NovelToon NovelToon
PEDANG GENI

PEDANG GENI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Persahabatan / Raja Tentara/Dewa Perang / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fikri Anja

PEDANG GENI. seorang pemuda yang bernama Ranu baya ingin membasmi iblis di muka bumi ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5

Matanya dengan tajam mengawasi gerobak yang dikawal 10 orang berpakaian merah. Di dalam gerobak tersebut, Mahesa bisa melihat dengan jelas jika ada 7 orang gadis yang terikat tangannya, dan mulut yang tersumpal kain.

Rasa penasaran cucu empu Barada itu semakin membesar ketika mendengar ucapan para pengawal gerobak tersebut.

"Enak sekali ya menjadi ketua. Kita yang harus bersusah payah mencari gadis-gadis ini, tapi ketua yang menikmati tubuhnya," kata pengawal gerobak yang masih terlihat muda.

"Jaga bicaramu. Jika ketua mendengarmu bicara seperti itu, kau akan dibunuhnya!" bentak temannya.

"Benar, sebaiknya jangan banyak bicara! Gadis-gadis ini gunanya untuk ritual ketua agar ilmu kanuragannya bertambah," sahut lelaki yang lain.

Mahesa tidak bisa menyembunyikan kegeramannya.Andai Ranu tahu tentang hal ini, pasti sahabatnya itu akan marah besar, pikirnya.

Pandangan Mahesa terus mengikuti arah kepergian gerobak yang mengangkut 7 gadis muda itu, menuju pintu gerbang Perguruan Jiwa Darah.

Pikirannya terus berputar, bagaimana caranya agar Ranu bisa mengetahui tentang yang akan terjadi kepada gadis-gadis itu. Tapi dia juga masih menunggu kode yang akan diberikan Ranu untuknya masuk ke dalam.

Ranu yang masih dalam keadaan bersila dan berusaha mencari keberadaan para gadis itu, akhirnya menemui titik terang setelah samar-samar mendengar suara isak tangis beberapa orang gadis secara bersamaan.

Kerutan di dahinya semakin menebal manakala suara tangisan itu semakin lama semakin keras terdengar. Dia akhirnya membuka matanya setelah mendengar s bentakan suara lelaki yang terdengar menggema di penjara bawah tanah itu.

"Jalan yang cepat! Hentikan tangisan kalian!"Kemarahan Ranu semakin menjadi saat dua orang lelaki, mendorong dengan kasar kepada 7 orang gadis yang lewat di depan selnya. Dua orang gadis menoleh dan memandang ke arahnya dengan wajah mengiba seolah minta untuk diselamatkan.

Ranu mengangguk dan membalas pandangan dua orang gadis itu seraya memberi kode dengan tangannya untuk bersabar.

"Masuk cepat!" bentak salah seorang lelaki yang terdengar dengan jelas di telinga Ranu. Nampaknya para gadis itu dimasukkan di sel yang terletak persis di sebelah sel Ranu.

Setelah para penjaga itu pergi, Ranu menggenggam jeruji besi selnya dan mengerahkan api hitamnya untuk melelehkannya. Dalam waktu singkat, Ranu sudah keluar dari selnya dan berjalan ke sel di sebelahnya tempat para gadis itu disekap.

"Tenang, kalian di sini dulu. Aku akan berusaha mencari jalan keluar untuk menyelamatkan kalian!" ucap Ranu pelan.

"Tolong kami, Tuan!" kata salah seorang gadis mengiba kepada Ranu.

"Aku berjanji akan menyelamatkan kalian. Tapi kalian di sini dulu, aku pasti kembali!"

Harapan untuk selamat yang disematkan Ranu kepada para gadis itu serasa bagai oase di padang padang pasir yang kering. Harapan mereka untuk selamat akhirnya tumbuh meski tidak terlalu besar.

Ranu berjalan mengendap-endap menaiki tangga mendekati dua orang yang berjaga di luar. Dalam sekali gebrakan, dua orang itu sudah tergeletak di tanah, entah pingsan atau sudah mati. Ranu lalu melemparkan dua orang lelaki itu ke dalam lorong penjara.

Setelah itu, Ranu melesat keluar dengan langkah angin dan mencari salah satu bangunan yang terbuat dari kayu untuk membakarnya. Dia melakukan itu untuk memberi kode kepada Mahesa agar bergerak masuk ke dalam.

Bangunan kayu yang terbakar di siang bolong itu berkobar dengan hebat. Hembusan angin di puncak gunung yang kencang juga membuat laju api semakin tidak terkendali dan membakar bangunan-bangunan di sampingnya.

Kehebohan luar biasa terjadi di perguruan yang biasanya selalu tenang itu. Ratusan anggota keluar dan berusaha bahu-membahu memadamkan api yang sudah berkobar membakar tiga bangunan yang saling berdekatan.

Jeritan kematian juga terdengar dari dalam bangunan yang terbakar itu. Para penghuninya yang tidak sempat keluar menyelamatkan diri akhirnya mati mengenaskan.

Asap yang mengepul tinggi dari dalam komplek Perguruan Jiwa Darah rupanya sudah ditangkap mata Mahesa. Pemuda itu sudah bisa mengira bahwa asap itu adalah kode yang diberikan Ranu agar dia menerobos masuk.

Dengan melesat kencang, Mahesa menarik pedangnya dan melesatkannya ke arah pintu gerbang yang dijaga beberapa orang. Jeritan kematian para penjaga yang tubuhnya terpotong menjadi dua, dan ditambah pintu gerbang yang ambruk akibat serangan tersebut membuat suasana di dalam perguruan itu semakin riuh.

Konsentrasi anggota perguruan itu terbelah menjadi dua, antara memadamkan api dan menghadapi dua pemuda yang secara brutal melakukan pembantaian. Mahesa bergerak mendekati Ranu yang sudah dikepung hampir seratus orang.

Rupanya keberadaan Ranu yang membakar bangunan tadi, diketahui oleh salah seorang anggota perguruan itu dan melaporkannya kepada yang lain.

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
Was pray
ya jelas dicurigai kan kamu dan suropati jelas2 orang asing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!