Ojek Cantik

Like kalo kalian syuka sama karya author ini yahh 🤗

*********

"Halo Tu.."

"Ka Sam.. apa kakak ku ada bersama mu?", tanya Tampan dari seberang telepon.

"Iya, tapi dia lagi di dalam ruangan praktek dokter. Kenapa memangnya Tu?."

"Oh.. Tadi mama telpon katanya dompet Ka Cantik ketinggalan dirumah. Mama dan aku udah coba hubungin nomornya tapi gak diangkat, makanya aku hubungin Ka Sam. Nanti tolong dibilangin yah Ka, dia orangnya emang sedikit teledor. Pasti nanti dia bakalan heboh sendiri kalau gak ketemu dompetnya", jelas Tampan.

"Iya.. nanti aku sampein sama Cantik. Mungkin dia lagi diperiksa dokter, makanya gak bisa angkat telepon kalian", jawab Dodo senang.

Senang?

Iya senang.. Dodo akhirnya punya alasan untuk mengajak Cantik makan siang dengannya nanti. Wanita itu pasti tidak bisa menolak karena tidak membawa uang untuk naik angkutan umum.

"Ok.. Makasih Ka Sam, tolong dijaga yahh kakak aku. Jangan diambil hati kalo dia masih galakin kamu terus", ujar Tampan menggoda Dodo.

"Tenang aja Tu, aku sih udah nggak apa-apa.. Udah mulai terbiasa aku sama sikap kakak mu itu, hahaha..."

"Yaudah yaa Ka Sam, aku mau ke resto dulu. Bye.."

"Eh.. tunggu Tu. Besok jangan lupa yahh, nanti kita ketemu langsung aja disana", ucap Dodo buru-buru sebelum panggilan telepon itu diakhiri oleh Tampan.

Terdengar Tampan mengiyakan ucapan Dodo dan diakhiri nya dengan ucapan sampai jumpa besok.

Sesaat setelah panggilan telepon itu selesai, Cantik keluar dari ruangan praktek dokter orthopedi dengan tangan yang masih di gips.

Dodo berdiri lalu mendekati wanita dengan rambut panjang lurusnya, yang hari ini diikat ponytail.

"Gimana kata dokter Ca..?", tanya Dodo antusias.

"Gimana apanya?", Cantik balik bertanya.

"Ya itu, kata dokter gimana tangan kamu?", tanya Dodo serba salah.

"Oh.. nggak apa-apa, perkembangan nya bagus tapi belum boleh lepas gips. Nanti Minggu depan disuruh balik lagi untuk dicek."

Dodo mengangguk, dan berjalan mengikuti Cantik yang sudah berjalan mendahului dirinya di depan.

Dari belakang Dodo bisa melihat leher Cantik yang polos dan jenjang, tinggi mereka hanya beda dua senti saja. Jadi jika mereka berdiri berhadapan, Dodo bisa melihat wajah Cantik secara menyeluruh.

Baik dari manik mata hitam kecokelatan miliknya, hidung yang mancung, bibir tipis merekah, serta gigi putihnya yang tersusun rapi.

"Kamu mau pergi kan? Aku naik mikro aja, jadi kamu nggak perlu lagi anterin aku pulang!", ucap Cantik setelah mereka tiba di pintu keluar rumah sakit.

"Yakin kamu nggak mau aku anterin?."

"Iya..", ucap Cantik dan berjalan meninggalkan Dodo yang masih memperhatikan dirinya.

Cantik mulai merogoh kantong celana tiga perempatnya mencari-cari sesuatu di dalam sana.

"Astaga.. Kiapa nda ada dang?", ucap Cantik seperti orang kebingungan.

(Astaga.. Kenapa nggak ada?).

"Apa yang nggak ada Ca..?", tanya Dodo yang ternyata mengikuti wanita itu sampai di tempat mangkal mikro di rumah sakit.

"Dompet aku Sam.. Kamu liat nggak?."

"Enggak.. emang kamu simpan dimana?", tanya Dodo pura-pura nggak tahu.

Ingin rasanya dia tertawa saat ini melihat Cantik yang heboh sendiri dengan kepanikannya. Wanita itu berpikir kalau dompetnya telah jatuh di suatu tempat.

Benar kata Tampan, kalau Cantik akan bersikap seperti ini saat dompetnya tidak ada di saku celana, dan lelaki yang seakan tidak tahu itu benar-benar menikmati wajah panik Cantik yang terlihat menggemaskan untuknya.

"Aduh Sam, kayaknya jatuh di mobil kamu deh.. Tolong kamu cek yah.."

"Yaudah, kamu ikut aja aku ke parkiran. Kita cek sama-sama di mobil aku, ada ato enggak", jawab Dodo yang berusaha bersikap se natural mungkin di depan Cantik.

Mereka pun berjalan menuju parkiran mobil dimana mobil Dodo terparkir.

Sesampainya disana, Cantik buru-buru membuka pintu mobil dimana dia duduk tadi dan mulai mengobrak abrik isi dalam mobil itu.

"Ada nggak Ca..?."

"Nggak ada Sam.. Duh, jatuh dimana yah tu dompet?", jawab Cantik makin panik karena tidak menemukan dompetnya di mobil Dodo.

"Jangan panik Ca.. Coba kamu inget-inget dulu dimana terakhir kali kamu taruh tu dompet deh. Bisa aja kan kamu salah naruh tadi.." ucap Dodo mencoba menenangkan Cantik yang memang panikan jika barang yang dianggapnya penting tidak ada.

Cantik diam dan menghembuskan nafas panjang, mencoba mengingat-ingat seperti kata Dodo padanya.

Lama dia terdiam, namun setelah itu Cantik langsung tersenyum-senyum malu di depan Dodo yang sejak tadi memperhatikan wajah Cantik yang hanya berjarak beberapa meter di depannya.

"Udah inget?", tanya Dodo.

Cantik mengangguk dan pura-pura mengatur anak rambutnya yang berterbangan di tiup angin.

"Iya Sam, kayaknya aku yang lupa bawa dari rumah tadi", jawab Cantik malu.

"Maaf yah.. udah repotin kamu", sambung Cantik.

Dodo tersenyum menikmati wajah Cantik yang terlihat memerah karena malu dengan kehebohan yang diciptakan nya sendiri tadi.

"Nggaklah Ca.. santai aja kali. Ya udah sekarang gimana, kamu mau ikut aku aja atau..?".

"Ikut kamu aja Sam, nggak apa-apa.." jawab Cantik cepat.

Dodo tersenyum lagi, dan bersorak girang dalam hati. Rencana gue akhirnya bisa berjalan dengan lancar hari ini. Thank you so much dompet (terima kasih banyak dompet) berkat elo, gue bisa makan siang sama wanita yang ternyata bisa malu juga selain galak sama gue.

"Yaudah, ayo kalo gitu.. Nanti makin siang lagi", ajak Dodo dan membukakan pintu mobilnya untuk Cantik yang sempat dia tutup tadi.

Ya ampun.. Udah kayak mau kencan aja gue, gumam Dodo dalam hati dan memutari mobil menuju pintu sebelah.

Cantik terpaksa mengiyakan ajakan Dodo, karena untuk sampai kerumahnya dia harus menaiki mobil angkutan umum.

Bisa saja Cantik naik ojek untuk bisa sampai kesana, tapi biayanya lebih mahal. Beda sepuluh ribu rupiah dari harga angkutan umum, dan untuk harga segitu Cantik bisa berpikir ribuan kali untuknya.

Uang segitu bisa dipakai keluarganya untuk beli tahu tempe untuk makan satu hari mereka, sayang kalau hanya dihabiskan begitu saja untuk biaya ojek pikirnya.

Lebih baik Cantik menaiki mobil Dodo yang gratis dibanding harus merogoh kocek yang dalam hanya untuk pulang kerumahnya.

Lagipula dia hanya akan menemani lelaki itu kesatu tempat saja, jadi mereka tidak mungkin akan menghabiskan waktu sehari pikirnya lagi.

"Kita ke lokasi pembangunan dealer motor aku dulu yahh Ca.." ucap Dodo memberitahukan kemana mereka akan pergi saat ini.

"Ok.." jawab Cantik singkat.

Sepertinya Dodo harus terbiasa dengan Cantik yang selalu memberikan jawaban singkat, jika dia sedang tidak galak padanya seperti sekarang.

"Lokasinya agak deket juga dari rumah sakit," sambung Dodo lagi mencoba mengajak wanita yang duduk disampingnya berbicara.

"Oh.."

"Kok oh doang sih Ca.. Kamu nggak suka yah ngomong sama aku?."

Cantik membuang nafas kasar, dalam hati dia berkata kalau dia memang malas untuk sekedar berbasa-basi dengan lelaki ini.

Menjaga jarak adalah yang terbaik dengan Dodo, sampai pengobatan tangannya selesai dan dia bisa benar-benar putus kontak dengan Dodo.

"Lalu aku harus ngomong apa Sam? Aku juga bingung harus tanggapin apa ucapan kamu itu", jawab Cantik jujur.

"Yaudah.. tapi aku cuma minta jangan irit-irit lagi kalo ngomong sama aku Ca. Setidaknya kita bisa saling mengenal sebagai teman kan.."

"Teman?."

Dodo mengangguk, "Iya.. kamu mau kan temenan sama aku?", tanya Dodo melirik Cantik yang terdiam disampingnya.

...∆∆∆∆∆∆∆...

Teman dulu kata Dodo..

Hehehe

********

Dukung terus yukk pasangan ini..

Kalau masih ada sisa Vote boleh lah dibagi buat Dodo dan Cantik 😁

Terima kasih 🌹🌹🌹🌹🌹