NovelToon NovelToon
Misi Balas Dendam

Misi Balas Dendam

Status: tamat
Genre:Teen School/College / Tamat
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: Vina Melani Sekar Asih

Hubungan antara Raka dan Jena memang baik-baik saja. Tetapi saat seorang teman kelas Jena memberitahu bahwa Raka sedang bersama seorang perempuan, membuat Jena merasa curiga bahwa Raka menjalin suatu hubungan dengan perempuan itu yang mana perempuan itu adalah sahabat Jena.

Namun kenyataannya, bukan dengan sahabat Jena melainkan dengan seseorang yang bahkan Jena tidak kenal. Dengan begitu, Jena akhirnya memutuskan hubungan dengan Raka dan bahkan Jena membuat kesepakatan dengan seorang lelaki bernama Jevan supaya menjadikan dia sebagai pacar pura-pura Jena.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vina Melani Sekar Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Keesokan paginya, aku berangkat ke sekolah diantar papah. Tadinya Jevan sempat menawarkan diri untuk menjemput, namun aku menolak karena aku tidak ingin merepotkan dirinya.

Saat aku tiba di sekolah, aku langsung pergi menuju kelas untuk mengerjakan tugas. Ya, aku sengaja datang lagi karena semalam aku lupa mengerjakan tugas.

Ketika sampai di kelas, aku mematung sejenak saat melihat Raka yang sedang tertidur di kursi. Aku bingung apakah aku harus mau atau harus menunggu diluar.

Setelah berpikir keras, akhirnya aku memutuskan untuk masuk kedalam karena memang aku harus mengerjakan tugasku.

Aku berjalan kearah tempat dudukku perlahan agar Raka tidak terbangun. Karena jika dia sampai terbangun takutnya dia menghampiriku. Kepedean memang, tapi aku hanya takut jika dia akan mengajakku mengobrol.

Suara terdengar ketika aku menggeser kursi dan otomatis Raka terbangun sambil menoleh ke arahku. Mata kita bertatapan sejenak lalu akhirnya kita berdua memalingkan wajah satu sama lain.

Aku berusaha untuk bersikap tenang sambil mengerjakan tugas. Namun tidak dengan jantungku. Semenjak tadi bertatapan dengan Raka, entah kenapa jantungku berdegup kencang. Entahlah, mungkin karena aku kira Raka tidak akan terbangun, jadi aku merasa terkejut saat dia tiba-tiba bangun dan menoleh ke arahku.

Raka tiba-tiba pergi keluar dan otomatis aku meliriknya sekilas memalui sudut mataku. Jujur aku lega melihatnya yang terlihat baik-baik saja meskipun kemarin dia sempat kecelakaan.

Melihatnya seperti itu membuatku teringat dengan waktu dulu, yang mana waktu itu Raka juga pernah mengalami kecelakaan gara-gara aku. Pada saat itu aku sangat panik karena Raka terluka karena aku.

Tak lama, Raka kembali masuk kedalam kelas. Seketika jantungku berdegup kencang disaat Raka berjalan kearah ku.

"Ada tugas apa?" tanya Raka.

"Fisika," jawabku singkat tanpa melihat kearah Raka.

"Aku boleh lihat soalnya gak?" soalnya waktu itu aku lupa gak mencatat."

"Boleh, tapi foto aja soalnya aku belum selesai." Lagi-lagi aku berbicara tanpa melihat kearah Raka.

Raka segera memotret soal milikku, setelah itu ia berterimakasih kepadaku.

"Fisika mata pelajaran kedua, kan?"

Aku hanya mengangguk pelan. Aku tahu sebenarnya Raka mengetahuinya, namun dia pura-pura tidak tahu agar bisa mengobrol denganku.

"Nanti istirahat bisa bicara sebentar gak? soalnya aku ingin bicara sesuatu yang penting."

"Bicara sekarang aja, soalnya nanti istirahat aku mau ketemu seseorang."

"Sekali lagi aku mau minta maaf sama kamu. Meskipun kamu bilang udah memaafkan aku, tapi aku tahu bahwa kamu masih sakit hati sama aku. Aku juga berkali-kali merenungkan kesalahan aku supaya nanti aku menjadi orang yang lebih baik lagi."

Raka menjelaskan alasan mengapa dia selingkuh dengan Amel. Alasannya karena Amel sering memuji Raka, jadi dengan begitu Raka merasa dihargai. Berbeda dengan Jena yang jarang sekali memuji Raka.

Aku terdiam setelah mendengar penjelasan Raka. Padahal pada kenyataannya aku sering sekali memuji Raka disaat Raka sedang tidak bersamaku. Ya, aku tidak ingin memujinya secara langsung karena aku tahu bahwa Raka pastinya telah mendapatkan pujian dari orang-orang, secara Raka selalu ranking satu.

"Cuma gara-gara hal sepele kayak gitu kamu jadi selingkuh?"

"Kamu mungkin menganggap itu sepele. Tapi bagiku pujian itu sangat berarti, karena dari kecil sampai sekarang aku belum pernah dipuji oleh kedua orang tuaku. Maka dari itu aku sangat senang saat ada orang yang sering memuji aku."

"Gak pernah memuji kamu? Coba kamu tanya deh ke Tasya seberapa sering aku memuji kamu. Aku memang sengaja gak memuji didepan kamu langsung karena aku tahu kalau orang-orang bahkan guru-guru juga sering memuji kamu, jadi aku pikir kamu gak butuh pujian lagi."

Raka hanya menunduk. "Maaf, aku gak tahu."

Tiba-tiba seseorang masuk kedalam kelas dan otomatis dia melihat ke arahku dan Raka.

"Kalian balikan lagi ya?" tanya Rendi.

"Gak!"

Raka kembali duduk di kursinya karena hanya itu saja yang ingin dirinya bicarakan. Jujur awalnya Raka mengira bahwa Jena tidak menyukai Raka sepenuhnya hanya karena Jena tidak memuji Raka secara terang-terangan. Namun kenyataannya Raka salah, ternyata diam-diam Jena sering memujinya.

...*****...

Perkataan Raka tadi membuatku jadi tak fokus. Bahkan saat guru menjelaskan sekalipun, aku masih terfokus dengan perkataan Raka.

"Jen, kenapa? Kelihatannya lo kurang enak badan ya?"

"Enggak kok. Gue cuma kepikiran sesuatu aja."

"Kalau lo punya masalah, lo bisa cerita kok ke gue."

"Gue gak ada masalah."

Bruk!

Pak Abdul melempar spidol kearahku dan Jevan, untungnya spidol tersebut tidak mengenai kita berdua.

Ya, aku tahu bahwa Pak Abdul kesal karena aku dan Jevan mengobrol.

"Kalian berdua silahkan keluar!" perintah Pak Abdul.

Aku dan Jevan segera keluar karena jika tidak nantinya Pak Abdul akan semakin marah. Jujur aku kesal kepada Jevan, seharusnya tadi dia tidak mengajakku mengobrol.

"Maaf ya ini semua gara-gara gue. Seharusnya tadi gue gak ajak lo mengobrol," ujar Jevan dengan raut wajah penuh dengan penyesalan.

"Iya gak apa-apa, lagipula udah terlanjur juga."

Karena malu dilihat beberapa orang, akhirnya aku memutuskan untuk pergi menuju perpustakaan. Begitupun dengan Jevan, dia juga ingin ikut bersamaku karena merasa bosan.

Tiba di perpustakaan, aku mengambil beberapa novel yang terlihat menarik meskipun aku belum membacanya. Setelah itu, aku duduk sambil membaca novel itu. Berbeda dengan Jevan, dia hanya bermain game diponselnya.

Skip

Bel istirahat berbunyi, aku dan Jevan bergegas pergi ke kantin. Sambil berjalan menuju kantin, tak lupa aku mengirimkan pesan kepada Naura untuk memberitahunya bahwa aku sedang dalam perjalanan menuju kantin.

Tak lama setelah aku mengirim pesan, aku tidak sengaja bertemu dengan Naura yang baru saja keluar dari ruang guru. Alhasil kita bertiga pergi ke kantin bersama.

"Lo gak punya teman ya di kelas? Kok gue lihat lo sering mainnya sama Jena teru," ujar Jevan.

"Iya, aku gak punya teman di kelas," jawab Naura.

"Emang di kelas lo gak ada yang ajak lo gitu?" tanya Jevan lagi.

"Gak ada," jelas Naura.

Aku hanya tersenyum. Entah mengapa aku merasa kalau Jevan mulai penasaran dengan Naura, bahkan dari tadi dia seolah-olah tidak menganggap aku ada.

"Kak Jevan suka ya sama Kak Jena?" tanya Naura tiba-tiba.

"Iya, gue suka sama dia. Cuma dia sukanya sama Raka," jelas Jevan.

"Raka itu mantannya Kak Jena ya?" tanya Naura lalu aku hanya mengiyakannya.

"Sekarang masih suka atau udah gak ada rasa?" tanya Naura lalu tentu saja aku berbohong bahwa aku sudah tidak mempunyai rasa.

1
Zhree
Halo Kak.. salam kenal dari "Terjerat Cinta Pria Beristri"
Vimel: salam kenal juga kak 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!