Lupa ingatan?
Mana mungkin aku mau menerima jika ke dua orang tua ku menyuruh ku untuk menerima kekasih ku sendiri jadi adik angkat ku sekarang.
Baru kemarin diri nya melamar gadis yang akan menjadi adik angkat nya.
" Aku menolak, aku tidak mau jika dia menjadi adik ku" Tolak Wafa menahan kesal.
Halo semua nya, minta dukungan nya ya...biar semangat nulis nya. Thank you.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari Ba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
makan eskrim
" Kak Nisa, ayo kita duduk di ayunan itu..." Ajak Vani.
" Boleh" Jawab Nisa mengangguk kan kepala nya.
Nisa mengembangkan senyuman di bibir nya , duduk di atas ayunan bersama Vani.
Tidak ada ingatan yang terlintas di pikiran nya sama sekali, jika diri nya dulu pernah bermain di taman ini.
" Van,,,,apa taman ini sudah di bangun lama?" Tanya Nisa.
" Iya kak,,,taman dan rumah ini sudah di bangun sejak lama,,,semenjak Mama sama Papa masih muda, bahkan sebelum Kak Wafa lahir pun taman ini sudah di bangun" Jawab Vani.
" Benarkah?"
" Iya..." Jawab Vani.
" Lalu, wahana permainan untuk anak kecil, itu apa batu beberapa tahun di bangun nya,,,kelihatan nya seperti bangunan baru" Ucap Nisa memperhatikan semua bangun di taman itu. Hanya di bagian wahana permainan saja yang masih terlihat seperti bangunan baru.
" Oh kalau wahan permainan itu memang belum lama di bangun nya" Jawab Vani.
" Lalu, apa ada anak kecil di rumah ini?,,,,kenapa ada wahana permainan untuk anak kecil?" Tanya Nisa mengajukan pertanyaan nya kembali.
" Em,,,,di rumah ini memang ada anak kecil,,,tapi anak nya sedang tidak ada di rumah" Jawab Vani.
" Apa kita masih punya anak?"
" Nggak kak, bukan adik kita...anak itu anak kakak" Jelas Vani.
" anak...???,kakak...???....kak Wafa maksud mu?" Tanya Nisa sedikit terkejut mendengar nya. Ternyata kakak lelaki nya sudah memiliki anak. Berarti kakak nya sudah menikah. Kenapa tidak ada ingatan nya yang ia ingat sama sekali, bahkan mendengar banyak nya cerita.
" Iya putra Kak Wafa Jawab Vani.
" Putra Kak Wafa?,,,lalu, di mana istri nya?" Tanya Nisa.
" Ah, kalau itu sebenar nya...." Ucapan Vani terhenti ketika mendengar suara Mama nya dari atas balkon kamar Nisa.
" Ternyata kalian berdua ada di taman....!,Mama udah cariin kalian berdua dari tadi lo" Teriak Mama Zahra dari atas Balkon.
Vani dan Nisa mendongak melihat mama nya yang tengah berbicara.
" Kalian berdua masuk lah ke dalam rumah,,,,kalian berdua nggak kepanasan siang - siang begini duduk di situ" Ucap Mama Zahra.
" Sebentar lagi Mah masuk ke rumah nya,,,Nisa masih mau di taman dulu" Jawab Nisa berbicara sedikit keras.
" Mah...Mama ke sini aja,,, sekalian bawakan es krim untuk kita berdua" Pinta Vani.
" Baiklah, Mama akan ke sana,,,tunggu sebentar Mama ambil kan eskrim nya terlebih dahulu" Ucap Mama Zahra lalu pergi keluar dari kamar Nisa unyuk menyusul ke taman, sekalian mengambil kan eskrim seperti permintaan Vani tadi.
" Van,,tadi kamu mau ngomong apa...nggak di lanjut?" Tanya Nisa.
" Lain kali aja kak cerita nya,,,,Kita berdua nikmati dulu duduk di sini, memandang keindahan taman, jangan terlalu banyak pikiran karena hal yang tidak penting" Jawab Vani tersenyum.
Nis mengangguk kan kepala dan membalas senyuman Vani juga.
Datanglah Mama Zahra membawa es krim di tangan nya.
" Ini es krim nya, ad rasa coklat, strawberry dan Vanila,,,,Mau rasa apa " Tanya Mama Zahra yang baru saja datang.
" Vani, mau yang Vanila Mah" Jawab Vani bersemangat.
" Seperti nama mu, eskrim nya...Vani...la" Ucap Nisa membuat Mama Zahra dan Vani langsung tertawa.
" Kak Nisa ini ada - ada aja" Ucap Vani.
" Sayang,,,kamu mau yang rasa apa?...coklat atau strawberry?"
" Aku strawberry aja Mah" Jawab Nisa.
Mama Zahra mengangguk kan kepala nya lalu memberikan eskrim rsa strawberry nya kepada Nisa.
" Kalian berdua udah dari tadi di taman nya?" Tanya Mama Zahra sembari membuka es krim milik nya.
" Nggak Ma,,,belum terlalu lama...kata nya Kak Nisa mau ke taman,,,jadi aku temenin deh" Ucap Vani memakan es krim nya.
" Bosen ya di kamar sendiri" Ucap Mama Zahra tersenyum.
" Iya Mah,,,tapi cuma. sedikit" Jawab Nisa tersenyum juga.
.....
Wafa masih sibuk dengan pekerjaan nya. Makanan yang di bawakan Bisma tadi pun belum sempat ia makan, masih rapi di atas meja. Karen liburan keluarga nya selama beberapa hari ini,kerjaan Wafa jadi menumpuk.
Tepat pukul lima sore, para karyawan kantor bersiap untuk pulang, karena ini sudah waktu nya jam selesai bekerja dan pulang dari kantor.
Bisma masuk ke dalam ruangan Wafa. Dari tadi Bisma sampai tidak fokus bekerja karena begitu penasaran dengan cerita Wafa, yang membuat diri nya sampai harus menyelidiki seseorang.
" Ya ampun,,,lo ini masih belum selesai juga kerja nya...dari yadi kerja mulu,, sampai makan nya pun nggak lo makan"
" Buruan dong Waf, gue ini penasaran dengan cerita lo" Ucap Bisma.
" Atasan macam apa lo ini, sampai kerjaan pun menumpuk sampai segunung,,,contoh sekertaris lo ini, menjadi sekertaris yang teladan tanpa ada banyak pekerjaan "Ucap Bisma membanggakan diri nya.
" Berisik banget lo dari tadi,,,ini juga gara - gara lo kerjaan gue kadi numpuk sebanyak ini,,,gue suruh lembur juga lo...
" Bukan nya selesai kan kerjaan nya, selama gue berlibur, lo malah nunjukin di meja gue...dasar sekertaris nggak becus" Kesal Wafa
" Kenapa jadi gue yang salah" batin Bisma.
" Awas aja lo berani bicara,,,,ku suruh lo lembur, selesai kan kerjaan ini semua" Ancam Wafa.
" Nggak...nggak gue nggak mau" Tolak Bisma.
" Maaf tuan,,,saya tidak akan bersikap seperti itu lagi pada anda,,,, silahkan selesai kan kerjaan anda,,,saya akan diam" Ucap Bisma membungkuk kan badan nya.
Wafa menggerutu sebal. Mana ada sekertaris yang bicara sopan harus di ancam terlebih dahulu. Kalau bukan karema orang ini adalah sahabat nya, udah di pecat dari dulu oleh Wafa.
Mana ad sekertaris yang berani berbicara seperti itu pada atasan nya.
" Waf lo makan dulu gih,,,lo nggak laper apa dari tadi kerja mulu,,gue aduin juga lo ke tante Zahra...udah dulu kerja nya, buruan makan" Ucap Bisma membaringkan tubuh nya di atas sofa panjang di ruangan Wafa.
" Entar lah,,,nanggung,,,kerjaan gue udah mau kelar" Jawab Wafa.
Bisma tidak berbicara lagi, membiarkan Wafa menyelesaikan pekerjaan nya. Takut nya jika diri nya banyak bicara lagi, yang ada diri nya yang akan di suruh lembur dan menyelesaikan pekerjaaan nya.
Lebih baik diam, adalah jalan yang terbaik untuk diri nya sendiri.
Wafa sudah bisa fokus kembali, karena ocehan dari mulut sahabat nya sudah tak terdengar lagi.
Satu jam,,dua jam,,, pekerjaan Wafa tak kunjung selesai juga. Bisma sampai ketiduran di atas sofa, karena saking lama nya menunggu Wafa yang tak kunjung selesai mengerjakan pekerjaan nya.
Tepat pukul delapan malam, Bisma yang dari tadi tertidur, baru saja bangun.