NovelToon NovelToon
KINASIH (Babak Pertama)

KINASIH (Babak Pertama)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Persahabatan / Dunia Hybrid
Popularitas:397
Nilai: 5
Nama Author: Rona Aksara

Perlu waktu lama untuknya menyadari semua hal-hal yang terjadi dalam hidupnya.
suka, duka, mistis, magis, dan diluar nalar terjadi pada tubuh kecilnya.
ini bukan tentang perjalanan yang biasa, inilah petualangan fantastis seorang anak berusia 12 tahun, ya dia KINASIH.

Pernah kepikiran engga kalau kalian tiba-tiba diseret masuk ke dunia fantasi?
kalau belum, mari ikuti petualangan kinasih dan rasakan keseruan-keseruan di dunia fantasi.

SELAMAT MEMBACA..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9: Ancaman Kedua

Riuh sorak sorai para peri terdengar bersautan. Keputusan ratu reyna dengan menerima kembali 3 kurcaci membuat semua para peri merasa antusias. Meskipun awalnya mereka merasa keberatan, namun keputusan sang tuan ratu tidak dapat diganggu gugat. Kini desa orchidia hidup berdampingan kembali dengan ketiga kurcaci. Dan semua pekerjaan para peri akan terasa mudah jika mereka ada di desa ini.

"untuk sementara, tinggalah di tempat tinggalku. Sembari kalian membangun ulang rumah kalian yang telah lama kalian tinggalkan." ratu reyna mempersilahkan ketiga kurcaci.

"terima kasih, tuan ratu. Atas semua kebaikanmu." ucap oliver.

ratu reyna hanya tersenyum. Merasa iba dengan kondisi mereka bertiga.

..

Siang berganti sore. Kesenangan itu masih terasa menyelimuti desa orchidia. Kinasih segera merehatkan diri di dalam rumah kecil peri lili dan lala. Selang 10 menit. Hidangan lezat telah tersaji di hadapan kinasih. Sebuah mangkuk berisi sup yang terbuat dari kuah madu dan sayur-sayuran segar membuat kinasih ingin segera menghabiskannya.

"tralala... Makanlah dulu, Asih."

"trilili... Pulihkan dulu badanmu."

Kinasih mengangguk. Lalu segera menghabiskan semangkuk sup kuah madu itu.

"sepertinya, aku semakin mahir menguasai kekuatanku." ucap asih dengan wajah ceria. "aku tidak merasakan lelah seperti biasanya."

Peri lili dan lala saling tatap. Lalu ikut merasa senang dengan apa yang diucapkan oleh kinasih.

"trilili... Syukurlah kalau begitu. Jika ketiga kurcaci itu macam-macam lagi, aku bisa panggil kinasih untuk mengalahkannya. DUAR DUAR." Peri lili menirukan suara ledakan petir biru milik kinasih.

Kinasih tertawa melihat tingkah laku peri lili.

..

Belum sepenuhnya matahari terbenam. Terasa hembusan angin yang sangat kencang dari kejauhan. Ratu reyna yang sedang menemani 3 kurcaci beristirahat merasakan sebuah kejanggalan. Dengan sigap dia segera keluar dari bangunan berbentuk kubah itu. Dilihatnya cahaya berwarna hijau membentuk sebuah aurora yang indah di atas langit. Disusul dengan aura jahat yang seakan-akan ingin membunuh siapa saja yang merasakannya.

WUSHHH...

WUSHHH...

Sekelebat terlihat sesosok bayangan hitam terbang mengelilingi desa orchidia. Sesaat bayangan itu membentuk sebuah wujud manusia tepat di hadapan ratu reyna.

"lama tak berjumpa, Reyna." ucap wujud bayangan hitam sambil terkekeh.

"Sialan. Akhirnya kau muncul juga." ratu reyna mendesis pelan.

Wujud dari bayangan hitam itu adalah viola. Dengan pakaian serba hitamnya dia adalah sang penyihir yang bersemayam di balik air terjun lembah harapan.

"bagaimana kabarmu? Apakah kau masih mau berteman denganku? AHAHAHAHA." Viola tertawa.

"dasar penyihir licik. Apa yang sudah kau perbuat dengan hutan hujan ini, hah?" hardik ratu reyna.

"aku tidak berbuat apa-apa. Asal kau tau saja, si bajingan itu telah mengusirku. Lalu membuangku di lembah harapan." ucap viola tidak terima.

"maksudmu tuan darko?"

"iya, lupakan saja. Aku membencinya. Tapi aku lebih membenci teman yang meninggalkanku disaat aku kesusahan." kedua mata viola menatap sinis ke arah ratu reyna.

"apa maksudmu, viola? Aku hanya ditugaskan oleh tuan darko. Untuk memimpin para peri. Aku tidak pernah meninggalkanmu."

"cukup reyna. Waktu itu kau tega meninggalkanku sendirian di altar berapi tepat di hadapan singgasana tuan darko."

Ratu reyna bersungut-sungut. Ia merasa hanya menjalankan tanggung jawab dari tuan darko. Lalu viola hanya iri kepadanya. Karena dia tidak ditugaskan oleh tuan darko. Alhasil viola membuat kekacauan di altar berapi dan berakhir diasingkan ke dalam heningnya lembah harapan.

"kau hanya iri padaku, viola. Sekarang apa maumu? Setelah kau tipu para peri dan kurcaci dengan tipuan lembah yang bisa mengabulkan semua permintaan itu, hah?"

Keadaan semakin memanas. Dua orang yang telah termakan ego masing-masing mulai meluapkan amarahnya.

"lihatlah keatas reyna. Aurora yang kubuat akan melenyapkan desa orchidia dalam sekejap." ucap viola sambil menunjuk keatas langit.

"hentikan, viola!" bentak ratu reyna.

"SUDAH TERLAMBAT REYNA."

Senja semakin mencekam. Tanah berguncang hebat. Aurora berwarna hijau di langit desa orchidia mendadak menjadi kabut yang dengan cepat menyelimuti desa itu. Tiba-tiba viola telah berada diatas langit. Ratu reyna yang mengetahuinya spontan melebarkan sayapnya dan menyusul viola. Kini mereka saling berhadapan satu sama lain.

..

Mangkuk sup berkuah madu itu bergetar hebat diatas meja kayu yang berada tepat di hadapan kinasih. Lambat laun guncangan itu semakin kencang. Membuat beberapa perabotan di rumah peri lili lala berjatuhan.

"tralala... Asih, menunduk. Berlindung di bawah meja." peri lala memberi perintah.

"tidak. Sepertinya ada yang sedang terjadi diluar."

"trilili... Jangan keluar, asih. Diluar berbahaya."

Namun semua perintah itu sia-sia. Kinasih segera beranjak keluar dari rumah kedua peri itu. Kepanikan terjadi dimana-mana. Para peri segera beterbangan menyelematkan diri masing-masing. Kabut tebal berwarna hijau membuat jarak pandang mereka terbatas. Dan berakhir bertabrakan satu sama lain.

"apa yang sebenarnya terjadi?" gumam kinasih.

Kinasih segera berjalan perlahan menembus tebalnya kabut itu.

"kemana perginya sang ratu disaat seperti ini."

Kinasih melihat sebuah cahaya tepat di depan bangunan berbentuk kubah. Tempat dimana ratu reyna bersemayam. Berlarilah kinasih dengan cepat menembus kabut dan mencoba menyeimbangkan diri di tengah guncangan yang terjadi.

"ya tuhan..." Kinasih terkejut ketika melihat kearah langit. Dilihatnya ratu reyna sedang berhadapan dengan seorang penyihir yang tidak ia kenali.

"RATU REYNA...APA YANG KAU LAKUKAN DIATAS SANA. SEMUA PERI MEMBUTUHKANMU." teriak kinasih.

"KINASIH...PERGI...SELAMATKAN DIRI...BIARKAN AKU SENDIRI YANG MENYINGKIRKAN DIA." ucap ratu reyna sembari menunjuk kearah viola.

KIPP...

KIPP...

Suara kepakan sayap terdengar dari kejauhan. Peri lili dan lala telah tiba di samping kiri dan kanan tubuh Kinasih.

"tralala... I-i-itu adalah orang yang ingin dikalahkan oleh tuan ratu." Peri lala ketakutan.

"trilili... Benar juga. Sekelebat bayangan yang pernah kulihat persis seperti dia."

"kalau begitu biar aku yang hentikan penyihir jahat itu." Kinasih bersiap menghentakkan kakinya.

"KINASIH, JANGAN TERBURU-BURU. DIA BUKAN MUSUH YANG MUDAH KAU KALAHKAN." perintah ratu reyna.

Kinasih mengangguk.

Disaat ratu reyna lengah, diam-diam viola mengeluarkan sebuah kekuatan dari kedua tangannya. Sebuah cahaya indah berwarna hijau yang mematikan. Membuat segala sesuatu menjadi mengeras seperti batu jika terkena kilatan cahaya itu.

"BERISIK!! RASAKAN INI." ucap viola sambil mengarahkan kedua tangannya ke arah ratu reyna.

Dengan sigap ratu reyna membuat sebuah gelembung yang segera melindungi sekujur tubuhnya.

CRASS...

Kilatan cahaya itu berbalik arah. Tidak mampu menembus pelindung yang dibuat ratu reyna. Dia lalu terbang semakin tinggi dan berhenti tepat diatas viola. Membentangkan sayapnya lebar-lebar. Lalu Lubang terbentuk di kedua sayapnya dan seketika tembakan sinar laser menghujani viola.

DRRTT.. TRAT... TRAT...

Laser itu semakin membabi buta. Namun viola dapat dengan mudah menangkisnya. Dengan lincah viola terbang diantara laser yang membabi buta. Sambil bersiap mengarahkan kilatan cahaya miliknya.

"KALI INI KEMENANGAN MILIKKU, REYNA."

Viola menembakkan kilatan cahaya dengan tepat sasaran. Kali ini kilatan itu semakin lebar bentuknya. Dan juga daya serangnya semakin kuat.

"AARRGHHH." Kilatan cahaya itu mengenai pelindung ratu reyna. pelindung itu sudah tak sanggup lagi menahan serangan mematikan viola. Dan membuat tubuh ratu reyna terpental jauh ke arah hamparan bunga matahari.

"TUAN RATU..." teriak kinasih. Dan segera berlari menuju arah ratu reyna akan terjatuh.

Viola dengan cepat menghadang kinasih.

"kau mau pergi kemana, gadis kecil?" viola terkekeh. "usahamu akan sia-sia. HAHAHAHA."

Kinasih yang tersulut emosi tidak banyak bicara. Dengan cepat dia menghentakkan kakinya ke tanah. Dan thunder blue storm kini telah aktif.

"wow... kekuatan yang menakjubkan." mata viola berbinar melihat tubuh kinasih yang diselimuti petir berwarna biru.

"apa yang telah kau lakukan kepada tuan ratu, wahai penyihir jahat." kedua tangan kinasih mulai mengepalkan tinju petirnya.

"reyna adalah seorang yang lemah. Wajar saja dia tidak bisa menahan seranganku." ucap viola dengan nada sombong.

SZZZT...

Tanpa banyak basa basi. Kinasih mulai menerjang maju. Viola yang menyadarinya segera menghindar. Gerakan viola yang cukup lincah setara dengan kecepatan kinasih. Mereka imbang.

SZZZT...

Kinasih menghampiri viola. Namun gagal lagi. Viola lebih dahulu menghindar.

SZZZT...

"RASAKAN INI." kali ini kinasih menerjang dengan tinju petirnya.

BLARRR...

Tinju itu menabrak tanah. Tidak ada viola disana. Dia menghindarinya lagi.

"sudahlah gadis kecil. Tak ada gunanya kau melawanku. Selamat tinggal." viola lalu menghilang.

Kabut tebal berwarna hijau yang semula hanya menyelimuti kini semakin menyebar luas. Kabut itu adalah kekuatan viola yang sesungguhnya. Perlahan kabut itu berubah menjadi pusaran angin berwarna hijau yang dahsyat. Dan membuat desa orchidia porak poranda dengan sekejap.

Para peri berjatuhan terkena pusaran angin. Tak sadarkan diri. Begitupun dengan ketiga kurcaci.

"t-t-tunggu aku. T-t-tuan ratu." Desis Kinasih yang semakin melemah. Tak sanggup berdiri lagi.

......bersambung......

1
Oscar François de Jarjayes
Sudut pandang baru
Rona Aksara: engga, itu cuma adegan pembuka aja, sudut pandangnya masih kinasih kok
total 1 replies
Dâu tây
Ceritanya bikin merinding, ga bisa lepas ya!
Rona Aksara: merinding sebadan badan ga kak? /Chuckle/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!