NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI: SELIRKU BERUBAH CERDIK

TRANSMIGRASI: SELIRKU BERUBAH CERDIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Sistem / Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mur Diyanti

Athaya, seorang gadis mungil yang tinggal di pelosok desa. Berlari tunggang langgang kala ketahuan mencuri mangga tetangganya.

"Huuu dasar tua bangka pelit! Minta dikit aja gaboleh!" sungutnya sambil menatap jalanan yang ia tapaki tadi—menjauhi massa penduduk yang mengejarnya.

Athaya adalah gadis desa yang hidup sebatang kara di tengah masyarakat yang menganut budaya nepotisme.

Dimana, mereka lebih memikirkan kerabatnya, daripada orang susah yang ada di sekitarnya. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat Athaya untuk bertahan hidup.

Sampai akhirnya, ia mengalami hal di luar nalar saat masuk ke hutan. Ia masuk ke dalam portal misterius dan berakhir masuk ke dalam tubuh seorang selir yang sedang di siksa di tengah aula paviliun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mur Diyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi menghentikan peperangan

Seluruh pasukan prajurit bawahan Elios langsung berganti identitas seolah mereka adalah bawahan Ruo Ming.

Begitupun dengan Elios dan Elise. Mereka sudah siap dengan rencananya, dan akan memata-matai dan merusak segala rencana Ruo Ming yang akan mengganti senjata kerajaan itu dengan yang palsu.

Tepat jam 8 malam, setelah segala persiapan sudah mereka siapkan dengan matang. Seluruh pasukan yang membawa senjata palsu langsung di kerahkan.

Elios menyerahkan tugas pembawaan senjata pada Lu Zhen. Sementara Ia dan Elise akan menyaksikan dengan seksama apra tentara Kerajaan Xiarong yang sedang berkemah di suatu tempat.

"Menurut laporan bawahanku, prajurit Xiarong sudah sampai di perbatasan, dan mereka akan melakukan serangan besok. Apa sebaiknya kita kesana sekarang dan menjelaskannya langsung pada raja Xiarong?" Elise menjelaskan dengan seksama kabar burung yang ia terima sore tadi. Sambil berjalan membabat hutan menuju perbatasan.

Elios tampak mengerut serius—memikirkan sesuatu. "Mereka tidak akan mempercayai ucapan kita, Elise. Seberapa kuat pun kita menjelaskan, mereka sudah kecewa karena putrinya di lukai." Elios mendesah pelan. Seolah negosiasi adalah cara yang kurang cocok. Mengingat ketegangan mereka sekarang.

Selang beberapa lama, sampailah mereka di atas bukit yang cukup tinggi. Dimana disana mereka bisa melihat sekumpulan tenda Pasukan Xiarong sudah di bangun. Juga beberapa penerang obor terlihat terang di bawah sana.

Elise tampak memanyun kecewa. "Sebenarnya aku tak ingin ada peperangan, bagaimanapun juga, kita saling di adu domba. Itu sama saja kita mengorbankan nyawa prajurit sia-sia jika peperangan terus berlanjut."

"Kamu benar, Elise. Tapi tidak semudah itu bernegosiasi dengan Raja Xiarong. Jika saja Xiao Lu tidak terluka parah. Mungkin saja ia bisa menjelaskan pada ayahnya apa yang sebenarnya terjadi di Kekaisaran Longxia." Rahang Elios mengerat. Tangannya mengepal erat memikirkan jalan keluar yang bisa mereka lakukan selanjutnya.

"Kalian membicarakan ku?"

DEGGG!!

Elios dan Elise langsung menoleh ke belakang bersamaan. Dan betapa kagetnya mereka tatkala Xiao Lu tiba-tiba muncul dengan tubuh yang bugar tanpa luka sedikitpun. Putri Kerajaan sebrang itu pun sudah memakai pakaian layaknya seorang pendekar. Seolah luka tadi tidak seberapa baginya.

"XIAO LUUU?!!!" Elios dan Elise kompak memekik bersamaan.

Xiao Lu hanya tersenyum saja, sembari mendekat ke arah mereka. Dan ikut menatap ke bawah, dimana pasukan kerajaannya sedang berkemah di bawah sana.

"Ka-kamu—!!"

"Ayolah...aku tidak sebodoh itu untuk gampang masuk ke jebakan orang." Xiao Lu tersenyum santai menjelaskannya. Seolah wajah syok dua pasutri di sampingnya itu hanyalah hal biasa.

"Tapi tadi kamu terluka parah lho, Xiao Lu. Kenapa bisa kamu tiba-tiba ada disini?!" Elise masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. Jelas-jelas tadi Xiao Lu terluka parah di aula istana.

Xiao Lu hanya tersenyum saja, matanya fokus menatap ke bawah. "Yakali aku langsung pergi ke aula singgasana tanpa persiapan? Raja kalian sudah seperti ayahku juga. Tiba-tiba di diagnosa keracunan itu saja sudah hal tak masuk akal. Makanan yang aku bawa itu sudah di tukar oleh ahli dapur kalian."

Dahi Elios mengerut liar. "Jadi kau tau?"

"Tentulah, kau pikir aku apa Elios? masa kau tak tau kelicikanku lebih dari siapapun." Xiao Lu terkekeh tipis.

Elios dan Elise menghela nafas panjang. Mereka lega karena akhirnya Xiao Lu tidak kenapa-kenapa.

Sekarang beban mereka berkurang satu. Kini fokus mereka adalah menguak penghianat istana—Ruo Ming.

"YOSHHH!!! Sekarang masalah kita berkurang satu! Xiao Lu, bukankah bagusnya kau menjelaskan pada ayahmu kalo kita semua di adu domba?" Elise menjelaskan dengan serius.

Xiao Lu menoleh menatap Elise. Bibirnya tampak merapat menimbang-nimbang sesuatu. "Tapi aku lebih suka gelut sih."

"Apa coba! Kasian nanti prajurit —"

"Bercandaa....ayok gas kita turun!" Xiao Lu melompat lebih dulu ke bawah. Seolah ia sudah terlatih untuk berjalan di medan terjal perbukitan.

Elise menganga syok melihat betapa jagonya Xiao Lu. Sementara Elios hanya mengulas senyum tipis. Menepuk bahu selirnya itu lembut. "jangan kaget, Xiao Lu memang seperti itu, bar-bar."

Dengan cekatan Elios langsung meraih pinggang Elise dan melompat ke bawah—melayang di udara. Elise awalnya syok, apalagi wajah mereka terlalu dekat.

"Elios aku bisa sendiri." Elise yang gugup itu mencoba untuk lepas dari rengkuhan Elios.

Namun dengan cepat lelaki itu menolak. "Nurut, aku gabakal biarin kamu gelantungan kaya tadi di atas."

Elios masih ingat saat tadi mereka melompat dari satu pohon ke pohon lain, Elise justru malah asik gelantungan di pohon seperti monyet.

Hampir saja tangannya tergelincir saat berpegangan pada dahan pohon, dan bisa saja Elise jatuh ke tanah, untung saja Elios langsung menangkapnya. Kalau tidak, mungkin pinggang selirnya itu sudah patah tadi.

Bibir Elise memanyun tipis. Sesekali matanya melirik ke wajah Elios yang fokus menatap ke depan.

Matanya seolah sulit untuk berkedip. Rahangnya yang tegas, bibirnya yang sedikit tebal, dan hidungnya yang mancung, tak lupa matanya yang tajam dengan alis lentik itu. Ayolah, siapapun yang melihatnya sedekat ini pasti bakal terhipnotis melihat ketampanan seorang Pangeran Longxia itu.

Elios iseng melirik wajah Elise yang fokus menatap dirinya itu dengan ekor matanya. Bibirnya tertarik tipis, membuat Elise tersadar dari matanya yang liar memandangi wajah lelaki seperti itu.

"Kenapa? Apa baru sekarang kau mengagumi ketampanan wajah suamimu ini?"

Elise seketika membuang wajah ke samping karena gugup. Sesekali ekor matanya melirik Elios malas. "Apa coba."

"Halah..."

"ck, udah fokus!!"

Elios hanya terkekeh saja. Ia merasa mereka kini semakin dekat. Sikap Elise yang berubah itu justru malah menjadi candu baginya. Tidak mengejarnya gila-gilaan seperti wanita lain, tapi juga tak menolak dirinya. Sikap tarik ulur Elise benar-benar menarik baginya.

Selang beberapa menit. Akhirnya Elios dan Elise bisa menyusul Xiao Lu dibawah. Dengan cepat mereka berlari mengikuti Xiao Lu yang juga berlari ke arah tenda sang ayah.

"Besok kita akan menyusup bagian sini."

"Tapi raja, bagian sini pasti sudah di jaga ketat. Bukannya kita langsung saja ke bagian penjara istana. Aku yakin putri di tahan disana."

"Itu berada di selatan, akan sulit apalagi disana tanahnya berundak. Itu—"

"AYAHH!!"

Raja Feng Lu dan Jendral Liang Fei menoleh bersamaan. Mereka berdua melotot kala melihat seseorang yang seharusnya mereka selamatkan justru datang sendiri dengan tubuh yang sehat tanpa luka sedikitpun.

Xiao Lu langsung menghambur ke pelukan ayahnya. Membuat mereka yang awalnya terkejut langsung tersentak dan tersenyum haru.

"Astaga putrikuu, ayah kira kamu kenapa-kenapa!" Raja Feng Lu menangis haru memeluk putrinya. Ia sudah panik mengingat cerita yang dibawa oleh salah satu prajuritnya membuat hati kecil seorang ayah sepertinya tergores.

"Aku gapapa, ayah." Xiao Lu memeluk ayahnya erat. Seolah tak ingin ayahnya pergi darinya.

Elios dan Elise yang baru sampai ke tenda mereka pun ikut tersenyum haru kala melihat ayah yang menghawatirkan anaknya itu kembali bersatu dengan anaknya.

"Bukannya kamu terluka, Putri! Bagaimana bisa?!—" Jendral Liang Fei memekik tak percaya, ia sampai tak bisa berkata-kata.

Jelas-jelas tadi ia mendengar kabar bahwa Putri Xiao Lu sampai memuntahkan darah karena pukulan itu.

Xiao Lu menatap Jendral Liang Fei serius. Merenggangkan pelukannya dengan sang ayah perlahan. Lalu fokus berdiri di tengah-tengah mereka sambil menatap peta medan yang akan digunakan untuk berperang di atas meja besar.

"Kerajaan Longxia tidak bersalah, ayah. Justru mereka sedang di ambang kehancuran sekarang. Raja Longxia telah keracunan, dan salah satu penghianat istana akan menggunakan tentara kita untuk melancarkan aksinya."

Dahi Raja Feng Lu dan Jendral Liang Fei mengerut serius. Mereka menatap Xiao Lu dengan pertanyaan di benak mereka.

Namun sebelum itu, mereka bertiga langsung menoleh ke belakang saat sadar kehadiran Elios dan Elise disana.

Raja Feng Lu dan Jendral Liang Fei terkejut bersamaan. "Pangeran Elios, bukan?!" pekik Raja Feng Lu membeliak lebar.

Elios dan Elise berjalan mendekat bersamaan. Lalu memberikan salah hormat terlebih dahulu pada Raja Feng Lu.

"Salam yang mulia." sapa Elios dan Elise bersamaan.

Raja Feng Lu yang masih bingung itu hanya bisa mengangguk merespon salam mereka berdua.

"Kalian pasti berjuang keras yah?" ucapan Raja Feng Lu sontak membuat mereka berdua membeliak kecil.

Raja Feng Lu tersenyum. "Tak papa, selama putri saya selamat, kami tidak akan melanjutkan penyerangan. Justru kami akan membantu Raja Longxia untuk menggagalkan rencana penghianat di istana kalian."

Wajah Elios dan Elise langsung berbinar. Misi mereka untuk menghentikan peperangan pun berhasil tanpa pertumpahan darah sedikitpun.

"Terimakasih, raja." ucap Elios dan Elise bersamaan.

Sang raja hanya tersenyum saja, begitupun dengan Jendral Liang Fei dan juga Putri Xiao Lu.

"Sekarang, kita rubah taktik dan rencana."

Mereka berlima langsung fokus dengan rencana baru untuk besok pagi.

Gimana gimana??

Udah puas atau masih ada yang kurang dari cerita Mimin?

Oiya, jangan lupa like and coment yah, biar Mimin makin semangat buat update ceritanya.

Like dan coment kalian sangat berarti buat saya, thank youu🤩❤️

1
Ganteng Ahmad
Iklan dibawa, hanya sebuah novel, menceritakan tentang seorang ibu, dikhianati suaminya dan saudara, dalam kondisi hamil besar, banyaklah adegan kekerasan yang di alaminya, Ujung-ujungnya diceraikan juga, katanya nggak cinta lagi, eh... Buset aku bilang, kamu telah bikin dia hamil, masih bilang nggak cinta, singkat cerita empat saudara kembar, sudah menjadi sukses, begitu sayang pada ibunya, siapapun membully ibu kandungnya, dibikin menghilang, dari empat saudara ganteng itu. Adegan diulang terus, bikin gua menyesal bacanya 🤣
Dynhz: tentu boleh dong, author malah semakin semangat jika kalian komen. karyaku berasa dihargaii😍🙏
total 4 replies
Ganteng Ahmad
Keren banget, dimana anak kecil harus hidup keras layak orang dewasa, padahal tugas mereka cuma dua, belajar dan bermain. 🤣
Dewi Susanti
lanjut kak
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Dynhz: 😍🙏halloo
total 1 replies
Dewi Susanti
lanjut kak
+sakuran+
Coba deh baca ini, jamin deh puas banget sama ceritanya!
Dynhz: trimakasih😍🙏
total 1 replies
Gemma
Ngehubungin perasaan. 💔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!