Siapa yang akan menyangka, bahwa seorang gadis cupu yang telah mengubah pandangan seorang ceo yang super misterius dan arogan.
Pria itu adalah Son yan, pria muda yang usianya hampir 30 tahun dan belum menikah, dimana dia terpaksa menerima perjodohan yang telah dibuat oleh kakeknya.
Dimana jodoh son yan, adalah Nania seorang gadis belia yang baru saja menginjak usia ke -17 tahun, dan dia seorang siswi SMA di sekolah swasta milik keluarga son yan.
Sampai pernikahan itu benar-benar terjadi, dan membuat nania merasakan betapa menyakitkan sebuah ikatan pernikahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwik Mayasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belum Berpengalaman
Sesampainya di Villa, nania segera berlari kekamar untuk ganti baju, dimana dia sendiri sebenarnya juga ragu untuk memakai gaun malam yang begitu mini dan sexy itu.
" vi ... ini tidak salah "nania mencoba menelfon via yang sudah bersiap untuk tidur dikamarnya.
" apanya ?" tanya via.
" gaun tidurnya " jawab nania membuat via mendadak tertawa.
" sudahlah ... selamat berjuang " kata via sembari tertawa.
Selang beberapa saat kemudian, son yan datang dengan wajah penuh keheranan.
" kenapa kamu ... ?" son yan memperhatikan nania yang bersembunyi di balik selimut.
" anu ... "nania mulai gelagapan.
" anu apa ?" cecar son yan, sembari mendekati nania.
" tutup mata dulu ... karena saya malu "teriak nania.
" astaga ... jangan membuat saya penasaran " seru son yan.
Akhirnya nania membuka selimutnya, sehingga son yan dapat melihat dengan jelas betapa moleknya tubuh istrinya.
Son yan tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, ia sangat malu dengan pandangan dihadapannya.
" apa ada yang salah ... apa tidak bagus ... apa ini aneh ?" pertanyaan nania sungguh diluar kepala.
Son yan kemudian mendekati nania sembari mengulurkan sebuah alat kontrasepsi.
***
Nania menatap son yan dengan sangat kaku, perasaannya campur aduk, hingga membuat keringat dingin bercucuran di wajahnya.
" jika kamu belum siap ... kita bisa pakai ini " son yan mengungkapkan apa yang terbesit dipikirannya.
" bukan ini maksud aku mas ... aku ... belum berpengalaman sama sekali ... kemudian aku ini masih gadis tulen " kata nania pelan.
" lha emang kamu pikir saya ini tidak perjaka begitu" son yan sedikit tersinggung.
" bukan begitu ... kamu kan biasanya sama kak rena sering menginap , apalagi dulu gaya pacaran kalian juga ... "nania merasa tidak enak.
" sudahlah ... saya tidur di kamar tamu saja " son yan mulai marah.
Nania juga tidak mau kalah, ia merasa usahanya tidak dihargai oleh son yan, ia juga memutuskan untuk tidur bersama via di kamar tamu.
Menjelang pukul 02.00 dini hari, via terbangun dan ia berniat untuk mengetuk pintu kamar son yan, akan tetapi via malah melihat son yan sedang minum alkohol di ruang tengah.
" astaga ... tuan "via terkejut.
" kamu mau kemana ?" tanya son yan sembari menaruh kembali botol minumannya keatas meja.
" saya tidak bisa tidur dengan baik , nania itu selalu mengigau saat tidur " jawab via membuat son yan tersenyum.
" biar saya bawah dia kembali kekamar " tegas son yan sembari bergegas kekamar via untuk membopong nania.
beberapa saat kemudian, nania sudah kembali keranjangnya, saat son yan hendak pergi meninggalkannya, mendadak nania menarik tangan son yan.
" mas ... jangan pergi ... maaf aku yang salah ... " nania mendadak bangun.
"kamu pura-pura tidur ?" tanya son yan pelan.
" aku hanya ... " nania menundukkan kepalanya.
" kamu lanjut tidur saja ... aku mau kedepan ... masih ada pekerjaan yang harus dikerjakan " tegas son yan.
" kamu minum apa mas ?" tanya nania sembari menatap wajah son yan yang mulai memerah.
" whisky " jawab son yan.
" apa aku boleh mencobanya ?" tanya nania ragu-ragu.
" kamu sedang bercanda ?" tanya balok son yan, karena ia tidak percaya bahwa nania akan berbicara sedemikian rupa.
" mungkin setelah mencicipinya, aku akan tahu rasanya ... dan setelah tahu rasanya, aku bisa membuat tips bagaimana cara menghindarinya " jelas nania membuat son yan tertawa.
Son yan mengambil satu dus whisky mahal dan bermerk miliknya, dan ia segera membuka satu persatu botol minuman beralkohol itu.
" kamu yakin ... ?" son yan ingin memberikan kesempatan.
" kamu meragukan saya ?" nania mengangkat sebelah alisnya.
" baiklah ... kita habiskan berdua malam ini ... siapa tahu ... setelah itu kamu bisa menemukan jawaban yang sedang kamu cari " kata son yan sembari menuangkan secawan penuh untuk nania.
Awalnya nania ragu-ragu, akan tetapi ia mencoba untuk optimis meneguknya.
" Aduh ... " nania berteriak dalam hati.
" kenapa ?" tanya son yan sembari menggeser posisi duduknya.
" mas ... " nania terlihat gemetar.
" hm ... " son yan melirik nania.
" minumlah ... saya janji ... meski kamu mabuk ... saya tidak akan mengambil kesempatan untuk ... " son yan terkejut saat ia akan menoleh kearah nania, mendadak nania mencium pipi son yan.
" apa yang kamu lakukan ?" son yan terkejut.
" aku sedang berfikir ... bagaimana saya bisa menebus apa yang sudah saya janjikan pada tuan" nania masih terdominasi dengan panggilan itu.
" benarkah ?" son yan mendekatkan wajahnya.
" mas ... menurut kamu ... aku dan kak rena cantikan siapa ?" nania mulai membuat son yan tidak bergerak dari pandangannya.
" maksud kamu ?" son yan berusaha memancing nania.
" kamimu jujur saja ... siapa yang paling cantik ... antara aku dan kak rena ?" tanya nania sembari tersenyum.
" haruskah saya jujur " son yan menatap wajah ayu nania seraya meneguk minumannya.
" silahkan " nania mulai sedikit menatap son yan dengan mata genitnya.
" jangan memancing saya "son yan memberi peringatan.
" kamu belum menjawab " nania kembali mengingatkan son yan dengan pertanyaan utamanya.
" saya akan jawab ... setelah kamu minum satu gelas" bisik son yan.
" glek ..." nania menelan salivanya sendiri, ia seakan merasakan sensai merinding di sekujur tubuhnya dengan bisikan son yan yang begitu merayu.
" mas ... Jawab " nania sedikit berteriak.
" menurut kamu ... siapa yang paling pantas diantara kamu dan rena, untuk menjadi nyonya saya ?" son yan malah memberi nania pertanyaan yang hampir membuatnya terhipnotis.
***
Entah bagaimana awal mulainya, mendadak nania merasa son yan telah mencium leher jenjangnya, bahkan son yan mengenduskan kepalanya di kepala nania.
" saya ingin kamu nania " bisik son yan.
" maksud kamu apa mas ?" tanya nania polos.
" bukankah ... kamu ingin tahu bagaimana rasanya whisky ini ?" son yan menunjuk segelas minuman memabukkan itu, nania hanya menganggukkan kepalanya.
" baiklah ... kamu rasakan sendiri bagaimana rasanya" kata son yan kemudian meneguk minuman horor itu, nania sangat terkejut saat melihat son yan mulai mencium bibirnya dan ia juga meneguk minuman yang selalu ia coba untuk hindari.
" glek " nania menelan minuman itu, namun son yan tidak berhenti sampai disitu.
son yan melanjutkan ciuman mesra itu hingga sangat dalam, dimana hal ini membuat nania mulai turut menikmatinya.
son yan menggenggam erat jemari tangan nania, sembari terus menciumi wajah istrinya yang sangat cantik itu.
" bagaimana rasanya ?" bisik son yan.
" kamu curang " nania memaki son yan sembari mencubit perut son yan.
" sekarang bagaimana ? kamu harus bertanggung jawab " bisik son yan sembari membopong nania keranjangnya.
Nania sangat ketakutan, saat son yan mulai melepas satu persatu kancing bajunya, akan tetapi tak lama kemudian, son yan menarik tangan nania untuk tidur disampingnya.
" kita istirahat sekarang ... karena saya masih ingin bermain-main dengan kamu besok "bisik son yan kemudian mengecup kening nania.
Sungguh nania dibuat dag-dig-dug oleh son yan, akan tetapi dari sini, nania mulai paham bahwa son yan bukan hanya sekedar ingin memanfaatkan statusnya sebagai istrinya.