Kisah seorang CEO tampan dan Pramugari cantik, yang dimana seorang CEO ini adalah seorang mafia, dan seorang Pramugari adalah seorang detektif tersembunyi. Mereka sama-sama psikopat hanya saja cara mereka beraksi itu berbeda. Membunuh dan darah adalah hal biasa bagi mereka.
3 tahun yang lalu mereka pernah di pertemukan tapi dalam keadaan yang berbeda dan menyamar menjadi orang yang biasa. Setelah pertemuan mereka itu, mereka tidak bertemu kembali sama sekali. Tapi akibat kecelakaan pesawat bandara Leonardus, Dominic menemukan wanita yang selama ini dia cari.
Allisya yang enggan sekali menjalani hubungan percintaan harus terjebak dalam pelabuhan cinta Dominic. Saat dia remaja saja dia tidak pernah menjalin hubungan dengan laki-laki sama sekali.
Rumor-rumornya Dominic sering sekali tidur berganti-ganti pasangan setiap malamnya. Entah itu hanya rumor atau kenyataan tidak ada yang tahu.
Akankah Allisya menerima cinta Dominic atau malah menolaknya?
Mempercayai rumor atau mempercayai ketulusan cinta Dominic?
Ikuti terus kisahnya agar kalian tahu jawabannya ^_^
Jangan lupa like, komen dan vote ya...^_^
Ig : alifap323
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alifa Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nomor ponsel
Jam menunjukkan pukul tujuh malam, Allisya sedang makan malam dengan Siska.
"Allisya, ayo kita pergi ke taman." seru Siska di sela makannya.
"Ngapain?" tanya Allisya.
"Ya menghibur diri, bosan disini terus. Memangnya kamu gak bosan disini terus?"
"Kalau aku tidur sih gak."
"Kamu memang suka banget tidur."
"Hehe."
"Sudah, ayo kita ke taman saja ya?"
"Ya sudah, bersihkan dulu mejanya baru kita berangkat."
Mereka berdua membersihkan meja makan. Allisya mencuci piring, sementara Siska sedang membersihkan meja agar tidak ada makanan yang menempel.
Selesai membersihkan tadi, mereka berdua masuk ke kamar mereka untuk mengambil ponsel, uang dan juga tas. Mereka berangkat dengan berjalan kaki karena taman yang mereka tuju sangat dekat dengan kontrakkan mereka.
Saat sudah sampai di taman, mereka membeli sosis bakar dan juga es jeruk. Mereka berdua duduk setelah membeli sosis bakar tadi.
"Allisya." panggil Siska yang sedang mengunyah sosis bakarnya.
"Hmm." jawab Allisya dengan gumam'an.
"Apa kamu mau langsung bekerja besok?" tanya Siska.
"Ya."
"Memangnya kamu sudah sehat? Kamu kan juga masih sakit."
"Aku sudah sembuh. Jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja." Siska mengangguk.
Selesai memakan makanan mereka, mereka berdua melanjutkan jalan-jalan mereka. Mereka menyusuri jalan taman yang cukup dingin karena hawa malam.
Di sisi lain, Dominic sedang memperhatikan kedua gadis tersebut. Antara percaya dan tidak percaya bahwa itu adalah Allisya.
Apa dia Allisya? Tapi, tidak mungkin penampilan Allisya seperti itu. Tapi, kenapa mereka mirip ya? Apa dia benar-benar Allisya? Lalu, siapa yang bersama dengannya itu? Setahuku Allisya tidak punya teman, kecuali teman detektifnya. ujar Dominic dalam hati saat melihat Allisya sedang bersama Siska.
Dominic mendekati kedua gadis itu, untuk memastikan apa benar itu Allisya atau bukan.
"Allisya." panggil Dominic. Allisya yang merasa namanya di panggil pun langsung menoleh. Allisya terkejut saat melihat kedatangan Dominic.
"Apa yang kamu lakukan disini, Allisya? Ini benar kamu Allisya kan?" tanya Dominic memastikan.
Siska merasa heran melihat tingkah laku lelaki di depannya ini. Siska mengamati dari kaki sampai wajah Dominic.
"Apa kamu teman Allisya?" tanya Siska kepada Dominic. Dominic mengangguk sebagai jawaban. Allisya menarik tangan Dominic untuk menjauh dari Siska, dan menyuruh Siska untuk menunggunya disini.
"Apa yang lo lakukan disini?" tanya Allisya tak suka kepada Dominic.
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Kenapa kamu ada disini? Kamu kan masih sakit." Allisya memalingkan wajahnya malas.
"Gue itu sudah sehat! Gue juga bosan di markas terus! Dan lo, kenapa ada disini? Tempat lo kan seharusnya di markas lo itu." Dominic mengerutkan keningnya heran mendengar ucapan Allisya.
"Apa maksudmu aku ada di markas?"
"Ck. Gue itu tahu kalau lo itu mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan Leo Corp dan gue juga tahu kalau lo itu pergi dari rumah! Jangan pura-pura seperti itu!" Dominic cukup terkagum dengan Allisya, pengunduran dirinya belum ada tiga hari tapi Allisya sudah mengetahuinya.
"Tidak salah jika aku memilihmu sebagai pendamping hidupku." ujar Dominic senang.
"Apa? Pendamping hidup? Gue belum tentu mau sama lo!"
"Mau gak mau, kamu harus mau."
"Memangnya lo siapa gue? Orang tua gue saja gak pernah mengatur gue kok!"
"Aku calon suami kamu, Allisya."
"Calon suami? Mimpi ya lo!"
"Bukannya kamu yang memberikan aku kesempatan untuk membuatmu mencintaiku?"
"Iya, memang. Maksud gue memberi kesempatan ke lo itu bukan calon suami, tapi lo harus buktikan ke gue apa lo pantas untuk gue cintai. Kita juga gak pacaran juga kan, gue cuma memberi lo kesempatan saja!"
"Jadi itu maksudmu?"
"Iya, memang lo pikir maksud gue apa?" Dominic tidak menjawab ucapan Allisya.
"Ah, sudahlah. Jangan memperlihatkan dirimu jika bersama dengan temanku tadi. Dia gadis polos, bisa-bisa dia berfikir yang aneh-aneh lagi!" setelah mengatakan itu Allisya pergi meninggalkan Dominic sendirian. Dominic masih mematung mendengar ucapan Allisya.
"Jadi, aku harus membuktikannya dulu ya?" gumam Dominic pelan sambil melihat kepergian Allisya.
Allisya kembali menemui Siska yang sedang duduk di kursi taman. Allisya juga ikut duduk saat sudah sampai di tempat Siska.
"Itu tadi siapa kamu? Pacar kamu? Kok seperti preman ya?" ujar Siska.
"Bukan, itu tadi teman aku." jawab Allisya
"Teman kamu? Setahuku kamu tidak memiliki teman lelaki, kan kamu anti sekali dengan lelaki."
"Sudahlah, jangan terlalu di pikirkan, gak penting juga kok. Kita pulang saja ya? Sudah malam, besok kita juga harus bekerja lagi." Siska mengangguk dan mengikuti Allisya.
Mereka berdua sudah sampai di rumah, mereka masuk ke kamar mereka masing-masing. Allisya merebahkan tubuhnya di ranjang dan mengeluarkan ponselnya dari tasnya tadi. Allisya sedang berbalas pesan dengan Ken.
"Ken, apa lo sudah mengirimkan nomor Dominic?" pesan terkirim.
"Belum."
"Kenapa? Cepat kirim!"
"Gue gak akan mengirimkannya kepadamu, gue akan kirim nomor lo ke Dominic!"
"Kenapa?"
"Allisya, jangan berfikiran gila! Jika lo mengirimkan pesan atau menelpon Dominic lebih dulu, pasti Dominic akan berfikir kalau lo sudah mulai bisa mencintainya! Dimana otakmu, Allisya?"
"Begitu ya, jadi Dominic harus mengirimkan pesan lebih dulu kepadaku?"
"Iya. Tunggu sebentar, gue akan mengirimkan nomormu ke Dominic."
Allisya tidak membalas pesan yang dikirimkan Ken baru saja. Dia lebih memilih untuk memejamkan matanya, karena dia merasa pusing sekali. Sementara, Ken sedang di buat bingung sendiri oleh Allisya.
"Allisya, sebenarnya apa yang lo pikirkan tentang Dominic? Dominic itu tidak ada apa-apanya. Seharusnya lo memilih yang derajatnya lebih sama denganmu. Lo dan dia cuma memiliki beberapa kemiripan saja dengannya, sama-sama psikopat dan juga sama-sama gila!" gerutu Ken sambil mencari nomor Dominic.
Tut… tut… tut…
Sambungan telpon tersambung dan Ken beberapa kali mengumpat dengan kesal.
"Tumben sekali lo nelpon gue dulu, biasanya kan gue yang nelpon duluan." ujar di seberang sana.
"Berhenti berbicara omong kosong! Sebenarnya lo suka gak sih sama Allisya?" tanya Ken di seberang sana.
"Kenapa lo tanya itu? Apa lo masih belum yakin kalau gue itu suka sama Allisya?" jawab di seberang sana.
"Gak, karena lo gak tanya-tanya tentang nomor ponsel Allisya!"
"Oh iya ya, gue lupa. Gue minta nomor ponsel Allisya."
Tut…
sambungan telpon terputus.
"Apa-apan Dominic itu? Seenaknya memutuskan sambungan telpon!" gerutu Ken.
Ken segera mengirimkan nomor Allisya kepada Dominic dan setelah itu Ken melanjutkan pekerjaannya tanpa memperdulikan pesan dari Dominic. Sementara Allisya dan Dominic sedang berbalas pesan.
Triing…
Ponsel Allisya berbunyi menandakan ada pesan masuk, Allisya segera membukanya dan melihat nomor yang tidak di kenal mengirimkan pesan kepadanya.
"Allisya."
"Siapa?" jawab Allisya.
"Apa kamu lupa denganku?" jawab disana.
Allisya mengerutkan keningnya bingung.
"Memangnya lo siapa? Sampai-sampai gue harus mengenal lo." gerutu Allisya.
Bersambung......
lanjut thor ,aku suka .....