Mencintai Pacar Ibuku

Fabian pun mengantar Rosa untuk sampai ke rumah panti asuhan saat itu. Ada perasaan sayang sebenernya begitu terasa di dalam hati Fabian saat ini pada gadis berusia 17 tahun itu. Tapi rasa itu hanya sebatas sayang sebagai rasa adik saja tak lebih hingga apa yang menjadi tujuan Fabian saat ini adalah cinta lamanya kepada Talia yang saat ini belum bisa menerima dirinya kembali. Entah trauma atau apapun itu Fabian tak tahu namun bila menanyakan rasa yang ada di dalam hati begitu terasa di dalam hati terdalam.

Hingga Fabian seketika melamun mengingat Talia, entah mengapa bila melihat Rosa seperti melihat Talia di depan mata.

"Om melamun" tanya Rosa pada Fabian.

"Ah sedikit aku sedang menatap wajah mu yang mirip seseorang"

"Besok jam 1 ya om nonton bioskopnya om bisa kan"

"Aku sudah katakan bisa itu artinya iya, dan kamu tenang saja" kata Fabian tesenyum.

"Nah gitu makasih om, aku sudah pesan tiketnya"

"Siap" kata Fabian.

Fabian pun melanjutkan perjalanan dengan menginjak gas untuk pulang.

Hingga saat selama perjalanan pulang langit pun terlihat mendung dan benar saja air turun dari langit membasahi bumi, hujan turun.

Tanpa di sengaja selama perjalanan, Fabian melihat sesosok wanita yang ia kenal dan itu adalah Talia.

"Talia" kata Fabian menatap dari kejauhan Talia yang kebasahan karena air hujan yang turun saat itu. Namun ada seorang pria yang saat itu ingin kurang ajar pada Talia yang saat itu sudah kebasahan karena air hujan namun ia berusaha untuk mencolek dan menarik tas Talia.

Lalu saat itu juga.

"Pergi " ucap Fabian yang datang dengan wajah yang sangat garang saat itu.

Fabian.. batin Talia.

Mata Talia pun menatap Fabian tak percaya.

Dengan cepat Fabian pun memukul pria yang kini tengah berusaha menggoda Talia.

Bugh.. sebuah pukulan yang cukup keras walau sekali berhasil membuat wajah pria itu memar.

Dan dengan cepat pria yang tak di kenali itu pergi.

Mata Talia pun menatap Fabian yang seperti pahlawan kali ini dihadapannya.

Sudah dua kali Fabian menyelamatkan dirinya. Yang pertama dari kecelakaan dan kedua dari orang Jahat tak pernah sekalipun Talia menyangka jika Fabian hadir kembali.

payung mampu membuat Talia tersadar dari tatapan yang dalam menatap Fabian.

"Hujan cukup deras aku datang membawa payung untuk mu" kata Fabian.

Dirinya masih sama, tak pernah berubah. Fabian masih tetap sama seperti orang yang Talia kenal, selalu baik dan tak pernah jahat sekalipun.

"Talia" ucap Fabian. "Aku datang untuk mu"

"Kamu tak pernah datang, yang datang adalah takdir" kata Rosa.

Hingga keduanya pun duduk di sebuah halte, untuk meneduh bersama.

Hujan mampu mempertemukan keduanya, hujan mampu mempertemukan keduanya untuk datang saling menyapa hingga mata Fabian menatap ke arah Talia lekat. Fabian ingat betul wajah Talia tak pernah ada yang berubah tetap cantik.

"Talia mengapa kamu menghindar dari ku" kata Fabian. "Apakah aku salah pada mu saat dulu, aku minta maaf tapi hingga saat ini sebenarnya aku masih ingat pada mu"

Seketika wajah Fabian pun menatap Talia.

"Aku ingin kita saling kenal lagi seperti dulu tak masalah kan" kata Fabian.

"Seperti suatu hal konyol aku mendengar ini, aku tahu kamu pasti sudah menikah bila mengingat umur yang cukup matang saat ini Fabian" kata Talia.

"Aku belum menikah hingga saat ini" kata Fabian tesenyum.

"Anggap saja sudah, aku yakin ada wanita setelah sekian lama kita terpisah bukan"

Fabian pun hanya tersenyum datar dan menarik napas beratnya.

"Tidak ada satupun wanita yang dekat dengan ku saat ini. Selain ibuku dan wanita yang menjadi adik ku. Namanya Rosa itu saja. Tidak ada yang lain.. tahukah kamu Talia, kita dipisahkan karena takdir dan dipertemukan kembali dengan takdir. Sekuat apapun kita ingin berpisah, sekuat apapun kita ingin bersama itu semua bagaimana takdir yang menentukan" kata Fabian.

"Jadi?" Kata Talia.

"Talia awalnya aku mengira dirimu hanyalah masa lalu untuk ku, tapi saat kamu hampir kecelakaan saat itu sebenernya aku. Bagaimana kalau kita bersama" kata Fabian saat itu.

Talia pun masih terdiam lalu pergi. Talia masih bingung soal perasaan dirinya sendiri hingga menutup rasa yang ada cara dirinya adalah menutup kisah masa lalunya dulu.

Ya... Rasa Fabian pada Talia ternyata masih sama itu terasa bagiamana dirinya masih peduli pada wanita yang datang dari masalalunya.