Paula adalah anak seorang Count yang sudah jatuh, di ambang kebangkrutan keluarganya, dia dijodohkan untuk menikahi seorang Duke.
"Aku menikahimu agar aku dijauhkan dari para wanita yang menganggu. Tahu batasanmu!"
Setelah berkali-kali disakiti oleh ucapannya, Paula masih mau bertahan untuk menyelamatkan wajah orang tuanya hingga Mereka menghabiskan malam bersama dan Paula hamil.
"Wanita murahan sepertimu mengaku hamil anakku?"
Sampai akhir pun Paula masih saja disakiti.
Lalu bagaimana nasib Paula selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
July merasa khawatir lagi. Kali ini majikannya, Putri Bella berniat melakukan sesuatu lagi. Rasanya dia ingin pindah tempat kerja saja. July merasa juga kalau dia harus kecepatan dosa majikannya karena tak bisa melarang untuk menyakiti orang lain. Berapa banyak pelayan yang harus diambil juga dikurung dibawah tanah, di potong lidah hingga dipecat secara tidak hormat dengan tanpa pasangan dan rekomendasi. Tak terkecuali dirinya, di awal bekerja dulu dia sering kena cambuk, July memutar strategi dengan menjilat sang Putri. Alhasil disinilah dia sekarang, orang yang selalu menghibur sang Putri.
"Tolong jangan lakukan sesuatu yang bisa menyelamatkan Yang Mulia Putri dibenci Raja." July menasehati Putri Bella untuk yang terakhir kalinya. Sekarang dia benar benar bertekad untuk berhenti kerja dari istana Putri. Dia akan kembali ke kampung halamannya di ujung timur. Wilayah terpencil Ayahnya yang merupakan seorang Baron.
"Diam kau July. Kau tidak mau aku pecat kan?" Bella juga tahu kalau hanya July yang selalu bisa bersimpati kepadanya. July tulus selalu mengkhawatirkannya. Sayang, hati Bella sudah dipenuhi dengan ambisi dan keserakahan
Ini adalah usaha terakhir Bella untuk bisa tinggal di Kerajaan Birud sebelum dinikahkan dengan Pangeran Kerajaan entah berantah.
"Aku harus berhasil!" Bella meyakinkan dirinya.
Usaha di ballroom mulai riuh setelah Pangeran Kiryll masuk ke ruangan sebagai bintang utama yang bersinar. Kulitnya menjadi sedikit kecoklatan karena terbakar sinar matahari di Medan perang. Rahangnya menjadi tajam dan tegas. Rambut hitamnya menambah Citra yang kuat.
Dengan cepat para Lady bergunjing betapa seksinya Pangeran ketiga itu.
Duke Delta menyapa Pangeran Kiryll yang juga temannya. Mereka beda usia 1 tahun saja, jadi berbaur dan berteman dari kecil.
"Aku dengar kamu sudah menikah Duke." Kata Kiryll. Dulu dia bisa memanggil namanya saja, tapi karena ini pertemuan resmi dan Delta telah mewarisi gelar, Kiryll memanggil Delta menggunakan gelarnya.
"Ya, sayang sekali anda tidak bisa hadir."
"Tolong kenaikan aku dengan istrimu lain kali." Setelah berkata demikian mereka berpisah karena Kiryll juga harus menyapa tamu yang lainnya.
Paula, Flora dan Camila masih sibuk berbincang santai. Mereka banyak mengomentari Lady yang genit dan ingin tebar pesona dengan Pangeran Kiryll, padahal Lady itu sudah punya tunangan.
"Ya sudah saingi mereka." Kata Paula impulsif. "Kalian kan belum punya pasangan, siapa tahu Pangeran Kiryll terpikat." Paula tersenyum dan menyenggol bahu Camila menggodanya.
"Apa sih Paul. Mentang mentang sudah menikah." Camila tersipu malu. Sesuai dugaan, tampak ya Camila naksir berat dengan Pangeran Kiryll.
'Aku sebenarnya juga ingin menggoda Pangeran Camila, 5 tahun lagi aku akan bercerai. Jadi tidak masalah kan kalau aku juga harus mencari kekasih dari sekarang.' Batin Paula.
"Aku lelah, gaun ini berat sekali. Kalian mau ikut aku ke ruang istirahat?" Kata Paula kepada dua sahabatnya.
Mereka berdua menggelengkan kepalanya. Ini musim mencari jodoh. Jadi Camila dan Flora harus berbaur untuk mencari pasangan yang baik menurut mereka.
Paula akhirnya naik ke lantai 2 seorang diri dan hendak masuk ke balkon yang sepi. Saat di jalan dia tak sengaja menabrak bahu seseorang. Bahu itu keras sekali sehingga membuat badan Paula terpental.
"Aw..." pekik Paula.
"Maaf Lady." Orang itu segera membantu Paula yang hanpur terjatuh. Paula yang sadar akan meninggalkan rumor segera berdiri tegak dan menepis bantuan dari orang tersebut.
'Siapa dia?'
Laki-laki itu segera sadar dan berniat memberikan bantuannya lagi. "Apakah ada yang terluka?"
"Tidak. Saya baik baik saja. Terimakasih atas bantuannya."
Orang tersebut, terpesona oleh kecantikan Paula.
"Kalau begitu saya permisi." Paula segera pergi ke tempat yang ingin dia tuju.
"Tung..." Dia ingin meraih tangannya tapi pasti tidak sopan. Perempuan itu segera pergi dan tanpa basa basi.
"Untuk pertama kalinya, Aku tidak percaya diri dengan penampilanku."
Dia tersenyum kecut.
"Pangeran..." seorang pelayan memanggilnya karena dia juga sebenarnya sudah ada janji temu dengan seseorang.
Masih berlanjut atau sudah tamat?? Authornya 😁😁
Udah naik 2 Kg pas sakit Turun 3 Kg,kan Ngeselin 🤦🏿
Orang Miskin hanya bisa Gigit jari kalo di Hina,jadi udah ga Aneh lagi Miskin selalu Salah di mata Hukum mana pun 😓.