THE PRISONER OF MAFIA

Milan, Italia.

Arra sejak tadi sangat antusias saat pesawat jet yang dia naiki sudah mendarat di Bandara Milan pada malam hari.

"Carl, aku sangat bahagia. Aku ingin mengunjungi Lily, Opa dan Oma," ucap Arra sangat senang, sambil menatap Carlos yang sejak tadi terlihat sibuk dengan ponselnya.

Carlos menyimpan ponselnya di dalam Jas-nya, lalu memandang istrinya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Untuk sementara waktu, kau tidak boleh keluar dari mansion! Maaf, karena aku harus mengatakan ini!" jawab Carlos. Dia tidak ingin jika Arra terluka dan diincar oleh musuhnya.

"Carl! Kenapa kau begitu kejam kepadaku!!" Arra menatap suaminya dengan sengit. Dia tidak menyangka jika nasibnya sangat malang.

"Sayang—"

"Jangan berbicara kepadaku!! Aku sangat membencimu!!!" Arra bersedekap di dada, sembari menepis tangan Carlos yang akan menyentuhnya.

"Kau tidak mengerti kondisinya, Sayang!" Carlos beranjak dari duduknya, karena pintu pesawat sudah di buka dengan lebar, bertanda jika semua penumpang boleh keluar dari sana.

"Mike!" Carlos menatap asistennya yang juga ikut beranjak.

Mike mengangguk pelan sebagai jawaban.

Carlos keluar dari pesawat jet-nya lebih dahulu meninggalkan Arra yang masih merajuk.

Kedua mata Arra berkaca-kaca saat Carlos pergi meninggalkannya begitu saja tanpa berkata apa pun.

"Nyonya, aku akan mengantarkan Anda ke mansion Tuan Carlos," ucap Mike kepada Arra.

"Mike, apakah dia mencintaiku?" tanya Arra kepada Mike dengan suara yang bergetar menahan tangisnya.

"Aku tidak bisa menjawabnya, karena ini masalah hati." Jawaban Mike malah semakin membuat hati Arra semakin perih.

"Kau benar, ini adalah masalah hati. Jika dia tidak mencintaiku kenapa bersikap sangat egois dan posesif kepadaku?! Ini sungguh menyiksaku!" Arra beranjak dari duduknya, berjalan mendahului keluar dari pesawat jet tersebut.

"Tuan Carlos sangat mencintai Anda, Nyonya," jawab Mike namun hanya terucap di dalam hati.

Mike menghembuskan nafasnya dengan kasar. Inilah yang membuatnya tidak ingin menikah. Hati wanita terlalu rumit untuk dimengerti.

*

*

Arra sudah duduk manis di dalam mobil. Sedangkan Mike duduk di balik kemudi.

"Mike, aku ingin bertemu dengan keluargaku!" Arra berbicara dengan tegas.

"Maaf, Nyonya, aku tidak bisa menuruti perintah Anda," jawab Mike seraya melanjukan mobilnya menuju mansion milik Carlos yang letaknya di tengah hutan kota.

"Mike!!" sentak Arra dengan perasaan kesal luar biasa.

"Jika Nyonya tidak patuh, maka nyawa kami semua yang akan menjadi taruhannya," jawab Mike datar.

Hah!

Arra menghembuskan nafas kasar seraya memutar kedua matanya dengan malas. Memangnya separah itu kah kalau dia melanggar peraturan yang sudah di buat iblis tampan itu? Pikir Arra, tidak percaya.

Perjalanan menuju mansion terasa hening. Baik Mike dan Arra tidak ada yang berbicara sama sekali. Hingga tidak terasa mobil yang di kendarai Mike memasuki area hutan kota.

Arra berdecak kesal, kenapa dia harus hidup di tengah hutan seperti itu?

Sungguh tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, menikah dengan seorang mafia dan harus hidup bergelimang harta akan tetapi merasa sangat kesepian.

"Miris sekali hidupku," batin Arra.

"Nyonya kita sudah sampai." Mike berkata sembari turun dari mobil lalu membuka pintu mobil bagian belakang untuk Arra.

"Ada Tuan Besar di dalam mansion. Aku harap Anda bisa menjaga sikap saat bertemu dengannya," ucap Mike mengingatkan.

"Aku tidak peduli!!!" jawab Arra dengan ketus.

Jangan lupa, like dan komentarnya, bestie❤❤