Judul Awal : The Element Of The New World
10.000 tahun yang lalu, pertempuran antara manusia dan alien terjadi di seluruh dunia, pertempuran tersebut membuat populasi manusia menurun secara signifikan, bahkan hampir sebagian negara sudah rata dengan tanah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andres, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelas King & Queen
Aaron terkekeh geli saat melihat pertengkaran kecil yang terjadi diantara kedua orang tuanya.
" Mah, Mamah lihatkan Aaron baik-baik saja " bujuk tuan Alfajri.
" Tidak, kali ini Ayah sudah kelewatan, sekali-sekali boleh dong kalau Mamah kasih hukuman " ucap Nyonya Alica sambil melipat kedua tangannya.
Melihat kemarahan sang istri, tuan Alfajri mendekat kearah Aaron, dan membisikan sesuatu.
" Aaron, bantuin Ayah, bujuk Mamahmu...rencananya Ayah mau membuat adik untukmu "
" Eh! Adik...."
" Apa kau tidak ingin memiliki adik? "
Aaron terdiam sebelum kemudian ia melirik sekilas kearah Mamahnya, " Adik dan mobil baru! Setuju "
" Kamu ini, mencari kesempatan dalam kesempitan...baiklah.. setuju..."
" Apa yang kalian berdua sedang rencanakan " tanya Nyonya Alica dengan tatapan tajam.
Tuan Alfajri dan Aaron menggelengkan kepalanya secara bersamaan, sebelum kemudian Aaron melangkahkan kakinya mendekat kearah Nyonya Alica.
Dengan bujukan serta rayuan dari Aaron, Akhirnya Nyonya Alica membatalkan niatnya untuk membiarkan tuan Alfajri tidur diluar.
Sebuah senyuman terukir di wajah tampan tuan Alfajri.
" Kerja bagus son, besok mobil yang kamu inginkan akan segera diantar " ucapnya sambil melangkah pergi mengikuti Nyonya Alica yang sudah terlebih dahulu menuju kamar keduanya.
****
Keesokan harinya, seperti biasa Aaron berangkat menuju Academy Perisai dengan mobil kesayangannya.
Sesampainya disana, tidak ada lagi tatapan kebencian yang sebelumnya selalu ia terima.
Bahkan ada beberapa orang yang tak ia kenal menyapanya, namun hal itu malah membuat Aaron merasa tak nyaman.
" Yang kuat yang akan berkuasa, Yang kuat yang akan di hormati, sepertinya perkataan tersebut benar adanya " kata Aaron pelan.
Sesampainya dikelas barunya, yaitu kelas King ia segera menjadi pusat pertahian seluruh murid.
" Aaron si manusia sampai itu berpindah kelas dari kelas Warrior ke kelas King "
" Jadi dia yang sedang banyak di bicarakan oleh seluruh penghuni Academy "
" Sangat tampan "
" Ku dengar dia juga anak dari pemilik perusahaan Alfajri Grup "
Bisik-bisik seluruh penghuni kelas King terderang sampai ketelinga Aaron, namun seperti biasa Aaron menghiraukan semua itu.
Tak lama kemudian, saat Starla memasuki ruang kelas, suasana yang tadinya ramai tiba-tiba menjadi sepi, seakan ruangan tersebut sudah tak berpenghuni.
Hampir seluruh murid menundukan kepalanya.
Kabar tentang Starla yang berhasil menembus level 100 sudah terdengar di seluruh penjuru Academy.
Di usianya yang baru menginjak 17 tahun sudah berada di level 100, sunggu prestasi yang membanggakan.
Starla berjalan kearah tempat duduk Aaron yang kini masih dengan setia menatapnya.
" Minggir " ucap Starla kepada seorang pria yang berada di samping Aaron.
Tanpa menunggu lebih lama pria tersebut merapihkan alat tulisnya dan bergegas meninggalkan bangku tersebut.
" Selamat pagi Aaron " katanya dengan senyum manis.
" Pagi Starla "
Sifat Starla yang sebelumnya dingin terhadapa siapapun kini berubah 180 derajat saat berada di dekat Aaron.
" Jadi selama ini gosip yang beredar tentang mereka berdua benar adanya "
" Ku dengar Ayahnya Starla berteman baik dengan Tuan Alfajri "
" Ugh..Aku sangat iri "
Kembali para gadis saling berbisik diantara mereka mengenai perubahan sifat Starla tersebut, memang sebelumnya terdengar kabar jika Starla dan Aaron memiliki hubungan dengan seseorang dari kelas Warrior.
Namun gosip itu di tepis saat mengetahui jika orang yang di maksud adalah si manusia sampah itu.
Mendengar bisikan-bisikan itu Starla segera mengalihkan pandangannya kearah para gadis tersebut.
" Apa kalian tidak memiliki kegiatan lain selagian membicarakanku " tanyanya dingin.
Diam! Tak ada yang berani bersuara, Aaron yang melihat hal itu hanya terkagum-kagum melihat Starla yang mampu membuat seluruh murid kelas King atau Queen terdiam.
15 menit kemudian, pelajaran pertama pun segera dimulai, seluruh murid di minta untuk berganti pakaian karena akan di lakukan pertandingan antar murid kelas King atau Queen.
Seorang pria sepuh dengan kumis tebal serta perut buncitnya membagikan kertas kecil kepada seluruh murid kelas King atau Queen.
" Di kertas ini kalian harus menulis nama siswa atau siswi yang ingin kalian ajak bertanding " jelasnya.
" Mr. Apa boleh kami menantang orang yang sama " tanya salah satu dari mereka.
" Boleh, bahkan jika seluruh murid kelas ini ingin menantang 1 murid yang sama? itu sangat di perbolehkan "
Mendengar hal itu sebuah senyum jahat menghiasi wajah seluruh siswa dan siswi kelas King atau Queen.
Semua tatapan siswa tertuju kepada satu orang...yaitu Aaron, sedangkan siswi tertuju kepada Starla.
Mereka ingin mengetahui seberapa kuat juara dari Pertandingan Antar Murid Academy Perisai itu.
Aaron yang menyadari tatapan membunuh itu hanya menelan ludahnya dengan kasar, berbeda dengan Starla dia masih terlihat sangat tenang.
Ia sebenarnya mengetahui jika seluruh siswi di kelas Queen tidak suka dengan keberadaan dirinya, mungkin mereka iri karena memang Starla lebih unggu dari segi apapun di bandingkan dengan yang lainnya.
Selesai menulis nama yang ingin mereka jadikan lawan tanding, pria bertubuh gempal itu segera membuka satu persatu.
Hasilnya, dari 30 murid kelas King atau Queen, 15 murid menantang Aaron, 10 murid menantang Starla dan 5 lainnya memilih salah satu dari ke 30 murid tersebut.
Akhirnya mereka semua menuju lapangan tempat biasa untuk di jadikan bertarung.
Aaron sudah berdiri di tengah lapangan, dan di sebrangnya seorang pria berwajah asia menatap dirinya dengan tatapan tajam.
" Aku ingin mengetahui seberapa hebat kau sampai berhasil masuk ke kelas King "
" Kalau begitu, tunjukan semua kemampuanmu, aku tidak akan menahannya "
Dengan cepat keduanya membuat senjata dari masing-masing element mereka, dan saat wasit sudah memberikan aba-aba keduanya melesat secara bersamaan.
lanjut ke episode berikutnya yach