Seorang pembunuh bayaran harus mati ditangan sang kekasih. Namun tiba-tiba dia terbangun di sebuah tempat yang bernama lembah Iblis.
Seperti namanya lembah itu terkenal seram dan penuh dengan misteri. Banyak orang yang masuk kedalam lembah tersebut namun tidak pernah kembali lagi.
Bagaimana jadinya jika seorang pembunuh bayaran di buang ke tempat itu?
Ternyata jasad yang tempati oleh si pembunuh bayaran, adalah putri dari seorang perdana menteri. Gadis itu menjadi korban penculikan sekaligus pembunuhan yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Mampukah gadis itu keluar dari lembah iblis dan membalas semua dendam sang pemilik tubuh?
Baca keseruannya disini🥰🥰🥰🥰. Jangan lupa dukungannya agar bisa semangat dalam berkarya. Terima kasih😘💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan tuan yu dan Yu Shu Xin di kediaman Raja Ji
Raja ji menikmati harinya dengan membaca buku strategi perang di belakang rumah. Hari ini tidak ada kegiatan apapun di luar. Dari pada bosan , jadi dia meluangkan waktunya dengan membaca.
Sejak kembali ke ibu kota, Raja Ji memang belum mendapatkan tugas resmi. Kaisar Wang memberikan liburan setelah bekerja terlalu lama di perbatasan.
"Maaf Tuan, ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda," kata seorang pengawal. Raja Ji yang sedang membaca buku pun menoleh.
"Siapa?"
"Tuan Yu."
Raja Ji nampak berfikir sejenak sebelum memutuskan untuk menemuinya.
"Katakan untuk menunggu!"
"Baik Tuan."
Pengawal itu pun keluar. Namun Raja Ji kembali melanjutkan membacanya.
Raja Ji sudah menebak apa yang akan dikatakan oleh Tuan Yu. Ia sudah meminta pengawalnya untuk mencari informasi seputar Perdana Menteri. Keluarga Tuan Yu selaku adik ipar dari Perdana Menteri Jiang tidak luput dari pantauannya.
Ia juga juga sudah mengetahui jika Tuan Yu terlibat dengan menghilangnya Jiang He. Semua bukti sudah ia kantongi. Namun Ia masih berusaha untuk menemukan Jiang He terlebih dahulu sebelum menghukumnya.
Di ruang tamu tuan yu dan Yu Shu Xin duduk dengan gelisah. Sudah lebih dari satu jam namun Raja Ji belum juga menemui mereka. Padahal pengawal yang meyampaikan pesan bilang, sebentar lagi Raja Ji akan datang.
"Bagaimana ini Yah...kenapa Raja Ji belum juga menemui Kita?" tanya Yu Shu Xin sambil berbisik.
"Ayah tidak tahu. Kita tunggu saja dengan sabar."
"Tapi perutku sudah lapar. Sudah waktunya makan siang. Mana tidak ada cemilan lagi," keluh Yu shu Xin dengan cemberut. Tuan Yu menghela nafasnya dengan berat. Bukan hanya putrinya saja yang lapar. Ia sendiri juga kelaparan.
"Tunggulah sebentar lagi. Nanti sepulangnya ari sini , Kita akan mampir ke paviliun Hua, " bujuk Tuan Yu lirih.
Paviliun Hua merupakan salah satu restoran yang cukup terkenal di kota. Terdiri dari tiga lantai. Setiap lantai mempunyai tingkat pelayanan yang berbeda.
Lantai satu dapat di masuki oleh semua kalangan. Baik itu kalangan atas, menengah dan atas yang suka keramaian. Lantai dua untuk kalangan atas dan bangsawan. Sedangkan lantai tiga untuk orang yang menginginkan privasi bisa dibilang VIP.
"Tapi ini sudah sangat lama," keluhnya.
"Kita sudah diijinkan masuk saja sudah seharusnya bersyukur. Tidak semua orang bisa masuk kesini," bisik Tuan Yu.
Benar... tidak semua orang bisa mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam kediaman Raja Ji. Tidak sedikit yang sudah diusir sejak kepulangan Raja Ji kali ini.
Setelah mendengar ucapan Tuan Yu, Yu Shu Xin agak terhibur. Ia membenarkannya. Sudah bukan rahasia lagi jika Raja Ji terkenal dingin dan tidak suka berkomunikasi dengan orang asing tanpa tujuan yang jelas.
Raja Ji mempunyai dua orang sahabat. Jenderal muda Xu Kai dan Bangsawan muda Jia Yu. Ketiganya sudah berteman sejak kecil.
Jenderal Xu Kai
Bangsawan Jia Yu/ sarjana muda
Tak lama kemudian Raja Ji keluar dengan malas. Wajahnya nampak dingin tak tersentuh.
"Hormat Kami yang Mulia Raja, " ucap Tuan Yu dan Yu Shu Xin secara serempak. Keduanya berdiri dan membungkukkan badanya.
"Hmmm"
Raja Ji duduk di kursi kebesarannya. Tidak besar namun mempunyai corak yang khusus. Berbeda
dengan kursi lain yang ada di ruangan tersebut.
"Duduk! " ucap Raja Ji singkat. Keduanya dengan patuh duduk di kursi yang tadi mereka tempati.
Yu Shu Xin yang ingin memandangi wajah Raja Ji tak kuat menahan aura yang dikeluarkan oleh Raja Ji. Dia hanya bisa pasrah menundukkan pandangannya. Dengan begitu ia merasa aman.
"Ada apa mencariku? " tanya Raja Ji tanpa bertele-tele. Tidak ada basa basi sama sekali.
Dengan gugup Tuan Yu mencoba untuk mengutarakannya. Suaranya agak tersendat-sendat.
"Ka ka mi i ngin mengucapkan sesuatu pa pada yang Mulia. "
"... " Raja Ji tidak menjawab, namun tatapannya bikin merinding. Tuan Yu rasanya tidak berani melanjutkannya. Namun demi sang Putri, ia beranikan diri.
"Karena Jiang He telah melarikan diri... ba bagai mana kalau Yu Shu Xin menggantikannya? "
"... "
Raja Ji tidak menjawab. Tatapannya juga tetap datar. Tidak ada yang tahu apa yang saat ini ada dalam pikirannya. Hal itu tidak disia-siakan oleh Tuan Yu untuk menceritakan kelebihan sang putri.
"Shu Xin selain cantik, dia juga memiliki banyak keahlian. Dia menguasai dua elemen air dan juga angin. Saat ini berada di tahap kedua. Tidak lama lagi akan mencapai tahap ketiga."
Tuan yu mengatakannya dengan sangat antusias. Bahkan rasa takut yang sebelumnya ia rasakan langsung menghilang.
Yu Shu Xin juga merasa bangga mendengar pujian sang ayah dihadapan raja Jin. Dia yakin jika Raja Jin akan terpengaruh seperti lelaki lain yang pernah bertemu dengannya.Perlahan ia mendongak untuk melihat respon dari raja Ji.
Deg!
Tidak ada tatapan memuja ataupun terpesona. Ia merasakan atmosfer di sekitarnya berubah. Tubuhnya menggigil dan keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya.
Tuan yu juga merasakan hal yang sama. Ia pun terdiam dan tidak lagi bersuara.
"Apakah sudah selesai?"
"Su su dah yang Mulia."
Raja Jin Langsung beranjak dari duduknya. Beliau menatap sepasang ayah dan anak itu dengan datar.
"Jangan pernah bermimpi!"
"Gao!"
"Siap tuan!"
"Bawa tamunya keluar!"
"Baik. Silahkan Tuan ...Silahkan Nona," kata Gao dengan raut datar seperti Raja Jin.
Gao merupakan salah satu pengawal yang ada disisi Raja Ji. kebanyak dari mereka memanggil Raja ji hanya dengan sebutan Tuan Muda. Hal itu dikarenakan Raja Ji sering bepergian keluar dengan menyembunyikan identitasnya.
Tuan yu sebenarnya masih ingin bicara banyak hal. Namun rasa takutnya lebih medominasi. Ia masih sayang dengan nyawanya. Salah sedikit saja nyawanya tidak bisa tertolong.
Sudah bukan rahasia lagi kalau Raja Ji sangat kejam. Jangan sampai membuatnya marah.
"Bagaimana ini Yah?"
"Bagaimana apanya?"
"Apa Aku masih bisa menikah dengan Raja Ji?'
"
lanjut up lagi thor.... semangat