Aku memiliki seorang istri yang sakit-sakitan sudah satu tahun lama nya, sakit lambung kronis yang di deritanya membuat tubuhnya kian hari kian kurus, membuat aku tak berselera melihatnya, hilang hasrat kelelakian ku terhadap dirinya.
Hadir nya seorang pembantu muda di rumah kami seringkali membuat aku meneguk saliva melihat bodinya yang bahenol.
Dan pada akhirnya dengan berbagai macam rayuan, aku dapat mencicipi tubuh nya tanpa sepengetahuan oleh istriku. Awalnya pembantu muda nan cantik itu menolak sentuhan yang aku berikan, tapi lama kelamaan ia menjadi ketagihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bella adalah Namira
Kata Zahra, aku harus kembali, aku harus menemui Mas Emran lagi. Katanya aku harus merebut hati Mas Emran lagi, bagaimana pun caranya.
''Jangan mau kalah sama pelakor, Namira. Kalau kamu pergi, itu tandanya kamu menyerah. Kamu telah kalah dari pembantu itu,'' ucap Zahra malam hari saat kami baru selesai melaksanakan sholat isya.
''Tapi aku sudah terlanjur meminta Mas Emran menalak aku. Kami sudah resmi bercerai,'' kataku lagi.
''Emang Emran sudah menjatuhkan talak berapa?'' tanya nya dengan mata menyipit. Anak Zahra sudah terlelap di kamarnya.
''Satu,'' ucapku singkat.
''Ya ampun, baru satu juga. Masih bisa rujuk kembali. Sekarang giliran kamu Namira. Kamu masuk lagi ke kehidupan Emran, lalu goda dia. Buat dia menjadi suami mu kembali. Biar wanita itu merasakan sakit yang pernah kamu rasakan. Jangan biarkan dia hidup bahagia di atas penderitaan mu,'' Zahra berucap seperti mendesak. Aku masih tidak mengerti, kenapa pikiran Zahra jadi seperti itu.
''Enggak, ah. Buang-buang waktu saja,'' tolak ku.
''Kamu tahu kenapa aku tidak menuntut cerai dari Mas Adi? Itu karena aku tidak mau kalah sama yang namanya wanita kedua. Aku akan berusaha mendapatkan hati Mas Adi kembali sepenuhnya. Karena kalau kita mengalah dan menyerah, sudah pasti sang pelakor merasa menang. Aku tidak ingin menjadi wanita lemah yang hanya bisa pergi dengan membawa sejuta luka dan air mata, ya seperti kamu ini. Pura-pura ikhlas dan rela, tetapi aku tahu, kamu masih mencintai Emran, 'kan?'' tanya Zahra, ia menatap ku lekat, seperti tengah menyelidiki.
"Iya, aku masih sangat mencintai nya. Enam tahun kami hidup bersama, tidak mungkin aku bisa melupakannya dengan mudah,'' ucap ku. Dan Zahra mengelus punggung ku pelan. Memberi ketenangan dan semangat.
* * *
Tidak terasa hari-hari berlalu begitu cepat, sudah hampir satu tahun lamanya aku tinggal di rumah Zahra, dan Zahra sama sekali tidak merasa aku repot kan.
Saat suaminya sedang di rumah, maka aku akan menutup wajah ku dengan cadar seperti Zahra. Aku juga bersikap begitu sopan layak nya seorang tamu, serta aku juga berusaha untuk menjaga jarak dari suaminya Zahra, aku tidak ingin menjadi duri di dalam rumah tangga siapapun, selain dalam rumah tangga Mas Emran dan Ayu. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya aku setuju dengan apa yang pernah Zahra ucapkan.
Sudah hampir satu tahun lamanya, dan rasa cintaku kepada Mas Emran tak pernah surut. Yang ada semakin hari aku semakin merindukan sosoknya yang lembut serta merindukan hangat nya dekapannya.
Aku juga aktif bersosial media, tapi aku tidak menggunakan nama asli ku. Aku menyamar menjadi nama Bella, sesuai dengan penampilan baru ku, maka nama pun harus baru.
Aku berteman sama Ayu dan Mas Emran di sosial media yang berlogo F, aku melihat hidup mereka sempurna dan bahagia dengan kehadiran buah hati mereka yang tampan.
Entah kenapa aku semakin iri melihat kebahagiaan mereka, apalagi Ayu yang selalu tersenyum lebar saat sedang berfoto bersama Mas Emran dan putra nya.
Saat aku melihat senyum nya yang lebar, aku merasa dia sedang tersenyum melihat kekalahan ku.
Dan pada sore itu, aku melihat di laman sosial milik Ayu, dia membuat status yang kira-kira begini tulisannya.
Duh, Faiq semakin gede semakin aktif saja, hingga membuat aku sedikit kewalahan dalam merawat dan menjaga nya. Untungnya aku punya suami yang begitu baik dan pengertian, sehingga dia berjanji setelah Faiq genap berusia satu tahun Minggu depan, dia akan mencarikan seorang baby sitter yang bisa membantu aku menjaga Faiq.
Terimakasih suamiku Sayang. Kamu yang terbaik dan aku bahagia bisa memiliki mu seutuhnya.
Panas sekali rasanya hati ku setelah membaca status yang Ayu post.
Hingga entah ide dari mana, tiba-tiba aku berinisiatif untuk menjadi baby sitter untuk anak Ayu dan Mas Emran. Iya, aku akan masuk ke dalam keluarga kecil mereka, dan akan aku balas rasa sakit hatiku.
Akan aku rebut kembali Mas Emran dari Ayu, seperti hal nya yang telah Ayu lakukan kepada ku dulu. Biar tahu rasa dia.
Saat aku bercerita kepada Zahra tentang niat ku, Zahra pun mendukung penuh keputusan ku.
Hubungan Zahra dan suaminya juga terlihat semakin harmonis, suami nya sudah jarang menginap di rumah istri muda nya, itu karena kata suami nya, ia tidak bisa mencintai sang istri kedua seperti dia mencintai sang istri pertama.
Dan aku turut senang melihat Zahra bahagia. Ternyata kesabaran Zahra selama ini tidak sia-sia.
Aku harap, Mas Emran pun sama, aku harap dia masih menyimpan rasa cinta untukku.
* * *
Hari Minggu pagi, aku pamit pergi dari rumah Zahra. Dia melepaskan kepergian ku dengan air matanya yang menetes serta dengan doa doa tulus nya yang terus ia gumam kan.
''Kamu pasti bisa,''
''Semangat sahabat sekaligus saudara ku,''
''Di sini aku akan selalu mendoakan mu.''
Ucap Zahra, dan aku mengangguk kepala dengan senyum simpul.
Setelah itu aku memacu kendaraan roda empat milik ku ke Jakarta. Aku akan langsung mendaftarkan diri di agensi penyaluran baby sitter yang ada di Jakarta. Kebetulan pemilik agensi merupakan teman dekat ku, dan dengan senang hati ia membantu aku masuk ke dalam keluarga Mas Emran.
* * *
Siang itu, sekitar pukul sebelas, aku tiba di kediaman Ayu dan Mas Emran. Rasanya bagai mimpi karena aku akan bertemu lagi dengan orang-orang yang pernah menyakiti aku, mengkhianati aku serta membohongi aku.
Oh ya, berbicara tentang orang tua Mas Emran, jujur, aku tahu mereka sangat membenci aku karena aku yang tak kunjung bisa memberikan Mas Emran keturunan dan karena mereka menganggap aku hanyalah istri yang sakit-sakitan yang hanya bisa merepotkan putra mereka. Selama ini aku tak pernah dendam sama mereka, tetapi kalau-kalau di pikir pikir mereka sudah sangat keterlaluan juga, karena mereka ikut andil dalam membohongi aku dan mendukung Mas Emran untuk nikah lagi.
Aku berjanji akan membuat mereka menangis darah karena mereka yang sudah keterlaluan terhadap aku.
Aku memang sudah menutupi aurat ku dengan baik, tetapi untuk soal sikap dan sifat aku, aku belum sepenuhnya baik. Di hati ku masih tersimpan benci dan dendam yang membara.
* * *
Pertama kali masuk ke rumah Ayu dan melihat Ayu yang sekarang, sungguh rasanya aku begitu muak melihat gaya nya yang bak seorang nyonya besar. Aku akui, dia sekarang terlihat semakin cantik dengan kulit nya yang bening, wajar saja sih, karena sekarang dia sudah menjadi istri dari seorang CEO.
Masih aku ingat dengan jelas saat dia baru pertama masuk ke rumah ku sebagai pembantu, dia terlihat begitu polos dengan penampilan nya yang norak. Ah, mengingat itu, membuat aku sangat membenci nya.
* * *
Sore hari, saat Faiq tengah terlelap, Ayu pamit ke kamarnya, dan aku masih berada di kamar Faiq.
Dan tidak lama setelah itu, aku mendengar deru mobil berhenti di depan teras. Aku mencoba mengintip dari sebuah kamar, dan aku melihat, mantan suami ku sudah pulang dari kantor.
Jantungku berdegup lebih cepat saat aku melihat paras rupawan yang tak pernah berubah tersebut. Mas Emran, dia masih terlihat tampan dan semakin berkarisma. Rasanya aku ingin memeluk nya untuk melepaskan kerinduan yang aku rasa, tapi aku harus bisa menahan diri, karena saat ini aku tengah menyamar menjadi seorang Bella.
Perlahan, aku akan mencoba mendekati Mas Emran dengan penampilan baruku.
Bersambung.
bls dendam nya yang syantik gech thor,biar gereget baca nya.
maaf ya thor bukan enggak suka cerita nya tapi ini hanya masukan aja 😊
jangan mau jadi perusak rumah tangga org mir..
tunggu saatnya kalo memang dia jodoh mu dia akan kembali,tp jangan jadikan kamu wanita rendahan,kamu harus berkelas