NovelToon NovelToon
Fake Antagonist

Fake Antagonist

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Isekai / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Chicklit
Popularitas:507.6k
Nilai: 5
Nama Author: Joy Jasmine

Ayla Navara, merupakan seorang aktris ternama di Kota Lexus. Kerap kali mengambil peran jahat, membuatnya mendapat julukan "Queen Of Antagonist".

Meski begitu, ia adalah aktris terbersih sepanjang masa. Tidak pernah terlibat kontroversi membuat citranya selalu berada di puncak.

Namun, suatu hari ia harus terlibat skandal dengan salah seorang putra konglomerat Kota Lexus. Sialnya hari ini skandal terungkap, besoknya pria itu ditemukan tewas di apartemen Ayla.

Kakak pria itu, yang bernama Marvelio Prado berjanji akan membalaskan dendam adiknya. Hingga Ayla harus membayar kesalahan yang tidak diperbuatnya dengan nyawanya sendiri.

Namun, nyatanya Ayla tidak mati. Ia tersadar dalam tubuh seorang gadis cantik berumur 18 tahun, gadis yang samar-samar ia ingat sebagai salah satu tokoh antagonis di dalam novel yang pernah ia baca sewaktu bangku kuliah. Namun, nasib gadis itu buruk.


“Karena kau telah memberikanku kesempatan untuk hidup lagi, maka aku akan mengubah takdirmu!” ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 ~ Senyuman Aneh

Hari berlalu.

Saat ini Alice dan Lucy telah berada di halaman kampus. Gedung tinggi itu terlihat megah di mata mereka.

'Wah, ini bahkan lebih mewah dari kampusku dulu,' pikir Ayla membandingkan Blue Light University dengan kampusnya di dunia nyata.

"Nona, ayo masuk!" ajak Lucy mempersilakan Alice untuk berjalan di depannya.

"Lucy, aku sudah bilang berapa kali? Jika di kampus panggil saja dengan namaku. Di sini kini tidak ada perbedaan jabatan, kita sama-sama sederajat sebagai mahasiswa."

"Ta-tapi, Nona."

"Tidak ada tapi-tapian! Atau kamu pulang saja! Tidak perlu menemaniku lagi!"

"Tapi Non ... eh, baiklah A-lice," jawab Lucy dengan sangat kaku, Alice bahkan harus menahan tawanya.

"Sudahlah, ayo masuk!"

"Non ... eh, Alice jalanlah terlebih dahulu."

"Ck, ayo jalan bersama!" Alice menarik lengan Lucy agar berjalan sejajar dengannya.

Sepanjang jalan banyak mata yang mencuri pandang pada keduanya. Ada yang terpesona, ada yang menatap tanpa berkedip, namun ada juga yang memandang sinis.

Alice sama sekali tidak terganggu, sebagai Ayla tentu ia sudah terbiasa berhadapan dengan tatapan tak bersahabat seperti itu. Namun beda halnya dengan Lucy, ia merasa tidak terima nonanya mendapatkan tatapan benci seperti itu.

"Cih, dia masih berani kuliah disini? Ku kira dia tahu malu, ternyata tidak." Salah seorang gadis berkata sinis sembari menatap Alice.

"Hah? Dia itu sudah kehilangan urat malu. Kau tidak ingat bagaimana upayanya mengejar Aldric? Bahkan seperti itu tidak malu, apalagi sekedar kuliah dan bertemu kita."

Lucy mengeratkan rahangnya, sebagai bawahan sudah seharusnya ia membela sang majikan meski nyawa taruhannya. Saat akan melepaskan diri dari genggaman Alice, tak di sangka ternyata Alice telah maju duluan.

Sebenarnya ia ingin membiarkan saja orang-orang seperti ini berbicara sampai mulutnya dower dan berbusa. Tapi melihat mata Lucy yang penuh amarah, ia tak mau gadis itu terkena masalah. Jadi, ia yang akan turun tangan langsung.

"Saya tidak menyangka mahasiswa Blue Light University juga senang bergosip," ujar Alice santai, senyum tipis ia berikan.

Kedua gadis itu saling memandang, kemudian tertawa bersamaan. "Memangnya kenapa? Kau memang pantas untuk jadi bulan-bulanan atas sikap tak tahu malu mu itu," ucap salah satunya dengan senyum remeh.

"Lucy, ternyata aku sangat terkenal ya? Sayang sekali, aku sampai kehilangan ingatan."

Kedua gadis itu mengernyit.

Alice hilang ingatan?

"Dan sepertinya aku harus meminta Daddy untuk menyeleksi mahasiswa di kampus ini lagi. Jangan sampai ada sampah masyarakat yang bertebaran. Bisa hancur pamor Blue Light University nanti." Alice terlihat santai, bahkan senyum tidak pernah hilang dari wajah itu. Namun, kata-kata tadi ia ucapkan dengan tajam dan menusuk.

"Kau ..." Kedua gadis itu sampai tak dapat berkata-kata, siapapun tahu kalau Alice adalah putri pemilik kampus ini.

Tapi mereka sudah terbiasa menghadapi Alice yang abai, jadi mereka selalu berani mencibir gadis itu di depan mata. Tidak disangka Alice akan melawan balik, bahkan dari pancaran mata itu, Alice terlihat seperti iblis.

Tanpa kata Alice kembali berjalan pergi dengan terburu-buru, sementara Lucy semakin kagum padanya. Ia bahkan hampir bersorak tadi.

'Ck, aku tidak yakin kau itu antagonis. Padahal perlakuanmu pada Olivia sangat kejam. Tapi kenapa kau penakut sekali?' gerutu Alice di dalam hati, ia sampai tidak berani menggenggam tangan Lucy lagi karena kedua tangannya tengah bergetar hebat.

Sejak dibentak oleh daddynya, tubuh Alice memang sering gemetar ketika ada kejadian yang harus menguji nyali. Dan ini sedikit mempersulit Ayla. Seperti sekarang, ia harus kabur agar tidak menunjukkan ketakutannya.

Saking terburu-burunya, ia sampai menabrak seorang pria. "Maaf," ucap Alice kemudian berlalu.

Pria itu mengerutkan keningnya. "Apa ini trik baru lagi?" gumamnya dengan tersenyum sinis tidak peduli, kemudian melanjutkan langkahnya tanpa menoleh.

"Alice," pekik Lucy ketika tak bisa menyamai langkah sang majikan.

Aldric berhenti, lalu menatap Lucy tajam. "Berani sekali kau memanggilnya nama?"

"Tu-tuan Aldric. Maaf, tapi nona sendiri yang memintaku untuk memanggil nya nama saat di kampus."

"Kau seharusnya sadar akan kedudukanmu! Entah itu di mansion maupun di kampus, kau harus menghormati majikan mu!"

"Maaf, Tuan."

"Sudahlah, sana kau susul dia! Aku tidak mau dia membuat masalah lagi."

"Baik, Tuan."

.

.

.

"Nona." Lucy terengah-engah ketika berhasil menangkap lengan sang nona.

"Nona, kenapa jalannya cepat sekali?"

"Ck, kamu kembali memanggilku nona lagi, Lucy. Sepertinya aku harus memanggil sopir untuk menjemputmu."

"Ma-maaf, Nona. Tapi tadi tuan Aldric meminta ku tidak boleh tidak sopan seperti itu."

"Aldric?"

"Ya, yang Nona tadi tabrak adalah tuan Aldric."

Kening Alice mengerut, ia memang tidak menatap wajah pria tadi. Jadi ia tidak tahu kalau itu adalah Aldric. "Memangnya apa hubungan dia denganku?"

"Dia tunangan Anda, Nona."

"Ck, maksudku memang apa urusannya aku memintamu memanggil ku nama dengan dia?"

"Dia tunangan Anda, Nona. Jadi dia berhak menjaga nama baik Nona."

"Sebenarnya kamu itu bawahanku atau bawahan dia?"

"Saya bawahan Nona," ucap Lucy dengan tegas.

"Kalau begitu yang seharusnya kamu turuti itu siapa?"

"Nona Alice."

"Sekarang panggil aku apa?"

"Alice."

"Bagus. Lain kali jangan turuti perintah konyol orang lain lagi!" Lucy terdiam, tidak hanya kehilangan ingatan. Semua tentang nonanya sangat berubah. 'Apa nona tidak merasa ada perasaan yang berbeda pada tuan Aldric?'

.

.

.

Di sisi lain, dua gadis yang tadi sempat nyinyir pada Alice sedang beradu mulut.

"Ini salahmu. Bagaimana jika dia beneran minta daddynya untuk mengeluarkan kita?"

"Kau juga salah, kau lah yang mengomporinya."

"Yah mana ku tahu dia berani melawan. Selama ini yang berani dia lawan kan hanya gadis-gadis yang mendekati Aldric."

"Apa benar dia kehilangan ingatannya?" Sementara gadis satunya hanya menjawab dengan mengedikkan bahu.

"Siapa yang hilang ingatan?" Sebuah suara berat bertanya dengan datar.

"Al-Aldric? Eh, ehm..."

"Siapa yang hilang ingatan?"

"Eh, it-itu. Sepertinya Alice hilang ingatan, tadi dia sendiri yang bilang."

Aldric bergeming, wajahnya tampak memikirkan sesuatu. Setelah dipikir-pikir tadi Alice memang seperti tidak mengenalinya. Tetapi sesaat kemudian ia menggeleng, ia yakin ini pasti trik baru gadis itu untuk menarik perhatiannya.

.

.

.

Aldric mengedarkan pandangannya, sejak ia masuk ke ruang kelas matanya selalu melirik kesana kemari. 'Pergi kemana pembawa masalah itu? Bukankah dia masuk kelas ini juga?'

"Bos, apa yang kau cari?" tanya Malvin, sahabat sekaligus asistennya di masa depan.

"Tidak ada."

"Jangan bilang kau sedang mencari nona Alice."

"Mana ada, jangan ngawur!" Malvin memperhatikan wajah bosnya yang memerah seakan sedang tertangkap basah olehnya.

"Memangnya bos tidak mau tahu kenapa nona Alice sampai saat ini belum masuk kelas?"

"Tidak," balas Aldric cuek.

"Beneran, bos?"

"Aku bilang tidak ya tidak."

"Hahaha. Bos, wajahmu merah sekali."

"Kau ..."

"Ampun, Bos. Saya tidak akan tertawa lagi." Malvin mengangkat kedua tangannya ketika melihat tatapan tajam Aldric.

"Tapi apa sungguh? Bos tidak mau tahu nona Alice kemana?"

"Kalau mau bilang ya bilang saja. Mulut kan mulutmu, aku juga tidak bisa memaksamu diam walau aku tidak mau dengar," balas Aldric terlihat acuh tak acuh, perhatiannya ia alihkan pada sebuah buku.

Kali ini giliran wajah Malvin yang memerah. Bukan karena malu, tapi karena terlalu lama menahan tawa. Melihat wajah bosnya yang jaim tapi penasaran, benar-benar merupakan hiburan tersendiri baginya.

"Baiklah jika bos tidak mau dengar, maka aku juga tidak perlu membuang suaraku untuk mengatakannya," ujar Malvin sengaja, ia yakin bahwa Aldric menantikannya untuk berbicara.

Buktinya tadi Aldric menatapnya tajam, walau sekilas tapi itu sudah membuktikan bahwa pria itu penasaran.

"Bos."

"Apa?"

"Bos sungguh tidak mau dengar?"

"Ck, kalau mau bilang ya bilang saja! Kau mau lidahmu ku potong agar kau tak bisa bicara lagi?"

"Eh, ti-tidak, Bos." Malvin bergidik ngeri.

"Nona Alice sudah pindah jurusan, Bos. Jadi tidak akan sekelas dengan kita lagi."

'Pindah jurusan?' Entah kenapa di dalam hati Aldric ada rasa sesak yang menghinggapi, tapi ia cepat-cepat menepis rasa itu.

"Bagus dong, jadi dia tidak akan ganggu aku lagi," ujar Aldric dengan tersenyum, senyum yang aneh menurut Malvin.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

1
wardah
Luar biasa
Ryan Jacob
semangat Thor
embun senja
Luar biasa
adel
👍🏻
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
Nurul Inayah Kasrul
keren banget thor...bener2 plot twice...olivia ternyata/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Fiyaa
🤣🤣🤣🤣 darier kamu bisa aja
Noorjamilah Sulaiman
mantap
Noorjamilah Sulaiman
Lumayan
MashMellow🍭
dor dor dor dor
tembak tembak tembak
🤣🤣🤣
MashMellow🍭
permulaan, lpas tu kan akan jadi posesif x tentu pasal🤣🤣🤣 barulah ada claim ini tunanganku🤣🤣🤣
Ari Randz
mari mulai berkhayal dan berpusing2 ria /Grin//Grin//Grin//Silent/
Ari Randz
Luar biasa
rosemarie
ini ga ada s2 nya kah
Joey: Ada di profil Author ya😊
total 1 replies
Wulan
mmmmmmmm
Sri Yati
omo omooooo....
kanjeng_ribet
ceritanya sangat bagus, aku sampai terbawa suasana kadang ikut nangis kadang ikut tertawa❤️❤️
Joey: Terima kasih ulasannya❤️❤️. Jangan lupa mampir di karya baru author ya. "Istri Amnesia Tuan G"
total 1 replies
Nur Lela
luar biasa
Hikam Sairi
mampir
kriwil
udah ganti jiwa masih aja gemetar kasih setrum yang kenceng biar kaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!