Disclaimer : Novel ini hanya pure karangan dari imajinasi author saja, tak ada kaitannya dengan sejarah manapun. Nama- nama dan tempat ini juga hanya fiktif belaka, tak berniat menyinggung sejarah aslinya, semoga kalian suka🙏
****
Jihan Athala adalah seorang aktris muda yang terkenal, kepiawaiannya dalam berakting sudah tak perlu di ragukan lagi, tapi satu hal yang tidak di ketahui semua orang, dia merasa terkekang, hatinya kosong. Jihan merasa bosan dengan kehidupan glamor yang monoton. Hingga suatu hari sebuah kecelakaan merenggut nyawanya tapi bukannya pergi ke alam baka, jiwanya malah ber transmigrasi melintasi ruang dan waktu, saat membuka matanya Jihan menyadari dirinya bukan lagi seorang aktris yang hidup dalam dunia glamor yang membosankan namun terbangun sebagai Sekar wulan, seorang istri dari adipati kerajaan lampu yang terkenal bengis dan selalu berwajah angker.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian : 19
Keheningan kembali menyelimuti tempat itu sejenak, lalu disusul dengan nafas gemuruh penuh gejolak amarah dari Agni rara setelah mendapatkan tamparan yang membuat pipinya kebas dan terasa perih. Tapi lebih perih lagi hatinya yang melihat Raden Erlangga hanya diam saja, tak membantu nya. Padahal jelas- jelas laki-laki itu melihat jika gadis kesayangannya telah mendapatkan tamparan dari perempuan putri pemberontak di Kerajaan mereka. Semakin di sadari nya, ia semakin tak menerima ini.
Raden Erlangga benar-benar telah terpengaruh dengan kebaikan sesaat yang di lakukan Sekar wulan, pria itu malah sedang menatap Sekar wulan dengan tatapan terpana, sementara tiga ajudan setia nya pun terlihat puas dengan apa yang mereka lihat, setelah Sekar wulan berhasil mempermalukan nya. Agni mengepalkan tangannya geram, wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus karena amarah yang sudah menggelegak.
"Kamu... kami berani menamparku! " suaranya sampai terputus- putus karena guncangan emosi yang dia rasakan, kemudian tangannya terangkat ke atas, bersiap menampar balik Sekar wulan dengan seluruh tenaganya.
Tapi sayangnya, dia meleset sebab raden Erlangga yang masih memegang tangan Sekar wulan seketika menarik tubuh gadis itu ke belakang tubuh nya yang besar, bermaksud untuk melindungi nya, hingga sia- sia saja tangan Agni rara ia layangkan ke udara yang ada malah semakin membuatnya malu karena dia terlihat seperti orang konyol sekarang.
Saat dia berbalik lagi, wajahnya tidak lagi memerah melainkan sudah hampir ingin menangis. Ia buat ekspresi nya sesedih mungkin, dan sekarang suara yang di keluarkan nya sangat berbeda tak seperti saat dia memaki Sekar wulan tadi.
"Kangmas... kangmas melindungi nya? padahal Yunda Sekar wulan jelas- jelas sudah menampar ku, kangmas, hiks, hiks! " bibirnya bergetar dan dia keluarkan jurus andalan nya, yaitu menangis seperti orang yang tak berdaya.
Membuat Sekar wulan muak sekali melihat nya, apalagi Gurem, pitung dan Sanggara yang sudah ada di sana sejak awal Agni rara mengamuk- ngamuk tak jelas.
Raden Erlangga merasa situasi ini terlalu pelik, antara sahabat masa kecilnya atau istrinya yang dia sendiri tak tahu perasaannya untuk gadis itu bagaimana. Tapi sebagai pemimpin jelas ia harus bersikap adil dan mencari tahu dulu akar permasalahan nya di mana, karena jelas mereka berdua sama- sama dalam kondisi yang berantakan.
Ia kemudian menoleh Sekar wulan, wajahnya terlihat serius, di sini dia berdiri bukan sebagai suami atau pun sahabat baik, tapi sebagai pemimpin wilayah ini. "Sekar wulan, sebenarnya apa yang terjadi? kenapa kau menampar nyimas Agni rara? "
Bermaksud hati, ingin menginterogasi dengan baik- baik tapi pemilihan kata nya yang menurut Sekar wulan tak tepat, membuat hati mungil gadis itu merasa tersentil apalagi emosi nya setelah mendengar segala ucapan Agni rara membuat ia memandang maksud Raden Erlangga itu adalah karena memihak pada Agni rara.
"Kenapa? mau menyalahkan ku?! " tanya Sekar wulan dengan emosi yang meledak- ledak, suara nya yang meninggi membuat raden Erlangga tersentak. Padahal bukan itu maksudnya.
Hendak mengelak tuduhan itu, namun seperti nya raden Erlangga tak di beri kesempatan lagi untuk berbicara.
"Tanyakan saja pada sahabat kesayangan mu itu, apa maksud nya merendahkan dan menampar ku? ! " ujar Sekar wulan lagi, wajahnya mendingin. Lalu tanpa mementingkan ke sekitar lagi, ia berbalik melewati Raden Erlangga dan yang lainnya. Lalu berhenti di depan piring persembahan yang terjatuh dan berantakan di lantai, lalu berjongkok untuk membersihkan nya. Setiap gerakannya di perhatikan oleh mereka namun Sekar wulan tak lagi peduli. Wajahnya datar saja dan setelah membersihkan piring persembahan, dia berbalik pada Gurem, pitung dan Sanggara.
"Kalian, maaf ya untuk makanannya, aku tak jadi berikan karena ini sudah kotor. "
Gurem, pitung, dan Sanggara terenyuh melihat Sekar wulan yang masih tetap tegar dengan senyuman nya, apalagi saat melihat tangan mulus gadis itu juga ikutan kotor karena memungut makanannya. Dia tampak begitu menghargai makanan dan mereka salut untuk itu dan semakin memperkuat keyakinan mereka jika sikap Sekar wula berbeda seperti yang di rumor kan selama ini.
Mereka bertiga lantas kompak mengangguk, pelan. "Tidak apa- apa, kanjeng raden ayu. "
Sekar wulan tersenyum tulus. "Nanti, lain kali akan ku berikan yang tidak kotor seperti ini. "
"Baik kanjeng raden Ayu. "
Dan Agni rara yang melihat pemandangan itu merasa muak hingga memutar bola matanya, malas tentu tanpa di ketahui oleh semua orang.
Sekar wulan lantas berbalik dan melangkah pergi dengan anggun tanpa menoleh pada raden Erlangga yang sejak tadi menatap nya.
Raden Erlangga hendak mengejar namun langkah nya segera di tahan oleh Sanggara.
"Maaf gusti adipati, tapi seperti nya kanjeng raden Ayu saat ini tak ingin di ganggu. "
"Tapi dia harus menjelaskan situasi ini dulu. " tekan raden Erlangga merasa tak di hargai keberadaan nya.
"Kenapa tidak bertanya pada raden Ayu Agni rara saja? " celetuk Gurem yang langsung membuat Raden Erlangga terdiam.
Benar, saking fokusnya pada Sekar wulan dia sampai lupa menyadari keberadaan Agni rara. Sementara gadis itu sudah menangis terisak- isak, menunjukkan kelemahan nya lagi. Membuat pitung dan Gurem yang melihat nya, jengah.
Gurem lantas maju, memberikan kesaksiannya. "Gusti, jika gusti ingin tahu Raden Ayu Agni rara lah yang mencari keributan lebih dulu. Dia mengamuk- ngamuk tak jelas pada kanjeng raden Ayu bahkan dialah yang menampar kanjeng raden Ayu lebih dulu. "
Mendengar kesaksian Gurem sontak saja membuat Raden Erlangga langsung melirik tajam ke arah Agni rara.
"Benar, apa yang di katakan ajudan ku, nyimas? "
Agni rara merasa terpojokkan, harusnya dia langsung kabur karena tahu akan ada saksi mata di sini, tapi dia tetap bertahan karena percaya apapun yang terjadi, raden Erlangga pasti akan membelanya namun seperti nya ekspetasi nya itu tak sesuai realita nya.
"Kangmas, tunggu dulu kangmas. Biar aku jelaskan, sebenarnya aku hanya ingin membela diri kangmas! " memberondong Agni memberikan kata pembelaan, namun seperti nya Raden Erlangga sudah terlanjur kecewa, saat tangannya hendak di gapai Agni rara, laki-laki itu dengan cepat menghindar.
"Tidak perlu, sekarang aku sudah tahu semuanya. "
Wajah Agni rara semakin memucat, dia tak ingin kehilangan kepercayaan dari pria ini.
"Ah, siall! kenapa malah jadi begini?! " dalam hati ia merutuk.
Dia bahkan sudah menunjukkan kerapuhan nya, tapi seperti nya itu tak mempan untuk raden Erlangga. Lalu tanpa sudi menatapnya lagi, raden Erlangga memanggil kan salah satu prajurit.
"Prajurit, antarkan raden ayu Agni rara sampai ke gerbang Kadipaten! " itulah keputusannya, dia masih menghargai hubungan murid dan guru dengan ayah Agni rara hingga tak menjadikan masalah ini panjang dan lagi dia sudah sangat stres dengan pekerjaan nya saat ini.
Agni rara menggeleng, awalnya dia meronta- ronta tak ingin di usir seperti ini, tapi apa yang di katakan Raden Erlangga berikut nya membuat dia tak bisa berkutik.
"Pulang atau jangan pernah muncul di hadapan ku lagi! "
****
lanjut Thor semangat 💪👍 trimakasih 🙏
ayo Thor lanjut up semangat 💪👍❤️🙂🙏
lanjutkan Thor semangat 💪👍❤️🙂🙏
ayo lanjut Thor semangat 💪👍❤️🙂🙏
lanjut Thor semangat 💪 salam sehat selalu 🤲🙂❤️🙏
maturnuwun Thor lanjut critanya ...
ibu suka crita transmigrasi semoga sukses, salam sehat selalu ya Thor 💪👍❤️ lanjut 🙏