Sepulang sekolah Ricky sengaja mampir ke toko buah untuk membeli bingkisan untuk Diva.
Setelah membeli satu paket parsel buah ia pun segera melesat pergi menuju rumah Diva.
Setibanya di rumah Diva ia langsung memutar balikkan sepeda motornya saat melihat Dru dan Hara di depan pintu rumah Diva.
"Sial, kenapa bisa bareng sih. Untung saja mereka gak lihat gue!" tukas Ricky terus memperhatikan keduanya dari kejauhan.
Tidak lama Diva keluar menyambut keduanya dengan memakai helm.
"Astaga!" celetuk Ricky begitu terkejut melihat Diva menggunakan helm.
"Apa luka di wajahnya begitu parah hingga ia harus menutupi wajahnya dengan helm. Apa aku perlu membawakan skincare mahal untuk mengembalikan mukanya jadi cantik lagi. Atau aku bawa saja ia ke klinik kecantikan!" ucap Ricky tampak begitu khawatir
"Ah, kenapa aku jadi panik gini. Padahal bukan salah gue juga kalau dia sampai babak belur. Tapi tetap saja kalau aku tak menyentuh...." Ricky kembali bergidik saat mengingat detik-detik Diva menghajarnya.
*Kediaman Diva
"Ish kenapa mukamu ditutupi helm segala sih, memangnya kamu kenapa?" tanya Dru
"Oh ini karena aku lagi goreng ikan. Karena aku takut kena minyak panas makanya aku melindungi wajahku yang berharga dengan helm ini," jawab Diva sumringah
"Astaghfirullah, kirain kenapa, ternyata hanya takut minyak gengs!" cibir Dru kemudian terkekeh menertawakannya
"Sebenarnya ada cara mudah jika kamu gak mau kena minyak panas saat menggoreng ikan," ucap Hara
"Gimana caranya?" tanya Diva antusias
"Sini-sini aku kasih tahu," jawab Dru
Ia kemudian mempersilakan Hara untuk memberitahu caranya. Hara yang masih melihat Diva menggunakan helm kemudian melepaskannya.
"Terimakasih cinta," ucap Diva seketika membuat Dru langsung mencebikan bibirnya.
"Selalu saja begitu," cibir Dru
"Jangan jelous dong Dru, kalian berdua kan kesayangan aku," jawab Diva kemudian merangkul keduanya
Hara kemudian menyalakan kompor dan menaburi terigu di wajah yang sudah terisi minyak.
Ia kemudian memasukkan sisa ikan yang belum digoreng oleh Diva.
*Sreng, sreng!!
"Gimana, mudah kan?" tanya Hara
"Iya ih, kok lo jago masak si Har?" tanya Diva
"Itu karena sejak kecil sudah ditinggal ibuku, jadi aku harus hidup mandiri agar bisa bertahan hidup. Termasuk masak sendiri karena aku tak punya uang untuk beli makanan jadi," kenang Dru
"Kita senasib Har, soalnya walaupun nyokap gue dulu masih ada tapi karena ia jarang di rumah makanya aku lebih sering masak sendiri. Tapi bedanya aku lebih sering masak mie rebus daripada makanan lain," jawab Diva
"Sudah kuduga," sahut Dru
"Kenapa kamu gak beli aja Div?" tanya Dru
"Males, warung jauh di sini," jawab Diva
"Oh gitu, karena makanan sudah matang, boleh dong kita makan di sini?" tanya Dru
"Tentu saja, kuy makan bareng biar makin enak!" seru Diva kemudian mengajak kedua sahabatnya ke meja makan.
Sementara Cukupkah itu Ricky sudah terlalu lama menunggu hingga akhirnya memilih meletakan parsel buah yang dibawanya di depan pintu rumah Diva.
Selesai makan Dru dan Hara pun pamit pulang. Ketiganya tampak terkejut saat melihat parsel buah di depan pintu.
"Wah ada kiriman buah," ucap Dru kemudian mengambil parsel buah itu.
"Tidak ada nama pengirimnya, hanya ada ucapan semoga cepat sembuh, kalau perlu skincare tinggal ngomong aja?" Dru mengerutkan keningnya saat membaca pesan tersebut
"Skincare??" ucap Diva tampak kaget
"Sepertinya kamu punya pengagum rahasia sampai menawari skincare segala. Hati-hati Div," bisik Dru
"Mungkin saja ini di kirim oleh keluarga mu?" tukas Hara berusaha menenangkan Diva yang mulai panik saat Dru mengatakan tentang pengagum rahasia.
"Satu-satunya keluarga ku hanya Om Sammy, tapi mereka sudah pindah ke luar negeri. Apa mungkin pria itu?" Diva kemudian mengutarakan pandangannya ke sekitar rumahnya untuk mencari sosok pemberi parsel.
Namun ia tak mengendus jejak sang pengirim rahasia tersebut. Diva yakin jika buah itu dikirim oleh Gandhi, karena hanya dia yang paling peduli dengannya saat ini. Kiriman parsel itu semakin meyakinkan asumsinya jika pria itu adalah ayah kandungnya yang selama ini ia cari.
Diva kemudian membagi buah itu dengan teman-temannya dan bergegas masuk ke dalam rumahnya.
"Apa wajahku bermasalah sampai ia menyuruhku memakai skincare??. Ah ada-ada saja si Om Gandhi!" celoteh Diva
********
*Kriiingg!!!
Diva segera mengencangkan tali sepatunya saat mendengar bell masuk berbunyi. Ia tak lupa memakai penutup kepala Hodienya dan berlari kencang agar bisa melompati pintu pagar sekolah yang sudah di tutup.
Ricky terkesiap saat melihat seorang siswa perempuan melompati pintu pagar sekolah.
*Bruugghhh!!
Diva segera bangun dan berlari menuju ke kelas.
"Wah keren sekali, aku baru tahu kalau di sekolah ini ada wonderwoman!" seru Ricky tersenyum menatap kepergian Diva.
hara kemana ya 🤔🤔🤔