Maira dan harun adalah sepasang suami istri yg tak kunjung memiliki keturunan ,konflik mulai terjadi setelah kehadiran orang ketiga,ahirnya maira dan harun berpisah
lima tahun kemudian mereka bertemu kembali dengan kebetulan yg tak tertuga.
Akan kah mereka bersatu kembali,atau tetap memilih jalan mereka masing2?? yuk,,ikuti perjalanan dan lika -liku kisah maira dan harun dalam mencari kebahagian mereka...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon minie MIRROR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 kerinduan dan kesalah pahaman
FLASH BECK Off#
Nafas berat maira memburu,ia bangun dari tidur nya dg ter engah-engah karna suara rengekan anak kecil,
" mah..kapan bunda bangun sih..?kok tidurnya lama banget..?" itu suara nasya yg dari tadi menanyakan kapan maira bangun.
Maira mengerjapkan matanya,mamandang langit2 kamar ,dan menoleh kekanan dan kiri.ia meringis saat sadar tangan kirinya terpasang selang infus.
Ia mendesis,mbak irma menoleh dan mendekati maira.
"udah bangun kamu mai..?" mbak irma menekan bel dan seorang perawat datang,ia memeriksa dan kemudian memanggil dokter. dokter memeriksa maira dan mengatakan sudah boleh pulang nanti sore.karna maira hanya kelelahan,dan kurang istirahat.mereka akan menunggu mas hendra selesai dg kerjaanya,baru nanti mereka akan pulang
"gimana aku bisa disini mbak,?"
Maira bertanya pada mbak irma,karna se ingat nya,dia sedang membereskan peralatan katering bersama para pegawai nya,ia teringat sesuatu.
"siapa yag bawa aku kesini mbak,?dan berapa lama aku tidak sadar kan diri?" mbak irma menoleh,ia sedang berjongkok mengambil barang2 maira di laci rumah sakit untuk di bereskan,ia sedikit kerepotan karna perut gendut nya.
"pak satpam komplek.." mbak irma sedikit sinis
"hah.." maira bengong
"kau begitu karna ketemu dia ya..?" maira mengerti arah pertanyaan mbak irma,,ia memalingkan wajah nya
"enggak kok ..aku kecapean ajah.." maira
"jadi beneran ..?kamu sampe pingsan gara2 ketemu pak muklis?" mbak irma menyebutkan satpam di komplek perumahan maira.
Maira tau mbak nya itu hanya menggodanya saja,itu membuat pipinya jadi merah seperti kepiting rebus
"dasar..udah setua ini kayak abg labil.." mbak irma lagi2 menggoda maira dg nada sinis di buat2 alias nyinyir hahaha..
"apa an sih mbak.." maira semakin di buat salah tingkah
"bunda udah bangun..kenapa bunda bangunnya lama..?" nasya melompat ke ranjang maira
"maaf ya sayang..bunda kecapean,jadi tidurnya terlalu pulas.." maira mengelus2 pipi nasya.bocah itu memeluk maira sayang
"dia tadi permisi pulang,masih ada pekerjaan katanya" mbak irma mengerti siapa yg di cari maira,dari tadi kepala nya menoleh ke arah pintu masuk
"siapa..?" maira pura2 tidak mengerti
"pak muklis" lagi2 mbak irma menggodanya
"apaan sih..!" maira memanyunkan bibirnya
"kamu udah boleh pulang,tapi nanti kita tunggu mas hendra ajah ya.agak sorean dikit" mbak irma memberi tau kan maira
"dia juga katanya bakal kesini setelah kerjaanya beres,kalau ada waktu.dan kamu gak keburu pulang.." lajut mbak irma,maira tak menjawab dia hanya memainkan rambut nasya,berpura2 tak mengerti.takut di godain lagi sama mbak nya..
"dia semaleman gak pulang loh..mbak baru tau tadi pagi pas ditelepon sama mita,katanya jangan kasih tau mbak dulu,kasian malem2.." mbak irma menjelaskan lagi
"jadi dia jagain aku semaleman ya mbak..?" nada nya terdengar sedih antara simpati dan rindu,dia ingat semalam dia bermimpi di belai sayang oleh suaminya,tepatnya mantan suaminya
"mas..itu kamu?"
"iya sayang..ini aku.." harun tengah menggenggam tangan nya.membelai lembut kepalanya dan kemudian mencium keningnya
"jadi itu bukan mimpi ya..?" ia berkata dalam hatinya,maira tiba2 merona ,mengibas2 wajahnya karena malu.
"rindu ini kenapa gak bisa di kontrol sih?..memalukan bangeet deh..!" maira lagi2 berkata dalm hatinya ,ia malu .tampa sadar memegang kedua pipinya.
Mbak irma menoleh heran,melihat tingkah aneh maira
"bunda sakit lagi ya? Kenapa mukanya merah?" pertanyaan itu lolos dari bibir mungil nasya
" enggak cantik,,bundamu lagi mikirin pak muklis" mbak irma menjawil pipi gembil putri nya itu
"iih..apa an sih mbak irma ,dari tadi pak muklis mulu..!" maira tidak tahan dg ke usilan mbak irma.
harun menyuruh mita untuk menghubungi irma,dan mbak irma bergegas bersama mas hendra tara dan nasya kerumah sakit,mas hendra masih ada pekerjaan dan tara harus berangkat sekolah.
Jadi kini mbak irma dan nasya yg menunggu maira di ruamh sakit .
Tadi padi mbak irma di kejutkan dg keberadaan harun yg tengah duduk memegang tangan maira disamping ranjang pasien,saat berada di lobi rumah sakit.mbak irma sekeluraga bergegas ke resepsionis dan menanyakan keberadaan ruangan atas nama maira.
ruang vip.. tak heran ada mantan suaminya disana ,pantas saja maira berada di ruangan tersebut.
Harun segera bangkit setelah mendengar pintu di buka,ia meletakan tanganya di bibir,mempersilahkan mereka untuk keluar dan berbicara di luar ruangan.mas hendra bersalaman dan ber basa-basi sebentar ,dan kemudian pergi karena akan mengantar kan tara sekolah
"maira dulu mengalami insomnia akut setelah bercerai dari kamu" mbak irma membuka percakapan setelah mereka duduk di bangku luar ruangan kamar maira,
"dia sering pingsan akibat kekurangan darah,dulu pernah tidak tidur2 selama beberapa hari,shok tentang keadaan yg gak bisa di terima maira .membuat dia mengalami hal itu" pandangan mbak irma menerawang..melihat dinding kosong rumah sakit
"berpisah dari kamu membuat nya stres berat,ia hampir gila .tak sanggup menerima kenyataan" irma menoleh pada harun,harun hanya menatap mbak irma nanar,mendengarkan cerita mbak irma dg seksama.
"kamu tau,dia bahkan harus meng konsumsi obat tidur selama setahun dan mendatangi psikolog" mata harun berkaca2 mendengarkan cerita mbak irma
"kamu tau dampak yg kau timbulkan. untuk batin maira?" harun tercengan,bahkan dia sendiripun hancur berkeping2 saat itu.
"mbak..ini hanya kesalah pahaman.." harun mencoba menjelaskan
"aku tau..kami semua tau,bahkan maira pun tau.." harun mengernyit kan keningnya tak mengerti
"setahun lalu..bapak sakit dan dirawat di ruamh sakit,kami semua pulang untuk merawat bapak" mbak irma mulai lagi bercerita
"bapak bilang,5bulan setelah kamu dan maira bercerai,kamu mendatangi rumah.tapi di usir oleh bapak,karna bapak terlanjur kecewa sama kamu" mbak irma menoleh lagi pada harun,harun mengangguk.
Bapak tidak mau mendengar penjelasan harun ,lantas mengusirnya dari rumah mereka,yg kebetulan bapak sudah pindah kerumah maira dan harun.
Bapak dan ibu menempati rumah mereka berdua untuk di urus agar tak kosong,harun menyerahkan rumah itu untuk maira,dan tak mau menggugat harta gono gini untuk maira,katanya itu adalah milik maira.tujuan harun datang kerumah adalah untuk menemui maira,tapi ternyata hanya ada bapak dan ibu.
Maira sudah pindah kekota yg sekarang.bapak tak mau harun mengusik hidup maira lagi,jadi harun pergi dg tangan kosong saat itu.
"saat berada di rumah sakit menjaga bapak,kami bertemu dg sandra.ia membawa balita yg sedang sakit di rs yg sama" mbak irma bercerita lagi,
"maira keheranan dg laki2 yg menggendong bayi sandra,jadi ia mendatangi sandra,menanyakan siapa laki2 itu" harun masih setia mendengarkan cerita mbak irma
" katanya itu ayah biologis anak nya" harun tidak terkejut,ekspresinya masih sama
"sandra mengatakan di usir keluarganya,setelah kamu mendapatkan bukti tentang kehamilannya" mbak irma memberi tatapan pertanyaan,yg di beri anggukan oleh harun
"iya mbak,mereka pacaran dan melakukan hubungan terlarang,hubungan mereka di tentang oleh keluarganya karena pacarnya itu masih anak kuliahan ,menurut keluarga sandra mereka tak sepadan.dan pacarnya itu hanya ingin manfaatin sandra untuk biayain kuliahnya,yg tampa keluarganya tau sandra sudah mengandung anak laki2 itu" harun mencoba menjelaskan
"dan sandra tidak bisa berbuat apa2,jadi ia ingin menjadikanku tumbal untuk menutupi perbuatanya" harun menghela nafas berat
"sandra hanya ingin menjadikan ku ayah yg sah di mata negara untuk anak nya ,jadi dia merencanakan semuanya dg sangat rapi dan memanipulasi kejadian di hotel itu,dan sayang nya.."
ia ingat kembali tentang keterlibatan mamah nya .ia sangat malu,ia ingin memperbaiki semuanya ,tapi terlambat dan ber akhir di usir bapak.
"sayang nya..mamah mu terlibat..!" harun terkejut dan menunduk malu.
Ia ingat tentang hari2 kelam saat ia beru berpisah dari maira,ia menyibukkan dirinya dg kerja,pulang kerja ia akan pergi ke club untuk minum2 ,tujuanya untuk bisa melupakan maira.ia akan pulang dini hari dg keadaan yg kacau dan meronta2 histeris mencari maira,saat pulang ke ruma.īh utama
Berbulan2 ia menjalani hidup yg kacau seperti itu,hingga ahirnya diana adiknya tidak tega melihat harun yg hancur seperti itu
"mas..aku memang tidak suka pada mbak maira,tapi aku masih punya hati dan tidak tega melihat saudaraku sendiri hancur seperti ini"
siang itu diana mendatangi harun ke kantornya,menjelaskan detail yg ia tau tentang kesepakatan mamah dan sandra.
"aku gak tau sandra bakalan jebak mas sampe seperti ini,dan mas sampe melakukan hal yg melanggar norma,aku tau mas..keluarga kita memang bukan orang agamis,tapi aku masih tau batas2 norma.." diana menyimpan nada kecewa disana.
"aku tau aku salah di,tapi mas sama sekali gak inget tentang malam itu,dan mas ngerasa gak melakukan hal yg melanggar norma.perasaan mas mengatakan itu" harun merasa tidak berdaya
"jangan pake perasaan mas,pake logika.mas itu punya kuasa,mas juga punya orang2 yg profesioanl" dianan menekan harun
"kenapa mas gak selidiki dg detail?!" di mana jiwa pengusaha sukses yg dimiliki kakak nya itu .pikir diana-
"aku gak bisa cegah mamah membuat kesepakatan dg sandra,karena aku tau mbak maira punya masalah.." harun mengerutkan alisnya,tidak mengerti dg perkataan diana
"masalah apa di?"
"kami tau tentang ketidak suburan mbak maira,kami ada di rumah sakit yg sama ketika kalian periksa di dokter obgyn" harun melongo..makin tidak mengerti,ia mencoba berpikir
"tunggu..tunggu di,jadi kalian pikir maira yg tidak subur?" diana heran dg pertanyaan harun,ahirnya harun menjelaskan tentang hasil pemeriksaan dari awal sampai akhir.kini diana tau mereka salah paham,dan pergi sebelum mendengar dg selesai pembicaraan kakanya itu.
"dan misal pun maira tidak seperti yg diharapkan mamah,aku tidak berencana meninggal kanya di" harun tertunduk sedih,air matanya menetes.