Stuck With Mr. Dominic

Semalaman Valeri bahkan tak bisa tidur memikirkan semua tawaran dan percakapannya dengan Jeriko di pinggir pantai itu. Namun tak ingin mengganggu tidur Jemima, karena memang mereka tidur sekamar, Valeri hanya berdiam diri di ranjangnya.

Sampai matahari pagi menyapa, dan Valeri sudah selesai berolah raga dengan berlari memutari villa. Dia perlu pengalihan pikiran, dan olah raga adalah salah satu yang bisa diandalkan untuk saat ini. Semalam, hampir tengah malam Frank memberikan info bahwa apartemennya di bobol lagi dan parahnya, kali ini brankas Valeri juga turut dibobol.

Untungnya Valeri tak pernah menyimpan surat berharga dan perhiasan di brankas itu. Di sana hanya berisi semua surat kerja samanya. Tak ada asset dan juga kekayaan yang dia simpan disana. Sehingga semua itu hanya dibiarkan berantakan dan ditinggalkan begitu saja. Frank sudah membereskannya lagi dan melaporkan semuanya pada Hiro.

Valeri masuk ke dalam villa dan melihat Bella sedang berkutat di dapur, Valeri menghampiri wanita paruh baya itu yang tampak sedang sibuk menyiapkan sarapan dibantu oleh Eca dan Elsa. Sedangkan seluruh pemudi tak kelihatan ada di sana. Valeri langsung mengambil alih panggangan, dan dia memilih memanggang roti.

“Eh Val, kamu sudah kembali?” sapa Eca yang sedang mencuci sayur

“Iya aunty. Aku bantu panggang roti ya” ucap Valeri lembut

“Emang bisa masak?” tanya Eca lagi. Posisi Valeri memang berada paling berdekatan dengan Rebecca, adik ipar Bella. Sedangkan Elsa memilih menyiapkan buah dan jus. Sedangkan Bella sedang sibuk dengan masakan beratnya, seperti tumis sayuran dan menyiapkan lauknya.

Valeri meringis, “Bisa yang simple aunty. Seperti sandwich, steak, tumis sayuran, salad begitu. Kalau sudah yang ribet nggak bisa. Sebenarnya nggak punya waktu untuk belajar dan praktik”

Eca mengangguk pelan, “Sibuk sekali ya pasti? Kamu biasa tinggal sendiri di London?”

Valeri tersenyum dan mengangguk, “Ada manajer dan asisten aunty. Yang pasti asisten yang tinggal sama aku di apartemen, kalau manajer hanya nemeni kadang-kadang”

Eca mengangguk lagi. Lalu Bella yang baru menyadari kehadiran Valeri langsung tersenyum lebar, “Wahhh aku berasa punya menantu nggak sih Ca!” ucapnya dalam Bahasa Indonesia.

Valeri menaikkan alisnya tak mengerti ucapan Bella, sedangkan Eca dan Elsa justru tertawa dan mengangguk. Bella lalu mendekati Valeri dengan membawa segelas jus jeruk yang telah dibuat Elsa, “Minum dulu, kamu habis olahraga kan!”

Valeri tersenyum dan menerima gelas itu dan meminumnya, “Terima kasih aunty.”

Bella tersenyum, “Apakah kamu selalu bangun pagi begini Val?”

Valeri menggeleng, “Enggak juga. Selama berlibur disini, makanku sedikit tidak terkontrol. Jadi aku harus mengimbangi dengan olah raga Aunty.”

Bella menatap Elsa, “Kenapa Cia tidak begitu? Dia bahkan tak peduli apa saja makanan yang masuk ke mulutnya! Mereka kan sama-sama penyanyi?!”

Eca terkekeh mendengar ucapan Bella yang seperti sedang membandingkan kedua calon menantunya, “Cia mau makan sebanyak apapun juga nggak akan gemuk kak! Lihat saja Elsa dan Darrent!”

Bella mengangguk pelan, “Iya juga sih! Eh, Val, kata Jeri orang tuamu mau datang?”

Valeri mengangguk, “Iya aunty. Maaf jadi mengganggu liburan aunty semua”

Bella menggeleng, “Tentu tidak. Nanti aunty siapkan jamuannya. Biar mereka tidur di villa ini saja, jadi bisa semakin dekat dengan kita. Jeri biar pindah ke kamar Jerome.”

Valeri tersenyum, “Terserah aunty saja”

Mereka kemudian melanjutkan memasak dan menyiapkan sarapan dengan banyak obrolan. Sampai semua siap, dan Valeri memilih pamit untuk mandi dan bersiap sebelum semua akan makan pagi bersama.

Setelah mandi, Valeri bersiap dan Jemima masuk ke kamar dengan membawa paper bag di tangannya. Jemima menyerahkan pada Valeri.

“Dari kak Jeri. Katanya kamu disuruh pakai masker sama jaket ini, supaya nggak dikenali orang” ujar Jemima

Valeri mengangguk dan menerima paper bag itu.

“Val, sorry tapi aku mendengar percakapanmu dengan kak Jeri semalam” ucap Jemima tiba-tiba

Valeri menaikkan alisnya kaget, “Percakapan yang mana?”

“Tawaran kak Jeri soal menjadi kekasihnya untuk membuat mommy bahagia” jawab Jemima santai

Valeri menundukkan kepalanya, “Maaf. Aku belum mengiyakan kok. Aku juga nggak mau membohongi aunty Bella”

Jemima menggenggam tangan Valeri, “Val, apa kamu menyukai kakakku?”

Valeri menoleh menatap Jemima, “Bukan gitu”

“Kamu takut jatuh cinta beneran sama kak Jeri?” tebak Jemima

Valeri menghembuskan nafasnya dan mengangguk, “Ya. Aku tak bisa mengendalikan perasaanku kan Mima. Bagaimana jika aku yang jatuh cinta padanya, dan dia masih terjebak dengan masa lalunya? Aku sama dengan menyakiti diriku sendiri, lagi”

Jemima menghembuskan nafasnya, dia sudah sering membicarakan Valeri dan Jeriko. Bukan semua saudara Jeriko tak bisa melihat, tapi ini pertama kalinya Jeriko membawa seorang gadis ke liburan keluarganya. Memperkenalkannya dan membiarkan gadis itu berbaur dengan seluruh keluarganya, setidaknya itu yang Jemima dengar dari seluruh sepupunya.

Dan menurut Jerome, yang notabene adalah saudara kembar Jeriko, mereka pernah berbagi tempat yang sama saat masih di dalam kandungan. Jerome bisa melihat Jeriko melibatkan perasaan ketika bersama Valeri. Semua yang dilakukan Jeriko untuk melindungi Valeri bukan hanya sekedar rasa kasihan apalagi urusan pekerjaan. Tapi ada rasa lain yang berusaha ditepis oleh Jeriko. Jeriko masih berusaha mempertahankan keyakinannya bahwa hatinya masih membeku dengan masa lalunya. Wanita yang begitu dia puja dan cintai sepenuh hati, namun berakhir dengan sebuah penghianatan besar.

Semua sepupu sudah menunggu mereka di halaman, sementara Jeriko berdiri di pintu masuk dengan tangan masuk ke dalam saku celananya. Begitu melihat adiknya berjalan bersama Valeri, Jeriko langsung menegapkan tubuhnya.

Jeriko memeluk adiknya dan mengecup kening Jemima, “Jangan jauh-jauh dari Jo, Finn dan Damian!” pesannya

Jemima mengangguk, “Aku sudah dewasa kak! Jangan terlalu khawatir!”

Jeriko mengangguk dan tersenyum. Lalu dia menatap Valeri yang terdiam di samping Jemima, Jeriko mengulurkan kartu pada Valeri. Valeri langsung mengerutkan keningnya.

“Buat apa? Aku punya uang Iko!” ucap Valeri sedikit ketus, dia sedikit tersinggung dengan yang dilakukan Jeriko

“Jangan meninggalkan jejak Zoe. Tak ada yang tau kamu di sini kan” ucapnya pelan

Valeri baru sadar bahwa seharusnya dia berada di persembunyian, menggunakan kartu kreditnya akan memudahkan seseorang melacak keberadaannya. Valeri mendengus dan menerima kartu yang diberikan Jeriko.

“Aku akan mentransfer balik semua yang kupakai” ucapnya

Jeriko mengangguk saja, daripada percakapan mereka jadi panjang, “Hati-hati. Jangan jauh-jauh dari Jo, Damian dan Finn. Aku melarang Felix ikut, wajahnya sudah dikenali sebagai kepala pengawalmu. Jadi berhati-hatilah”

Valeri mengangguk, lalu dia berjalan pergi meninggalkan Jeriko. Dia belum membuat keputusan atas permintaan Jeriko. Jadi dia tak ingin berdekatan dulu dengan Jeriko. Jemima yang melihat itu hanya melirik kakaknya dan menyusul Valeri.

Setelah semua siap, semua pemuda pemudi itu berangkat dengan pengawalan ketat. Apalagi status Ciara sebagai salah satu penyanyi negeri gingseng itu membuatnya selalu di temani beberapa pengawal yang khusus disiapkan oleh Jerome. Jerome sama protectifnya dengan Jeriko, tak akan membiarkan kekasihnya pergi tanpa pengawalan sama sekali.

***

Sekitar dua jam setelah kepergian semua keluarganya, Tuan dan Nyonya Oliver datang bersama dengan Pengacara keluarga mereka. Bezalel tentu saja menyambut pasangan itu dengan ramah, bahkan Bezalel cukup kaget karena ternyata orang tua Valeri adalah Adolf Oliver, orang yang pernah menjalin kerja sama dengan perusahaannya saat Bezalel masih cukup muda.

Setelah berbasa-basi, Jeriko mulai memperkenalkan dirinya dan menceritakan semua yang sebenarnya dialami oleh Valeri. Semua. Tidak ada yang dia tutupi, termasuk terror video mandi Valeri. Dan kenyataan itu cukup membuat semua orang tua disana terkesiap.

“Jeriko, boleh saya bertanya kenapa kamu mau membantu puteri saya?” tanya Adolf setelah mendengar semua penjelasan Jeriko. Dia perlu memilah apa yang harus dia lakukan selanjutnya untuk puterinya.

“Awalnya saya kasihan padanya. Saya memang menerima pekerjaan yang menyangkut Arthur Calvin, hal itu membuat saya turut mendapatkan informasi mengenai Valeri. Lalu saya tanpa sengaja bertemu dengannya di pesta salah satu kolega saya, dan disana saya merasa seperti melihat adik saya. Saya kasihan padanya, dan saya membantunya dengan menawarkan sebuah pengawalan padanya. Namun semakin kesini, saya rasa saya menyukai puteri uncle dan saya tak ingin dia bersedih” jawab Jeriko tegas

Adolf menaikkan alisnya dan langsung memandang isterinya. Zea juga langsung memandang Adolf dengan senyum tertahan. Sementara Bella yang duduk di samping suami dan Jerome langsung menahan pekik an bahagia. Dia sampai mendekat ke Jerome.

“Apakah kakakmu jujur kali ini Jerome?” bisiknya

Jerome melirik Jeriko dan sedikit menaikkan sudut bibirnya, lalu mengangguk, “Ya mom”

“Bagus! Sudah saatnya mommy memiliki menantu! Kalian berdua akan menikah bersama!” bisiknya bersemangat

Bezalel langsung mendengus, mendengar bisikan isterinya. Setelah bertemu Valeri, isterinya itu selalu membicarakan Valeri di setiap kesempatan. Cantiklah, anggunlah, baiklah, polos, dan semua pujian yang diberikan.

“Baiklah, kita bahas itu nanti. Sekarang apa yang kamu rencanakan? Jika kita terlalu frontal maka nama baik puteriku akan menjadi taruhannya?!” ucap Adolf

Jeriko mengangguk, “Arthur tidak sesederhana yang ditampilkan. Dia pemilik salah satu situs porno besar, dan aku sudah mengecek sendiri di situs miliknya bahwa video milik Valeri tidak tersebar. Jadi anda bisa tenang, aku sudah menanamkan virus di komputernya semalam setelah aku berhasil menghack komputernya. Aku juga sudah meminta asistenku untuk menyusup ke perusahaan miliknya dan menanamkan virus di server miliknya, untuk antisipasi jika dia menyimpan filenya disana. Yang terpenting sekarang adalah, bagaimana dengan asset Valeri yang berada di tangannya?”

Adolf mengangguk dan menoleh menatap pengacaranya, pria itu menyerahkan semua dokumen yang dia bawa pada Adolf. Dan Adolf memberikan pada Jeriko. Jeriko memeriksanya sekilas lalu menyerahkan pada Bezalel dan Jerome untuk turut memeriksanya.

“Berarti semua masih aman? Hanya bisnisnya yang ada di Paris yang melibatkan nama Arthur?” tanya Jeriko

Pengacara itu mengangguk, “Ya, semua asset nona Valeri saya yang menghandle. Dan semua surat berharga ada sama saya. Termasuk apartemen dan mobil yang saat ini digunakan oleh tuan Arthur Calvin”

Jeriko mengangguk pelan, lalu dia melirik Jerome yang juga mempelajari semua berkas itu. Jerome menganguk pelan, “Kita lakukan sesuai rencana saja. Hancurkan sekalian bisnis itu, dan Val bisa membangun baru tanpa nama baj*ngan itu”

“Jerome, jaga bicara kamu!” tegus Bella

Jerome memutar matanya, “Maaf mom”

Jeriko mengangguk setuju, “Baiklah, berarti kita gunakan Finn sebagai seseorang yang akan muncul di setiap kemunculan Valeri”

Bezalel mengerutkan keningnya, “Kenapa Finn? Kenapa bukan kamu saja?”

Jerome yang menjelaskan, “Dad, kakak akan berperan sebagai kekasih Mima kan sesuai rencana kita menghancurkan keluarga Wijaya. Nggak mungkin dia keluar juga dan menjadi kekasih Valeri!”

Bezalel menggeleng nggak setuju dengan rencana mereka berdua, “Kalau begitu minta Finn yang berperan sebagai kekasih Mima!”

Jeriko menatap ayahnya, dia sadar maksud ayahnya. Ayahnya tak ingin membuat nama Valeri menjadi buruk. Jika suatu saat terbongkar dan Valeri justru pacaran dengan Jeriko. Valeri akan dicap sebagai wanita yang suka gonta ganti pacar, apalagi status Jeriko dan Finn yang memang sepupu. Lalu Jeriko mengalihkan tatapannya pada Jerome, menaikkan alisnya meminta pendapat adik kembarnya itu.

Jerome akhirnya mengangguk, “Baiklah, Finn akan bertukar tempat dengan kakak”

Jeriko mengangguk dan kembali menatap Adolf, “Maaf, kejadiannya bersamaan dengan kami akan membalaskan perlakuan yang diterima adik kami. Jadi kami harus membagi personil. Baiklah sudah diputuskan, saya sendiri akan mendampingi Valeri di setiap konferensi persnya. Pertama, manajemen Valeri harus membuat pengumuman tentang respon Valeri terhadap kasus ini, bahwa Valeri membenarkan semua video itu adalah Arthur. Lalu pihak Valeri akan mengumumkan bahwa hubungan keduanya sudah berakhir, termasuk memberikan somasi agar Arthur mengembalikan semua asset milik Valeri. Sebelum itu, Aku akan meminta Valeri menjual sahamnya di CaVa Fashion, dan aku akan membantu menghancurkan perusahaan itu setelahnya.” Ucap Jeriko

Adolf menatap pengacaranya dan pria itu mengangguk setuju, “Aku akan menyiapkan surat somasi dan semua kelengkapan hukumnya”

Jeriko mengangguk, “Dan bersamaan dengan manajemen Valeri mengumumkan itu semua, berkas pelaporan atas terror dan ancaman yang dilayangkan Arthur pada Valeri akan diserahkan pada kepolisian”

Pengacara keluarga Valeri mengangguk lagi, “Aku juga akan menyiapkan berkasnya. Apakah aku bisa meminta semua buktinya?”

Jeriko mengangguk, “Hanya video Valeri aku sendiri yang akan menunjukkan pada polisi saat pemeriksaan. Aku sudah berjanji pada Valeri untuk tidak menunjukkan video itu pada siapapun”

Adolf menghembuskan nafasnya berat. Sungguh membiarkan puterinya menjalin hubungan dengan pria baj*ngan seperti Arthur selama ini membuatnya menyesal. Seharusnya dari dulu dia menentang habis-habisan hubungannya dengan Arthur.

Pengacara itu mengangguk, “Tak masalah, aku hanya akan mencantumkannya di pelaporan.”

Jeriko mengangguk kemudian menyerahkan sebuah amplop yang berisi semua bukti yang dia temukan keterlibatan Arthur pada terror yang dialami Valeri. Pengacara itu membukanya dan sedikit membelalakkan matanya, lalu dia menyerahkan amplop itu pada Adolf. Sama dengan pengacaranya, Adolf juga kaget melihat semua bukti itu.

Adolf bahkan mengeraskan rahangnya. Puterinya yang sangat dia sayang dan manja, bagaimana bisa ada lelaki yang dengan kurang ajar menerornya sedemikian rupa. Zea yang ada di samping suaminya langsung memeluk lengan suaminya, dia juga sedih, tapi jika suaminya marah sekarang juga percuma. Semua sudah terjadi.

“Sabar, kita harus mendukung Valeri. Yang terpenting sekarang kita segera menyelesaikan masalah ini” ucap Zea lembut

Adolf mengangguk kaku, “Setelah ini, minta puterimu untuk berhenti sementara di dunia hiburan! Biar dia pulang ke rumah dulu dan beristirahat!”

Zea menghembuskan nafasnya, “Dad, jangan begitu. Menjadi penyanyi dan model adalah impian Val dari kecil. Sekarang ada Jeriko yang akan menjaganya. Bukan begitu Jeriko?” tanya Zea

Jeriko menarik sudut bibirnya dan mengangguk, “Hanya saja, Valeri belum menerima perasaan saya aunty” akunya

Zea menaikkan alisnya, “Oh ya? Dia tidak menyukaimu?”

Jeriko tersenyum dan mengangguk, “Sepertinya begitu”

Bella yang kini bereaksi, “Ah enggak kok, menurut penglihatan mommy, dia juga peduli padamu! Jadi kamu sebagai lelaki jangan gampang menyerah Jeri! Untuk mendapatkan wanita seperti Valeri, kamu harus berusaha lebih besar! Pokoknya mommy mau dia sebagai menantu mommy!”

Zea dan Adolf yang mendengarnya langsung terkekeh. Celetukan Bella membuat suasana menjadi lebih cair. Sehingga ketegangan cukup berkurang, dan selanjutnya mereka membahas detail rencananya bersama pengacara itu.