Gavin Wiliam Pranaja seorang dokter tampan yang terpaksa menerima perjodohan dari kedua orangtuanya karena ancaman yang di dapatkannya.
Ancaman untuk mencoreng nama nya sebagai salah satu pewaris keluarga Pranaja, bukan masalah gila harta, tetapi Rumah sakit menjadi salah satu aset yang tertera dalam hak waris. Sebagai seorang yang berjuang, tentu ia tidak akan mau merelakan rumah sakit impiannya begitu saja, terlebih lagi pada sang kakak yang begitu membencinya dan selalu merasa tersaingi.
Perjodohan tak bisa di hindarkan, meskipun gadis yang akan bersanding dengan nya memiliki sifat berbalik dengan sifatnya. Kekanakan dan sangat manja, Gavin membencinya.
Kirana Zahrani, seorang gadis belia yang pasrah di jodohkan dengan seorang dokter tak dikenalnya karena alasan membalas budi baik keluarga Pranaja yang telah membantu operasi sang Papa.
Ejekan dan hinaan di dapatkan Kirana, tetapi ia menanggapinya dengan penuh kesabaran, kesabaran yang berujung perasaan tak di undang untuk satu sama lain. Kelembutan dan ketulusan Kirana membuat hati Gavin menghangat hingga tanpa sadar perasaan itu hadir padanya.
updated pukul 12.00 WIB
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis penggoda?
Gavin telah selesai menyantap makanan yang dibawakan oleh istri kecilnya, ia cukup menikmati makanan itu dan menganggap bahwa itu adalah buatan sang Mama padahal kenyataannya adalah buatan Kirana.
"Katakan pada Mama makanan nya enak dan terima kasih." Ucap Gavin memberikan kotak makan siang itu pada Kirana.
"Tapi itu masakanku." Balas Kirana tanpa menatap Gavin.
Gavin terdiam, saat ini ia benar-benar malu karena memuji masakan yang ia kira masakan sang Mama padahal adalah masakan gadis itu.
"Oh." Timpal Gavin singkat dan jelas.
Setelah memasukkan kotak makan siang itu ke dalam tas jinjing yang ia bawa, ia berniat untuk pergi tetapi ada yang ia lupakan.
Percayalah saat ini Kirana gugup untuk melakukannya, tetapi demi membuat pria itu jatuh cinta maka ia harus melakukannya.
"Gavin, aku akan pulang," ucap Kirana dengan lembut.
"Lalu?" tanya Gavin menautkan alisnya bingung.
"Berjanjilah tidak marah?" pinta Kirana dengan polos.
"Tidak akan sebelum kau bicara." Tolak Gavin dengan tatapan tajam dan menyidik ke arah Kirana.
"Ck, aku mau kau mencium ku!" Tukas Kirana dengan sedikit tinggi.
Gavin terkejut, kedua matanya terbuka lebar dan siap keluar jika tidak ada urat saraf dibelakangnya. Ucapan gadis di depannya ini benar-benar membuat seorang Gavin tersedak air liurnya sendiri.
"Jangan bicara macam-macam dan pulanglah!" sahut Gavin setelah sadar dari keterkejutan nya.
"Jika kau tidak mau menciumiku, maka aku yang akan mencium mu." Pungkas Kirana lalu meletakkan tas berisi kotak makan di meja kerja Gavin.
Kirana menatap Gavin dengan tatapan sulit di artikan, ia langkahkan kakinya perlahan mendekati Gavin yang berusaha untuk mundur dan menjauhinya.
Sampai tubuh Gavin sudah tidak bisa kemanapun karena dinding di belakangnya, Kirana tersenyum, ia langsung meletakkan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri Gavin.
"Menjauhlah dariku, ini di rumah sakit dan kau sudah melanggar aturan yang ada." Ketus Gavin tanpa melihat wajah Kirana.
"Apakah aku pantas di hukum hanya karena meminta cium pada suamiku sendiri?" tanya Kirana dengan suara yang lembut.
Gavin menelan gumpalan saliva nya, sedikit demi sedikit ia mulai berani membalas tatapan Kirana hingga kini mereka saling menatap dengan jarak yang begitu dekat.
"Jika kau tidak mau menciumiku, maka aku yang akan mencium mu dan itu berlaku untuk selamanya." Bisik Kirana lalu mencium pipi Gavin.
Gavin membulatkan matanya tak terkontrol, ia terlalu terkejut mendapat perlakuan dari gadis yang bisa berubah hanya dalam hitungan menit saja, gadis yang takut padanya mengapa kini bisa begitu berani.
"Aku pulang, Suamiku." Pamit Kirana lalu melenggang pergi dari ruangan Gavin.
Setelah kepergian Kirana, Gavin langsung merasa tubuhnya tak bertenaga, ia hampir saja terjerembab ke lantai jika tak berpegangan pada meja kerjanya. Tangan kanannya terulur untuk mengusap dadanya, mengapa jantungnya bisa maraton begitu karena perlakuan aneh gadis itu.
"Berani-berani dia menciumku." Geram Gavin menggebrak meja kerjanya tak terlalu keras.
Sementara Kirana tak jauh berbeda dengan Gavin, ia merasa tak memiliki tenaga akibat tingkah aneh yang dilakukannya, bibirnya mendarat sempurna di pipi pria itu yang terasa harum dan sangat licin seperti porselin.
"Pasang wajah biasa nanti malam, atau dia akan merendahkan mu." Monolog Kirana yang mulai menyusun rencana selanjutnya.
Di saat sedang bergelut dengan otak kecilnya, tiba-tiba Kirana merasa menabrak sesuatu sehingga ia menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Maaf." Ucap Kirana pada Dokter yang tak lain adalah Manda.
"Ini kedua kalinya kau menabrakku, apa kau benar-benar tak menggunakan matamu dengan benar sampai terus menabrak orang?" tanya Manda dengan tajam.
"Maaf, tetapi aku sungguh tidak sengaja." Jawab Kirana memelas.
"Kau gadis kecil yang pandai merayu, apa yang kau lakukan bersama Gavin diruangan nya sampai begitu lama?" tanya Manda dibarengi dengan ejekan dan hinaan.
Kirana tak terima dengan kalimat awal yang diucapkan Manda, ia yang tadinya memasang wajah menyesal menjadi marah tetapi mencoba untuk sabar.
"Kau siapa berani menghinaku sebagai gadis yang pandai merayu, lagipula untuk apa kau bertanya soal apa yang aku lakukan bersama Gavin!" jawab Kirana masih berusaha menahan emosinya.
"Wow, kau tidak sopan ternyata ya?" sindir Manda pelan.
"Kelas berapa kau ha? apa uang yang ibu dan ayahmu berikan kurang sampai kau rela menggoda pria yang jauh umurnya darimu?" tanya Manda semakin memprovokasi Kirana.
"Ya, itu jawabannya. Kenapa? apa kau iri? kau iri karena tidak berhasil menggoda Dokter Gavin meski kau sudah berusaha keras? sementara aku hanya sekedar membawakan makan siang sudah bisa bersamanya cukup lama." Jawab Kirana penuh penekanan.
"Kau benar-benar harus di beri pelajaran, masih kecil selain menjadi penggoda ternyata sangat tidak sopan." Umpat Manda ingin memukul Kirana tetapi sudah ditahan oleh Kirana.
"Jika tangan kotormu berani menyentuhku sedikit saja, maka akan ku pastikan ini terkahir kalinya kau melihat anggota tubuhmu yang masih utuh." Ancam Kirana lalu menghempaskan tangan Manda begitu saja.
Manda menatap Kirana tak percaya, ia direndahkan oleh seorang gadis kecil yang begitu jauh darinya.
"Aku pasti akan membalas mu." Ungkap Manda lalu segera pergi meninggalkan Kirana dengan kekalahan.
Kirana sendiri mengibas rambutnya, hanya karena meladeni dokter tak jelas itu ia harus sampai mengeluarkan keringat. Sesungguhnya Kirana tidak tahu bagaimana bisa mengancam Manda dengan kalimat seperti tadi, tetapi itu ia lakukan karena tidak terima dengan ucapan wanita itu yang jelas-jelas tidak benar.
"Lagipula jika aku menggoda, aku kan menggoda suamiku sendiri, jadi tidak dosa dan justru dapat pahala." Ujar Kirana berdecih kesal.
Kirana segera pergi, ia ingin segera cepat sampai rumah untuk istirahat, soal kejadian ini lebih baik ia diam karena tidak terlalu penting untuk apa mertua atau suaminya tau.
Apa? tunggu, bagaimana jika Gavin tahu kejadian ini? apakah Gavin akan marah dan membela Manda atau membela dirinya yang merupakan istrinya.
KIRANA OH KIRANA......
BERSAMBUNG....................
Terima kasih utk karyanya Kak Author 🙏🏻💐
Sehat2 slalu & semangat utk karya barunya 💪🏻👏🏻