Tuntutan Keluarga, Membuat Anya Harus Melanjutkan Kuliahnya. Sebenarnya dia ingin bekerja saja atau membangun bisnis. karena dia sudah sangat lelah berurusan dengan tugas terutama belajar.
Dia yang suka kebebasan, namun takut membangkang pada orang tua. Akhirnya memutuskan untuk Kuliah.
Dan disana lah, dia bertemu dengan seorang laki-laki tampan. Rangga, dosen yang sekaligus menjadi pembimbing akademiknya.
Anya selama perkuliahan sering bolos dan tidak pernah mengerjakan tugas. Hal inilah yang membuatnya mau tidak mau harus bertemu Rangga setiap hari.
Hingga muncul benih-benih cinta dari sisi Rangga. Tapi Anya sangat membenci dosen itu, karena selalu mengganggu dan menggagalkan kenakalannya. Lalu Bagaimana kisah mereka? Cari tahu di Novel ini ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Person S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke kampus Bareng
"Ma, Pa, Anya berangkat kuliah dulu ya" ucap Anya kemudian mencium tangan Papa dan Mamanya bergantian.
"Kamu nggak sarapan dulu sayang?" Tanya Nadin.
"Nggak Ma" ucap Anya kemudian pergi begitu saja.
"Maaf ya Kak udah nunggu lama" ucap Anya kemudian naik ke motor Reza.
Reza hari ini menjemputnya. Anya punya janji untuk mentraktir Reza, namun tidak pernah bisa dia penuhi. Jadi Reza menggantinya dengan pergi ke kampus bareng.
"Iya, nggak apa-apa. Ayo pegangan dulu" ucap Reza.
Namun Anya langsung menolak dengan halus. Karena memang dia tidak suka menjalin kontak dengan laki-laki. Apalagi ini Reza. Anya sudah menyadari bahwa gelagat Reza menyukainya. Dia tidak ingin malah akan membuat Reza baper nantinya.
"Iya sudah, kita berangkat ya" ucap Reza sedikit kecewa.
"Oke, let's go kak" ucap Anya.
Mereka pun berangkat ke kampus tanpa banyak bicara. Hingga akhirnya mereka sampai di kampus.
"Makasi kak" ucap Anya kemudian turun dari motor dan berniat untuk masuk.
Namun baru beberapa langkah, dia langsung berhenti karena seseorang memegang tangannya dari belakang.
"Helmnya lepas dulu dong" ucap Reza.
Anya spontan memegang helmnya.
"Astaga, aku lupa" ucap Anya cengengesan.
Reza pun langsung membantu Anya untuk membukakan helmnya. Hingga jarak mereka sangat dekat.
Anya hanya diam tenang dalam posisinya. Berbeda dengan Reza yang saat ini malah berdebar.
"Sudah nggak kak?" Tanya Anya karena menurut nya lama sekali untuk membuka sebuah helm.
"Iya sudah" ucap Reza kemudian menarik helm tersebut perlahan dari kepala Anya.
"Makasi kak. Anya masuk duluan ya" ucap Anya kemudian dengan cepat masuk ke dalam.
Baru sampai di lobi, seseorang menelponnya.
"Drrrtt drttt" suara hp Anya.
"Siapa sih, pagi-pagi gini" ucap Anya kemudian mengambil Hpnya di saku.
"Lah, pak Rangga" ucap Anya kemudian menerima panggilan telpon tersebut.
"Hallo pak, Ada apa?" Tanya Anya to the point.
"Ke ruangan saya sekarang" ucap Pak Rangga kemudian langsung mematikan telpon secara sepihak.
"Lah, itu bapak-bapak kenapa dah. Ini masih pagi. Males banget please" ucap Anya.
Namun ternyata perkataannya tidak sejalan dengan perbuatannya. Dia langsung pergi ke ruangan Rangga.
-Di ruangan Rangga-
di Ruangannya sekarang, Rangga terlihat bolak balik tidak karuan. Dia terus mondar mandir dengan tangan yang sudah mengepal hebat.
Entah apa yang membuatnya sangat emosi sekarang.
"Tok tok" seseorang terdengar mengetok pintu. Rangga pun langsung meminta orang tersebut masuk.
"Bapak jadi memanggil saya?" Tanya Anya.
"Duduk" ucap Rangga.
Anya pun langsung menutup pintu dan duduk di sofa kerja Rangga.
Tidak ada dosen sama sekali disana. Hanya mereka berdua. Karena memang setiap dosen memiliki ruangannya masing-masing.
"Ada apa ya pak?" Tanya Anya.
"Hmmm, kamu ada hubungan apa dengan Reza?" Tanya Rangga langsung.
"Hubungan? maksud bapak apa?" Tanya Anya bingung.
"Apa kalian pacaran? Aku lihat kalian tadi ke kampus bareng" ucap Rangga.
"Lah lah, ini dosen kepo amat dah" batin Anya.
"Jawab!" bentak Rangga yang sudah tidak mampu menahan emosinya.
Hal itu sontak membuat Anya begitu kaget. Dia memegang dadanya sekarang.
"Ba-bapak kenapa?" Tanya Anya gugup.
Rangga terdiam sesaat. Entah mengapa dia merasa bersalah.
"Maafkan saya karena sudah membentakmu" ucap Rangga kemudian.
Anya menggeleng. Dia memang kaget tadi, tapi dia tidak mempermasalahkannya. Dia sudah biasa menerima hentakkan seperti ini. Tapi yang dia permasalahan kan sekarang. Apa alasan Rangga membentaknya.
"Pak Rangga kenapa? Bapak baik-baik saja kan?" tanya Anya.
"Saya baik-baik saja. Sudahlah, kamu keluar saja" ucap Rangga.
Anya semakin bingung dibuatnya.
"Jadi bapak kesini hanya untuk menanyakan itu dan membentak saya tadi?" Tanya Anya yang tidak habis pikir.
"hmmm" hanya itu yang Rangga ucapkan.
Anya pun menurut, dia memilih untuk keluar. Namun baru dia ingin membuka pintu.
"Tunggu" ucap Rangga.
Dia berdiri dan mendekati Anya. Kemudian...
-Bersambung-
d kmpng hlmnq ada stasiun radio antarez, duluuu