Mawar. Gadis yang sengaja diberikan kepada orang lain oleh kedua orang tuanya hanya karena terlahir sebagai anak perempuan, tiba-tiba dijemput kembali oleh orang tuanya setelah dua puluh tahun hidup tenang bersama orang tua angkat nya dan dipaksa menikah dengan calon suami kakaknya.
"Kamu harus menikah dengan Abymana menggantikan posisi kakakmu," ucap Mahendra setelah tiba di rumahnya.
"Jadi, Anda menjemputku hanya untuk ini? Ternyata kalian orang tua yang tidak punya hati," ucap Mawar.
Plak!
Marisa menampar Mawar dengan keras.
"Turuti apa yang kami minta atau kamu tidak akan pernah melihat dunia ini lagi!" tegas Marisa.
Bagaimanakah kehidupan Mawar setelah menikah dengan Aby?
Apakah Aby akan menerima Mawar sebagai istrinya atau justru mengabaikan Mawar dan memilih tetap mengejar Jingga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lena Laiha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
Bukannya mengambil dompet dan ponselnya, Mawar malah mengambil parfum lalu menyemprotkannya pada mata laki-laki itu.
Sontak laki-laki itu mengerang karena panas dan pedih dimatanya. Laki-laki itu pun melepaskan pisau yang dipegangnya.
"Ayo kita beri mereka pelajaran," ucap Mawar sembari menepuk punggung Frans.
Frans dan dua rekannya pun mulai melawan mereka yang jumlahnya lebih banyak darinya.
"Ga cepat selamatkan gadis itu," ucap Aby sembari berlari ke arah berlawanan dengan gadis yang tengah ditodongkan pisau oleh penjahat lainnya!
Keributan didalam restoran itupun tak dapat terhindarkan. Mereka berusaha menyelamatkan semua orang yang disandera didalam sana.
"Tolong, jangan lukai anak saya." Perempuan itu menangis memohon agar pelaku perampokan itu tidak menyentuh buah hatinya yang masih kecil.
Dengan tiba-tiba, Aby memukul punggung laki-laki itu lalu menarik bocah kecil itu setelah mendapatkan kesempatan bagus!
"Kurang ajar, rupanya kalian mau bermain-main dengan kami!" seru seorang laki-laki yang sudah menggendong tas punggung berisi uang yang mereka ambil dari kasir.
"Salman! Di belakangmu!" seru Joe.
Salman segera membungkuk sembari bergeser ke samping dengan gerakan cepat! Setelah berhasil menghindari pisau yang hampir menancap di punggungnya, Salman langsung menendang kaki si penjahat hingga penjahat itu terjatuh tersungkur ke lantai.
"Terimakasih Joe." Salman tersenyum pada rekannya itu.
"Gadis manis, rupanya kamu ingin bermain dengan kami. Bagaimana kalau kita bermain di atas ranjang saja? Pasti lebih mengasyikkan."
"Kamu benar Ben, kalau bermain di atas ranjang pasti lebih seru."
"Kurang ajar kalian." Mawar mengepalkan tangannya dengan giginya yang sudah beradu kencang hingga mengeluarkan suara gemeltuk giginya yang beradu.
Dua laki-laki yang berdiri masing-masing di samping kiri dan kanan Mawar itu tertawa melihat Mawar yang marah.
Tanpa berlama-lama, Mawar memutar tubuhnya dan menyerang mereka dengan kakinya!
Dua laki-laki itu langsung terjatuh namun sedetik kemudian kembali berdiri, mereka pun menyerang Mawar secara bersama-sama!
"Kalian pikir kalian siapa hah!"
Mawar memberi bogem tepat di bibir salah satu laki-laki yang berkata tak pantas padanya!
Satu orang berhasil memukul punggung Mawar dengan sebilah kayu hingga membuat Mawar merunduk sembari memenangi punggungnya.
"Mawar!" Aby berlari menghampiri Mawar yang sudah duduk di lantai.
Perhatian Aby terus pada Mawar, saat itulah penjahat itu menjadikan kesempatannya untuk menyerang Aby.
Mawar yang melihat itu pun langsung melepas sepatunya lalu melemparkannya tepat mengenai tangan sang penjahat yang hampir menusuk punggung Aby dengan pisau.
Mawar yang masih merasakan sakit akibat kena pukulan pun langsung bangkit dan menyerang mereka lagi!
"Dirga! Pukul bagian lehernya!" seru Mawar pada Dirga yang saat itu terlihat sudah kewalahan menghadapi dua penjahat.
Tak disangka ternyata penjahat itu sudah melakukan pengepungan di restoran itu, jumlah mereka juga lebih dari sepuluh orang. Mereka adalah kelompok penjahat yang terkenal sadis yang tak segan untuk melukai korbannya.
"Mawar, ini terlalu bahaya. Mereka terlalu banyak jumlahnya dari kita," ucap Aby.
"Aku tidak mau menyerah. Keselamatan mereka akan terancam!" Mei membuka ikat pinggang Aby dengan paksa hingga membuat laki-laki itu tidak mengerti dengan apa yang sedang dilakukan oleh Mawar padanya.
"Mawar, kamu mau apa?"
"Diamlah, aku butuh senjata."
Setelah mendapatkan ikat pinggang milik sang suami. Mawar pun mulai mengeluarkan semua kemampuannya untuk menyelamatkan orang-orang yang ada di dalam sana!
Satu persatu penjahat itu disabetnya dengan kepala ikat pinggang yang terbuat dari besi hingga menyebabkan luka berdarah pada siapapun yang terkena sabetan itu!
"Astaga ternyata dia sangat kejam bahkan terbilang ganas," gumam Aby yang saat itu hanya diam sembari memandangi Mawar yang sedang beraksi.
Setiap gerakan Mawar yang lincah dan sangat cepat membuat Abymana takjub dan melupakan sekitarnya.
"Jangan diam saja, mereka terus bertambah," ucap Dirga pada Aby.
Aby tersadar lalu langsung menyerang mereka.
Tanpa mereka semua tahu, ada seorang pengunjung yang melakukan siaran langsung di sana hingga kejadian didalam sana banyak ditonton oleh banyak orang, kebetulan pengunjung itu memiliki folowers yang banyak karena dia adalah seorang artis tiktok yang namanya banyak dikenal masyarakat.
**********
"Mama!" Teriakan Nasya membuat Ratu dan Randy terkejut.
Mereka langsung berlari menghampiri Nasya yang saat itu sedang bersantai di samping kolam renang yang ada di samping rumahnya!
"Ada apa Nasya? Kamu kenapa?" tanya Ratu sembari berlari ke arah Nasya.
"Ma-Ma-Ma! Lihat ini lihat Ma, Pa!" Nasya terlihat panik sembari memperlihatkan video yang sedang ditontonnya.
"Apa yang kamu lihat sampai kamu seperti ini?" ucap Randy sembari menatap layar ponsel Nasya.
"Itu Aby, Pa." Ratu langsung panik dan khawatir.
"Lihat kak Mawar, Ma."
"Ya ampun, mereka dimana? Ma ayo kita samperin mereka." Randy yang takut anak-anaknya kenapa-napa langsung mengajak sang istri menyusul mereka ke tempat terjadinya perampokan itu!
"Aku ikut, ini di restoran xxx." Nasya langsung antusias untuk ikut serta dengan orang tuanya.
Mereka pun langsung berlari keluar dari rumah untuk segera pergi!
Setelah mengendara selama satu jam lebih akhirnya mereka sudah tiba di depan restoran itu.
Terlihat sudah berjejer mobil polisi dengan perlengkapan lengkap. Mereka turun dari mobilnya dan berjalan melewati orang-orang yang tengah menonton, ingin tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah menerima laporan warga yang melihat video siaran langsung itu, Polisi pun langsung bergerak ke tempat yang dimaksud dan mereka pun saat ini sudah mengepung restoran itu.
"Pak, Bu, dilarang masuk. Polisi sedang bertugas," ucap seorang Polisi yang berada di luar.
"Pak, anak saya ada di dalam," ucap Ratu.
"Kami akan melakukan yang terbaik. Ibu dan Bapak tolong tunggu di sini saja."
Beberapa orang yang berdiri di samping Ratu dan Randy menangis karena anaknya yang masih gadis disandera di sana juga.
Tak lama gerombolan penjahat itu keluar dengan tangan yang sudah diborgol oleh Polisi, mereka digiring ke mobil polisi untuk selanjutnya dibawa ke kantor Polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
Aby, Mawar, Dirga dan tiga bodyguardnya keluar dari restoran itu dengan keadaan selamat dan hanya menderita luka ringan saja.
"Kami sangat berterimakasih atas keberanian kalian melawan komplotan perampok ini, mereka sudah lama menjadi buronan kami karena keberanian kalian akhirnya kami bisa meringkus mereka," ucap seorang komandan Polisi yang bertugas menangkap mereka.
"Sama-sama Pak, terimakasih sudah datang tepat waktu," ucap Abymana.
"Tuan Muda! Tuan Muda! You is the beast!" teriak seorang gadis yang mengerumuni tempat itu karena ingin tahu dengan apa yang terjadi di sana.
Abymana tersenyum ke arah gadis itu, sontak beberapa anak muda yang juga ada di sana menjerit histeris melihat tatapan Aby yang tajam dengan senyuman manis di bibirnya.
"Wah kayaknya bakalan banyak penggemar pendatang baru nih," gumam Dirga.
"Aby, ya Allah, kamu gak apa-apa sayang?" ucap Ratu yang sedari tadi ingin bertemu dengan Aby.
"Kak Mawar! Aksi kakak, amazing banget," ucap Nasya sembari mengacungkan kedua jempol tangannya.
Senyum gembira terukir dengan jelas di bibir gadis berusia tujuh belas tahun itu.
Bersambung