Di jebak oleh sahabatnya sendiri?
Setelah melewati malam panas dengan Jenderal Hang, Jie Xieye mengandung anak dari suami sahabatnya sendiri —Hang Tianyu.
***
Tak kunjung hamil, membuat Le Chieli frustasi, karena selalu mendapat tekanan dari keluarga Hang. Hingga, kemudian ia menjebak suami dan sahabatnya sendiri.
Namun, yang tidak Le Chieli ketahui, jika dia telah menghancurkan kehidupan sahabatnya.
Ini bukan hanya tentang menjadi selir terabaikan, tapi juga tentang cinta dari musuh suaminya.
Lantas, bagaimana kehidupan Jie Xieye sebagai selir tak di anggap?
Follow akun Author.
ig: bella_bungloon
fb : XCheryy Bella
TIDAK SUKA BISA DI SKIP YA KAKAK-KAKAK ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Bungloon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Kuda hitam itu melangkah pelan menyusuri jalan setapak. Langit malam membentang luas, di hiasi ribuan bintang dan satu rembulan.
Suasana tampak canggung dan sunyi, hanya terdengar derap langkah kaki kuda dan semilir angin malam.
"Nona Jie," suara dalam nan tenang pria itu memecah keheningan di antara mereka. "Penyerangan malam ini sudah jelas menargetkan Anda."
Jie Xieye mengerutkan alisnya, wajahnya sedikit menunduk. “Untuk apa mereka menargetkan ku? Aku bukan siapa-siapa. Dan tidak pernah menyinggung siapa pun." Ucap nya dengan nada lirih.
Shen Zhaoling terkekeh pelan mendengar ucapan wanita yang duduk di depan nya. "Namun, sekarang kamu adalah wanita dari Hang Tianyu" ucapnya sembari memejamkan mata sejenak, membiarkan angin menyapu rambutnya yang panjang.
"... Dan dalam dunia seperti ini, menusvk jantung bukan lagi melalui dada. Melainkan melalui mereka yang berada di sisinya."
Wanita itu terdiam sejenak, sorot matanya menatap lurus ke depan. Apa yang di katakan pria itu benar... Jika istri kaisar sendiri, Yang Mulia Permaisuri, bisa nyaris terbunuh dengan dupa, bagaimana dengan dia? Hanya tabib biasa yang tiba-tiba di angkat menjadi Selir seorang Jenderal Agung.
"Apa dia memang selugu ini?" Sorot mata itu terus menatap lekat punggung di hadapannya. Begitu kecil dan tampak rapuh, bahkan jika ia memeluknya ... mungkin bisa hancur.
"Nona Jie, ada yang ingin aku tanyakan. Benarkah jika Anda sedang mengandung?"
Pertanyaan itu mungkin meluncur dengan tenang, tapi mampu membuat jantung Jie Xieye berdegup cukup keras. Bahkan tubuhnya wanita itu seakan membeku sejenak.
“Untuk apa seorang Jenderal Agung seperti Anda menanyakan hal itu padaku?” Suara wanita itu terdengar dingin, mencoba menutupi ketegangan dirinya.
Sementara pria itu —Sen Zhaoling, tersenyum tipis. “Ah, maafkan kebiasaan burukku, Nona Jie. Aku terlalu banyak bertanya."
Jie Xieye sedikit lega, tapi tetap saja ia tidak bisa asal berbicara pada pria di belakang nya itu. Shen Zhaoling, bukan lah orang biasa. Dia sudah masuk ke kandang buaya, jangan sampai masuk ke kandang singa juga.
“Ngomong-ngomong, Nona Jie,” Shen Zhaoling sedikit membungkuk ke arah telinga Jie Xieye. Suaranya terdengar dingin. "Apa Anda sudah bisa membayangkan, bagaimana ekspresi Hang Tianyu saat melihat selirnya duduk di depan rival nya? Dengan jarak sedekat ini?”
Meski nada suara itu terdengar dingin, tapi mampu membuat tubuh wanita itu menegang, apalagi saat dirinya bisa merasakan hawa panas pria di belakang nya.
"Apa maksud Anda, Jenderal Shen?" Jie Xieye menahan napas nya sejenak, berusaha menenangkan dirinya.
Merasa lucu dengan sikap wanita di depannya, membuat Shen Zhaoling menyeringai kecil. "Jenderal Hang benar-benar beruntung mendapatkan wanita semenarik dirimu, Nona Jie."
Jie Xieye memejamkan matanya, keputusannya untuk kembali ke kediaman Hang bersama Shen Zhaoling benar-benar bukanlah ide bagus.
"Aku pikir Jenderal Shen adalah pria yang dingin dan tak banyak bicara. Tapi sepertinya rumor itu salah.”
Mendengar pernyataan wanita di depannya, Shen Zhaoling tertawa, tapi kemudian tersenyum tipis dan sorot matanya berkilau. Dengan tenang pria itu menjawab.
“Orang bijak berkata 'air yang paling tenang justru paling dalam', Mungkin aku hanya menunggu orang yang bisa membuatku bicara. Dan Anda... Sepertinya adalah orang nya."
...***...
Sementara itu, seorang pria memacu kuda nya melintasi hutan bambu. Jubah panjangnya berkibar, debu berterbangan di belakangnya. Sorot matanya tajam seperti bilah pedang, dan tangan di atas tali kekang menegang kuat.
Pupil matanya melebar saat melewati jalanan yang penuh dengan bercak da rah. Itu artinya apa yang di katakan Wuxi benar, jika mereka di serang.
"Tabib Jie, aku harap kau dan anak kita baik-baik saja...."
...
Angin malam berhembus lembut, menyapu wajahnya yang cantik. Dengan tenang, wanita itu memejamkan matanya, menikmati semilir angin malam.
"Tenang dan sunyi, aku tidak tahu kapan lagi aku bisa menikmati nya." Jie Xieye meringis pelan.
Kelopak mata itu perlahan terbuka, sorot tenang nya menatap danau di samping, sangat indah karena bulan dan bintang terpantul bayangan nya.
Namun, kekaguman Jie Xieye sirna setelah Shen Zhaoling berkata. "Nona Jie, Anda pasti belum pernah berkuda malam-malam seperti ini? Apalagi dalam keadaan hamil, apakah Anda ingin mencari penginapan?"
Xieye tak langsung menjawab. Wajah nya berubah datar. Benarkah rumor tentang Jenderal Shen Zhaoling itu? Yang mengatakan pria ini sangat dingin dan tidak pernah dekat dengan wanita?
"Nona Jie?" Panggil pria itu.
Sebelum Jie Xieye sempat menjawab. Sebuah suara berat tapak kuda terdengar dari belakang.
"Cepat sekali dia datang." Shen Zhaoling bergumam pelan, sorot matanya tiba-tiba berubah datar.
Di belakang sana, Shen Zhaoling memacu kuda nya cepat. Matanya memicing tajam.
Dengan sekali hentakan pada tali kekang, kudanya langsung berhenti di depan kuda hitam itu. Membuat debu tipis terangkat.
Tanpa berkata apa pun, Tianyu turun dari pelana. Langkahnya lebar dan tegas, auranya penuh wibawa, dan sorot matanya menusuk lurus ke arah Shen Zhaoling dan Jie Xieye
Seketika suasana menjadi dingin sesaat.
Shen Zhaoling lalu turun dan tersenyum miring ke arah pria itu
.Jie Xieye juga hendak turun, tapi ragu karena cukup tinggi dan ia sedang mengandung.
Menyadari itu, Shen Zhaoling mengangkat tangannya hendak membantu Jie Xieye, namun sebelum tangan itu menyentuh, tangan lain lebih dulu menyambar.
"Jenderal Hang," gumam Jie Xieye terkejut.
Tanpa berkata-kata, Hang Tianyu membantu Jie Xieye turun dari kuda. Sorot matanya semakin dingin melihat wanita itu mengenakan jubah Shen Zhaoling.
Tanpa aba-aba, ia melepas jubah itu dari tubuh Jie Xieye, Jie Xieye terkejut, alisnya berkerut, bingung dengan tindakan pria itu.
Tidak peduli dengan ekspresi terkejut wanita di depannya, Hang Tianyu memberikan jubah itu kembali ke pemilik nya. Shen Zhaoling.
"Terima kasih atas bantuanmu, Jenderal Shen,” nada suaranya terdengar rendah namun tegas.
“Selanjutnya… serahkan padaku.”
Shen Zhaoling menerima jubah nya kembali dan memakainya. Tapi kemudian mengeluarkan sebuah token dan melemparnya pelan ke arah Hang Tianyu yang langsung di tangkap pria itu.
"Ini… aku temukan di pakaian salah satu pembunuh bayaran tadi," pria itu naik ke atas kuda nya dan menatap Hang Tianyu.
“Mungkin Nona Jie tidak tahu siapa pemiliknya. Tapi aku yakin… kau tahu betul siapa pemilik token itu.”
Tianyu menangkap token itu.
Sesaat, mata elangnya menyipit. Pupilnya mengecil. Tangan yang menggenggam token itu mengeras.
Jelas ia tahu token dari keluarga mana itu.
Shen Zhaoling tersenyum miring melihat ekspresi Hang Tianyu. Lalu ia beralih menatap ke depan.
“Baiklah, aku akan pergi. Selamat malam Jenderal Hang… dan—”
Shen Zhaoling menoleh pada Jie Xieye, sorot matanya tajam dan bibir nya tersenyum tipis. "Nona Jie.” lanjut nya.
Nona Jie?
Wajah Hang Tianyu berubah gelap. Pria itu mendongak dan menatap dingin Shen Zhaoling.
“Nyonya Hang,” suaranya terdengar berat, penuh penekanan. “Apa kau lupa Jenderal Shen, Jie Xieye adalah istri ku."
Shen Zhaoling terdiam sejenak, lalu tertawa pelan.
"Ah… ya, maaf untuk itu, Jenderal Hang. Terima kasih atas koreksinya,"
Shen Zhaoling kembali menatap Jie Xieye, meletakkan tangan kanan nya di dada, dengan wajah sedikit menunduk.
“Sampai jumpa, Nyonya Hang.”
Jie Xieye tersenyum tipis, kepalanya mengangguk pelan. "Terima kasih sekali lagi, Jenderal Shen."
Hang Tianyu terdiam di tempat nya, tapi sorot matanya tajam memperhatikan selir dan rival nya yang kian menghilang dari pandangan.
"Tabib Jie," nada suaranya terdengar berat dan dingin. "Kau masih berhutang penjelasan."
dan jika sekarang suaminya membuka hati untuk tabib jie apakah itu juga salah tabib jie??
jendral Hang khawatir pada anaknya atau ibunya
hanya author yg tau..🤔
aq malah ngeri membayangkan kehidupan xieye di sana bahkan nyawanya dan bayi yang dalam kandungannya pun jadi target 😩
aku kok gemesss😡😡
kira2 siapa pembunuh bayar itu ya?!🤔