Alea harus menerima kenyataan bahwa kisah cintanya bersama Robin harus berakhir karena sepupunya yang telah hamil gara-gara Robin.
Perasaan hancur dan merasa di sakiti benar-benar membuat Alea harus berjuang mati-matian untuk terus kuat menahan cibiran dan hujatan orang-orang yang mengatakan kalau Alea menjadi orang ketiga yang mengambil cinta Robin dari Clara yang telah menyebarkan fitnah kepada warga desa bahwa dia telah menggoda Robin kekasihnya.
Kecewa dan kesedihan di hati Alea tidak bisa di obati lagi, sehingga akhirnya Alea memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan memulai bisnis sendiri di sana.
Siapa yang tahu, hidup Alea berubah drastis dari tenang menjadi super rempong gara-gara seseorang yang sangat menyebalkan bernama Meyer, pria remaja yang selalu mengganggu dan mengejar dirinya setiap pulang sekolah.
Siapakah yang akan berhasil menaklukan hati Alea? Baca novelnya sampai tamat ya, dan jangan lupa dukungan pembaca semua dengan like, favorit, vote dan gift semampu kalian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur hapidoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Kesunyian
Pagi ini setelah selesai mandi. Aku pun kemudian keluar untuk sarapan. Akan tetapi aku merasa bingung sekali. Kenapa hari ini rumah begitu sepi? Seakan tak berpenghuni.
Melihat aku yang celinga celinguk ke sana kemari. Pembantuku pun kemudian mendekat dan berbicara denganku.
" Non Alea sedang mencari Tuan muda Meyer ya?" tanyanya sambil tersipu malu.
" Hmmmm," sahutku.
Bagaimanapun ada rasa malu di dalam hatiku dan juga rasa gengsi yang begitu besar untuk mengakui bahwa aku sedang mencari keberadaan Meyer saat ini.
" Tadi pagi ada 4 orang bodyguard yang beebadab gede Non Alea. Mereka datang ke kediaman kita mencari tuan muda Meyer. Setelah itu mereka membawa pergi tuan muda bersama dengan mereka!" ucap pembantuku benar-benar membuatku sangat terkejut bahwa ada kejadian semacam itu di mansionku. Saat aku masih terlelap tidur.
" Apakah Meyer mengenal ke-4 laki-laki itu?" tanyaku pada akhirnya karena hatiku sangat penasaran sekali dengan kondisi Meyer.
" Non Alea lihat saja di CCTV Non. Pasti terekam semua yang terjadi tadi pagi di sana!" aku menepuk keningku karena baru mengingat tentang hal tersebut.
Aku hanya meringis pada pembantuku, kemudian aku melanjutkan acara sarapanku.
Sarapan yang paling hening dan paling sepi yang pernah aku rasakan sepanjang hidupku.
Setelah Mayer tidak ada di mansion ini, baru kurasakan sebuah kesunyian yang begitu menggigit hatiku. Tidak kusangka kalau aku ternyata sudah terbiasa dengan keusilan dan kejahilan brondong ganteng itu.
Belum ada satu jam. Tetapi rasanya aku sudah mulai merindukan mata birunya yang begitu teduh dan sangat dalam. Mata biru yang indah yang telah menyembunyikan banyak misteri yang tidak pernah sanggup aku selamai selama ini.
" Aku sekarang mau berangkat ke kantorku. Tolong bibi bereskan semua ini ya? Oh ya, barang-barang Meyer yang ada di dalam kamarku. Tolong bibi pindahkan ke kamar tamu juga!" ucapku datar.
Setelah memberikan perintah kepada pembantuku aku pun langsung masuk ke dalam kamar mengambil tas dan dompetku dan bersiap untuk pergi ke kantor.
Karena pikiranku saat ini sedang kacau. Aku meminta kepada Mang Cecep untuk sejenak pergi ke taman. Karena aku ingin sekali menenangkan pikiranku dulu di sana.
Ketika aku duduk sendirian di taman, tiba-tiba sekelebatan bayangan seakan mampir di kelopak mataku.
" Robin? Sedang apa dia di sini?" Tanyaku benar-benar heran karena melihat kehadiran Robin. Setelah lama sekali aku tidak pernah mendengar kabarnya.
Aku menarik nafasku dalam-dalam dan berusaha untuk menenangkan jiwa dan ragaku. Pikiranku saat ini sedang kacau balau gara-gara memikirkan tentang Meyer yang telah dibawa pergi oleh empat orang bodyguard. Seperti keterangan pembantuku tadi pagi saat aku sarapan.
Aku menepuk keningku. Karena aku baru ingat bahwa aku lupa untuk memeriksa CCTV di mansionku untuk melihat kejadian tadi pagi. Sejujurnya aku sangat penasaran Siapakah keempat orang Bodyguard yang telah membawa pergi Meyer dengan paksa dari kediamanku.
" Mang Cecep. Ayo kita kembali ke kantor!" ucapku pada akhirnya setelah aku merasa bahwa otakku mulai berpikir jernih.
Saat aku sudah bersiap untuk masuk ke dalam mobilku. Tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik tanganku dan membatalkan niatku untuk masuk ke dalam mobilku.
" Heh! Apa yang kau lakukan?" tanyaku kesal sekali kepada orang yang tiba-tiba saja datang dan menarik tanganku.
Hampir saja aku tadi terjatuh kalau bukan karena keseimbangan tubuhku yang bagus dan repleksku yang lumayan.
Setelah posisiku sekarang aman. Aku pun langsung menatap orang yang tadi begitu lancang menarik tanganku dan hampir membuat kecelakaan.
" Robin?" aku benar-benar terkejut melihat Robin yang tiba-tiba saja tersenyum kepadaku ketika aku mengingat Dia.
" Halo Alea aku senang karena kau masih mengingatku!" ucap Robin dengan senyum paling menyebalkannya.
Dengan ketus dan kesal. Aku pun langsung menyingkirkan tangan Robin yang saat ini sedang memegang tanganku.
" Lepas atau tidak?" tanyaku mulai kehilangan kesabaran saat melihat Robin yang tiba-tiba saja masuk ke dalam mobilku.
Aku menarik nafasku dalam-dalam dan menatap Mang Cecep. Aku memintanya untuk mengeluarkan manusia tidak tahu malu itu dari mobilku.
Entah kenapa hidupku sepertinya begitu sial. Baru saja terlepas dari Meyer, sekarang Robin mulai menteror kembali hidupku.
Aku menarik nafasku dalam-dalam untuk menenangkan pikiranku yang super jengkel. Kemudian aku mengambil ponselku untuk menghubungi kantor polisi.
Robin langsung keluar dari mobilku ketika dia mendengarkan aku yang sedang menelpon kantor Polisi untuk mengusirnya dari hadapanku. Dia mendekat dan tersenyum padaku. Rasa jijik di hatiku seketika menyeruak di hatiku.
" Ayolah Alea. Kenapa kau kejam sekali sih? Apa kau ingat sayang? Lama sekali kita tidak bertemu loh. Kenapa kau mau melaporkanku ke kantor polisi?" tanya Robin dengan senyum paling menyebalkannya yang pernah kulihat selama hidupku.
Aku tidak tahu kenapa ada makhluk seperti itu di dunia yang begitu luas ini dan lebih celakanya lagi, orang itu ternyata adalah mantan kekasihku yang telah berkhianat dengan sepupu sendiri.
" Cepat minggir dari hadapanku! Sebelum Polisi datang kemari untuk menendangmu dan memasukkanmu ke dalam penjara!" Aku sebenarnya tadi tidak benar-benar menelpon kantor polisi hanya sekedar bersandiwara untuk membuatnya takut dan meninggalkan aku sendirian di sini.
Mendengarkan ancamanku Robin kemudian mundur dan mengangkat kedua tangannya.
" Oke Alea untuk saat ini aku akan pergi dan meninggalkanmu. Tapi kau ingat ya, aku pasti akan datang lagi mencarimu dan aku akan membuatmu kembali lagi padaku!" Aku hanya bisa tersenyum sinis mendengarkan perkataan Robin yang benar-benar tidak tahu malu dan sangat menjijikan.
Setelah melihat Robin turun dari mobilku. Aku kemudian masuk ke dalam mobilku dan meminta Mang Cecep untuk segera pergi meninggalkan tempat ini.
" Sialan! Kalau tahu begitu tadi aku langsung saja pergi ke kantor. Tidak perlu datang ke taman segala!" tidak ada habisnya aku terus mengerut tuh dan menyesali apa yang terjadi pagi ini karena bertemu dengan Robin laki-laki brengsek yang sudah menyakiti hatiku dan berselingkuh dengan sepupuku.
Mang Cecep hanya menggelengkan kepalanya mendengarkan aku yang terus mengeluh dan tidak bahagia.
" Apakah non Alea merindukan tuan muda Meyer?" aku auto melotot mendengarkan perkataan Mang Cecep yang benar-benar sangat lancang karena berani menebak perasaanku saat ini.
" Mang Cecep tidak usah ikut campur dengan urusanku. Kau menyetir saja! Jangan sampai kita menabrak orang!" ucapku kesal luar biasa. Pipiku rasanya sudah memerah karena menahan malu. Rahasia hatiku bisa ditebak oleh orang lain dengan begitu mudah.
' Ya ampun! Bisa-bisanya seorang sopir pun bisa mengetahui kalau saat ini aku sedang merindukan Meyer!' bathinku kesal luar biasa.
moga2 enggak yaa thorr.....