Aku tak mempunyai daya ketika Papa yang terbaring sakit mempunyai permintaan terakhir. Aku harus menikah dengan sahabat papa atas kemauan terakhir papa. Tidak mungkin aku menolak permintaan orangtuaku satu satunya.
Apakah aku akan bahagia hidup dengan sahabat papa? Jangan lupa baca novel ini,nantikan terus update cerita setiap harinya.
jangan lupa juga baca novel "Cinta dan Sahabat" Selamat membaca reader's semoga kalian suka dengan karya karyaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 // Drama Pagi Hari
Pagi pun tiba. Gustaf segera membuka matanya dan beranjak dari atas ranjang. Ia segera membersihkan tubuhnya sebelum berangkat ke Australi. Tak perlu packing, bi Piah sudah menyiapkan semuanya kemarin malam.
Selesai membersihkan diri, Gustaf segera mengenakan setelan jas berwarna hitam. Ia sangat terlihat tampan menggunakan jas hitam itu, tidak lupa ia memakai kacamata bulatnya menambah pemanis di wajahnya. Gustaf juga menambahkan sedikit parfum di badannya.
Vanly pun membuka matanya karena mencium aroma parfum yang sangat menyengat. Dilihatnya Gustaf sudah rapi. Ia pun melihat jam yang ada di ponselnya.
"Huaammm.. Masih jam 5" Ucapnya lirih.
Gustaf yang sudah selesai bersiap-siap segera menghampiri istrinya yang baru bangun dari tidurnya. Tak lupa Gustaf memberikan kecupan-kecupan kecil diwajah istrinya. Vanly pun bergelayutan ditubuh suaminya itu. Hari ini Vanly terkesan manja dari hari-hari biasanya. Mungkin karena efek akan ditinggal Gustaf ke Australi selama 2 minggu.
Tiba-tiba terdengar suara Ponsel Gustaf berbunyi.
Drtt.. Drrt.. Drtt..
Gustaf
Halo Jun,
Asisten Jun
Halo Tuan, saya sudah ada di bawah. Saya hanya mengingatkan penerbangan dilakukan pukul 06.00 wib tuan.
Gustaf
Ya, tunggu sebentar. Aku akan segera turun.
Mendengar percakapan Gustaf dan Asisten Jun di telpon membuat Vanly bersedih. Tiba-tiba ia memeluk suaminya itu dengan erat.
"Mas.. Jangan pergi lama-lama ya"
Gustaf pun membalas pelukan istrinya dan mengecup pucuk kepalanya.
"Iyaa sayang, mas akan usahakan secepat mungkin untuk kembali di pelukanmu"
Vanly pun kembali memeluk Gustaf dengan erat seakan tak mengizinkannya untuk pergi jauh darinya. Tanpa sengaja pelukan Vanly itu membuat junior Gustaf terbangun dari tidurnya. Gustaf menahan sakit akibat juniornya terbangun disaat yang tidak tepat.
"Sayang, lepaskan pelukanmu. Apakah kau mau membuatku mati dengan menahan menahan rasa sakit yang ada dibawah itu? Atau memang jangan-jangan kamu sengaja menggodaku agar aku melakukannya pagi ini" Ucap Gustaf dengan senyum lebar diwajahnya.
Pipi Vanly pun memerah, ia tidak bermaksud untuk membangunkan juniornya itu, ia hanya ingin memeluk suaminya lebih lama sebelum suaminya pergi untuk meninggalkannya selama 2 minggu.
"Bukan begitu mas" Vanly tak mampu melanjutkan ucapannya, seketika Gustaf ******* bibir Vanly dengan cepat lalu mendorongnya jatuh ke atas ranjang dan menindihnya.
Vanly pun terbelalak dengan apa yang dilakukan oleh suaminya. Ia berfikir apa mungkin suaminya akan melakukannya? Sedangkan Gustaf sudah terlihat rapi. Dan tunggu dulu... Bukankah asisten Jun juga sudah menunggunya?
Gustaf mendekatkan wajahnya, Vanly segera memejamkan matanya. Vanly merasa Gustaf telah membuat sesuatu disekitar lehernya terasa perih.
"tanda ini akan mengingatkan mu padaku" Ucap Gustaf dengan bangga.
Setelah puas membuat tanda kepemilikan dileher istrinya, Gustaf segera bangun dan merapikan bajunya. Ia berpamitan pada Vanly dan mencium keningnya.
Gustaf pun segera turun dan menghampiri asisten Jun. Vanly pun membuntutinya dari belakang.
"Maaf Jun, lama. Nona mu ini tadi minta di jatah dulu" ucap Gustaf santai.
Vanly yang mendengar ucapan suaminya itu segera memukulnya. Sedangkan Asisten Jun tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Gustaf dan Vanly. Gustaf yang merasa kesakitan segera mencari akal agar Vanly menghentikannya.
"Sakit sayang" Sahut Gustaf
Vanly tetap saja memukulnya. Gustaf pun segera mendekap tangan istrinya dan memeluknya. Vanly pun terdiam, baju Gustaf terasa basah seketika.
"Sayang kamu nangis?" Tanya Gustaf khawatir.
"Jangan pergi lama-lama ya?" Sahut Gustaf sesenggukan.
"Ih bilang aja kangen sama mas.." Jawab Gustaf.
"Mas usahain secepat mungkin kembali, kamu baik-baik ya dirumah. Jangan nakal" sambung Gustaf sambil mengecup bibir istrinya. Asisten Jun yang melihatnya pun segera menundukkan pandangannya. Ia takut jika tuannya tau kalo ia mengamati drama itu sedari tadi.
Setelah Vanly tenang, Gustaf dan Asisten Jun pamit untuk berangkat ke bandara. Vanly pun mengantarkan nya hingga halaman rumah.
Pip.. Pip..
Suara klakson mobil menggema di area Rumah Gustaf. Vanly pun terlihat melambaikan tangannya ke arah mobil yang hampir tak terlihat lagi.
----
hai reader's!
maaf ya author akhir2 ini hanya update sekali sehari, soalnya banyak tugas menumpuk. tapi tenang, besok libur guys! author akan usahain update banyak😊
jangan lupa like dan komen ya setelah baca. berikan kritik dan saran yang membangun.
semua itu membuat author semakin bersemangat untuk menulis.
jangan lupa vote juga novel ini ya❤
follow ig author @nandirand
baca cerita ini, kangen suami.....