Bai Xue nona muda keempat dari keluarga bangsawan Bai. Di asingkan di perbatasan saat usianya baru mencapai tujuh tahunan. Saat kembali ke Ibu Kota di usianya yang kesembilan belas tahun. Dia di jebak adik kelimanya, sehingga harus bermalam bersama Tuan muda kedua Jiang. Dan dengan terpaksa Bai Xue harus menikah menjadi Nyonya kedua di kediaman Jiang.
Di tahun ke tiga pernikahannya, wanita muda itu di temukan terbunuh dengan banyaknya sayatan di sekujur tubuhnya. Wajah cantiknya bahkan tidak lagi dapat di kenali.
Semua penderitaan yang ia jalani sepanjang hidupnya seperti mimpi menakutkan. Sehingga wanita muda itu dapat terbangun kembali dengan jiwa yang telah berpindah ketubuh gadis muda berusia enam belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat pertunangan
Mereka bertiga duduk di kursi ruangan kamar saling menghadap satu sama lain menatap penuh ketegangan. Kedua telapak tangan Tuan muda kedua Bai Muchen terasa penuh keringat. Dia masih tidak tahu harus memberikan tanggapan seperti apa. Tepat di hadapannya Panglima perang Zhi Yuxuan yang penuh wibawa juga salah satu dari ketiga pimpinan pasukan paling di hormati di Kekaisaran Ying.
Di sampingnya adik keempatnya terlihat pasrah dengan keputusan yang harus segera di berikan. Dengan menekan kuat nafas di dadanya Tuan muda kedua Bai Muchen berkata, "Baik. Saya menyetujui pertunangan ini." Pria muda itu menatap pasti. "Panglima Zhi, selama kamu tidak menyakiti adikku. Sebagai seorang kakak, tentu aku memberikan restu."
"Kakak panggil dia apa?"
"Panglima Zhi. Kenapa?" Tuan muda kedua Bai Muchen menatap kebinggungan kearah adiknya. Baru di menit berikutnya dia tersadar. "Kamu tidak tahu siapa dia?" Mengalihkan pandangannya kearah Zhi Yuxuan.
Zhi Yuxuan tersenyum tipis, "Sebenarnya aku juga baru ingin mengatakan identitas asliku kepada Nona muda keempat Bai. Namun sudah di dahului Tuan muda kedua Bai."
"Kamu berubah pikiran?" Ujar Tuan muda kedua Bai Muchen menatap pasti kearah adik keempatnya.
Zhi Yuxuan juga terlihat cukup panik mendengar perkataan kakak dari Bai Qi.
Gadis muda itu menggelengkan kepalanya dengan yakin. "Tidak. Aku tetap menyetujui pertunangan ini."
Raut wajah tegang Zhi Yuxuan kembali normal setelah mendapatkan kepastian.
Senyuman kecil terlintas di wajah Tuan muda kedua Bai Muchen melihat perubahan sikap yang mendadak dari orang yang terkenal kejam. Dalam hatinya ada perasaan lega karena calon adik iparnya seperti hanya menggunakan alasan membalas jasa. Agar bisa menikahi adiknya namun dia bisa melihat cukup jelas. Tatapan berbeda dari pria muda di depannya jika ada perasaan yang telah tertanam di hatinya.
Dua surat resmi pertunangan yang telah di siapkan Zhi Yuxuan akhirnya bisa di tandatangani kedua belah pihak. Stempel resmi juga telah di berikan. Setelah menyimpan salah satu surat resmi pertunangan. Zhi Yuxuan menatap lembut kearah Bai Qi. "Kita tidak akan bertemu untuk waktu yang lama. Perjalanan kembali ke perbatasan kali ini akan memakan waktu berbulan-bulan mungkin juga beberapa tahun. Nona keempat, jika dalam dua tahun aku tidak datang menikahimu. Seperti persyaratan yang telah kamu ajukan. Kamu berhak menikah dengan pria lain. Dan aku tidak akan mengajukan keberatan." Suaranya terdengar sangat lembut.
Bai Qi menatap dengan senyuman, "Aku akan menunggumu hingga waktu yang telah kita sepakati."
Tuan muda kedua Bai Muchen bangkit dari tempat duduknya. "Aku akan menunggu di luar kamar selama sepuluh menit." Melangkah pergi keluar dari kamar untuk memberikan ruang.
Setelah hanya tinggal mereka berdua. Bai Qi melepaskan kalung liontin dari lehernya. "Dekatkan tubuhmu kearahku." Zhi Yuxuan menarik kursi yang ia duduki. "Menunduk." Setelah pria muda itu menundukkan kepalanya Bai Qi mengaitkan kalung di lehernya. "Ibu pernah bilang padaku. Jika kalung ini peninggalan dari nenek yang di wariskan secara turun temurun. Kepada wanita di keluarga Bai dari pihak ibu. Sekarang aku gunakan kalung ini sebagai ikatan di antara kita berdua." Menatap kedua mata tegas namun memberikan rasa nyaman untuk dirinya.
Zhi Yuxuan memegang beberapa kali kalung pemberian Bai Qi lalu mengambil gantungan giok berwarna putih susu yang tergantung di ikat pinggangnya. "Kamu bisa menyimpannya." Memberikannya kepada Bai Qi.
Gadis muda itu menerimanya dengan senyuman. "Aku akan menjaganya dengan baik."
"Sudah waktunya kamu kembali." Zhi Yuxuan bangkit dari tempat duduknya. Dengan sigap dia membantu Bai Qi untuk bangkit berjalan perlahan keluar dari ruangan kamar.
Siang itu Zhi Yuxuan pergi terlebih dulu dari penginapan untuk melanjutkan perjalanan menuju perbatasan. Dan Bai Qi bersama kakak keduanya juga melanjutkan perjalanan kembali ke kota Liang. Di dalam kereta yang melaju Tuan muda kedua Bai Muchen menahan amarah di dalam dirinya. Sebelum pergi Zhi Yuxuan memberitahukan jika Nyonya pertama Bai terlibat dalam penculikan adik keempatnya.
"Kakak kedua, aku ingin masalah ini selesai sampai di sini. Jangan mengungkitnya lagi atau memberitahu orang lain jika Bibi pertama pelakunya." Bai Qi berusaha menenangkan kakak keduanya. "Jika masalah ini menjadi besar. Tidak ada bukti nyata untuk memberatkan pernyataan jika Bibi lah dalang utamanya. Kakak kedua..." Menatap penuh harap.
Tuan muda kedua Bai Muchen membalas tatapan adik keempatnya. "Bai Qi, mereka telah membahayakan nyawa mu. Bagaimana mungkin kakak bisa berpangku tangan akan masalah yang telah menimpa adikku."
"Paman juga salah satu pejabat penting pemerintahan. Jika tidak ada bukti yang jelas. Masalah ini hanya akan membawa bencana untuk keluarga kita. Kakak kedua, Bai Qi mohon. Biarkan masalah ini selesai seperti ini. Tidak perlu lagi di usut terlalu jauh." Meraih kedua tangan kakak keduanya menggoyangkannya dengan pelan. "Kakak..." Merenggek.
"Baik, baik. Jika itu yang kamu inginkan. Kakak tidak akan mempermasalahkannya lagi. Yang terpenting kamu baik-baik saja. Tapi tetap harus ada pelajaran untuk memberikan efek jera kepada keluarga rumah tangga pertama." Ujar Tuan muda kedua Bai Muchen sembari mengelus lembut kedua tangan adik keempatnya.
Bai Qi menatap dengan senyuman. Namun di dalam hati gadis muda itu tersimpan rencana besar untuk memulai pertarungan dalam kegelapan. Dia telah menyusun rencana agar bisa mendapatkan bukti-bukti kekejaman keluarga pertama Bai juga keluarga Jiang. Hanya dengan dirinya bisa lebih dekat dengan keluarga rumah tangga pertama Bai. Bai Qi dapat mengupas sedikit demi sedikit informasi tentang Nyonya muda Jiang yang telah meninggal.
Satu minggu lebih Bai Qi baru bisa kembali kekediaman. Sebelum kembali kekamar pribadinya. Gadis muda itu menemui Ibunya yang ada di kamar utama. Nyonya kedua Bai terlihat sangat lemah. Hanya dapat berbaring di atas tempat tidur. Karena kesedihannya yang mendalam penyakit lamanya kambuh. Dan hanya bisa berbaring di atas tempat tidur.
"Ibu." Bai Qi duduk di samping Ibunya. "Bai Qi sudah kembali."
Nyonya kedua Bai bangkit perlahan memeluk putrinya dengan sangat erat. "Putriku, putriku." Tangisan pecah menggema di ruangan kamar.
Tuan kedua Bai juga menangis melihat kepulangan putrinya. Dia benar-benar merasa hancur di saat tahu putrinya di culik di kediaman dalam pengawasannya. Dia merasa telah gagal menjaga putrinya.
Setelah pelukan Ibunya di lepas Bai Qi menghampiri Ayahnya lalu memeluknya. "Ayah. Bai Qi sudah pulang."
"Em." Tangisan membungkam Tuan kedua Bai.
Selama lima belas menit gadis muda itu ada di dalam kamar kedua orangtuanya. Dia memutuskan kembali ke kamar pribadinya untuk beristirahat. Membersihkan diri juga berganti gaun baru di bantu pelayan setianya. Seperti halnya kedua orangtuanya. Pelayan Lian juga menangis cukup lama memeluknya sangat kuat saat baru melihatnya kembali.