THE PRISONER OF MAFIA
"Carlos, sudah larut malam! Aku harus segera pulang. Semua keluargaku pasti sedang mencariku." Arra melepaskan tangan Carlos yang masih merengkuh pinggang rampingnya.
"Ini masih sore!" Carlos berkata tegas, tidak ingin di bantah. Kemudian ia merengkuh pinggang gadis itu kembali, hingga merapat pada tubuhnya.
"Tapi—"
"Ssttt, hanya malam ini saja. Aku tidak akan menyakitimu!" Carlos menempelkan jari telunjuknya pada bibir Arra yang tipis dan ranum itu. Manik tajamnya menatap kedua bola mata Arra dengan dalam, membuat gadis cantik itu seolah terhipnotis dengan pesona bos mafia itu.
"Baiklah kalau begitu. Tapi, lima belas menit lagi aku harus segera pulang," jawab Arra.
"Tidak masalah!" Carlos menjawab sambil menerima segelas wine yang di berikan oleh pelayan di rumahnya. Lalu memberikan Wine tersebut kepada Arra.
"Ini adalah wine termahal di dunia. Kau harus mencobanya!" Carlos tersenyum tipis saat Arra menerima gelas yang berisi wine itu.
"Kedengarannya sangat menarik!" Arra mencium aroma wine tersebut, lalu menggoyangkan gelas yang berisi wine itu beberapa kali. Kemudian baru menyesapnya sedikit demi sedikit.
"Bagaimana?" tanya Carlos.
"Hemmm ... rasanya sungguh luar biasa. Ini adalah wine terbaik yang pernah aku rasakan," ucap Arra sambil tersenyum senang, tapi tiba-tiba kepalanya mendadak terasa berat dan pusing.
"Are you oke, Sayang?" Carlos mengambil gelas yang di pegang Arra kemudian menyerahkan kepada pelayannya.
"Emh ... Pusing." Arra menjawab, dan tidak berselang lama dirinya sudah tidak sadarkan diri di pelukan Carlos.
"Aku mendapatkanmu!" Carlos tersenyum iblis.
***
Arra tersadar di suatu tempat yang asing. Kedua manik birunya mengedar ke setiap sudut kamar mewah itu yang bernuansa abu-abu. Arra menatap pakaiannya yang sudah di ganti dengan gaun tidur, yang biasa di sebut dengan lingerie.
“Berani sekali Iblis itu mengganti pakaianku!” umpat Arra sambil menatap lingerie yang melekat pada tubuhnya.
Arra meraba seluruh badannya, dia bernafas lega karena tubuhnya baik-baik saja. Kepalanya masih terasa berat karena efek wine yang dia minum sebelumnya. “Kenapa aku berada di sini? Dan kenapa juga pakaianku di ganti dengan dress yang menjijikkan seperti ini?!” Arra beranjak dari atas tempat tidur yang besar dan mewah itu.
“Astaga! Aku harus segera pulang, pasti Opa dan Oma mencariku!” Dengan langkah tertatih, dia berjalan menuju pintu kamar tersebut yang ternyata di kunci.
“Hei!!! Buka pintunya!!!” teriak Arra sambil menggedor pintu, akan tetapi setelah hampir 10 menit berteriak sambil menggedor pintu sampai tangannya sakit, tidak ada yang membukakan pintu tersebut. Arra menundukkan kepalanya, menatap bayangan orang dari celah pintu bagian bawah, dia melihat ada dua orang sepertinya yang mondar-mandir berjaga di depan pintu kamar tersebut.
“Apakah mereka tuli!” umpat Arra, sembari menggoyangkan gagang pintu tersebut.
Arra tidak sadar jika saat ini dirinya menjadi tawanan Carlos—Bos Mafia.
***
Dor!
Dor!
Dor!
Suara baku tembak terdengar antara dua kubu Mafia yang saling bermusuhan. Baku tembak itu masih berlangsung lama di pelabuhan Kota Meksiko. Carlos memegang dua senjata api di kedua tangannya. Pria berdarah dingin itu tanpa ampun menembaki musuhnya. Begitu pula dengan Mike yang turut Andil dalam baku tembak itu, apa lagi posisinya juga melindungi Carlos agar tidak terluka.
“Nyawa harus di bayar dengan nyawa!!!” Carlos berhasil melumpuhkan ketua mafia yang menjadi musuhnya.
Dor!
Carlos menembak ketua mafia itu tepat di kepala. Kedua mata pria tersebut mendelik, keningnya berlubang dan darah mengucur deras dari sana. Ketua mafia itu tewas seketika di tangan Carlos. Bau anyir khas darah menyeruak di indra penciuman di tengah kegelapan malam. Justru bau anyir itu sebagai tanda kemenangan untuk Cosa Nostra—Kelompok mafia yang di pimpin oleh Carlos.
“Mike bereskan semua kekacauan ini!” Carlos memberikan perintah saat melihat banyak mayat yang tergeletak di sana.
“Baik, Tuan,” jawab Mike lalu segera memerintahkan anak buahnya untuk membantu membereskan semua.
Carlos mengendarai mobilnya menuju pusat Kota Meksiko. Dia ke negara itu untuk memburu Kelompok Mafia yang sudah membunuh kedua orang tuanya beberapa tahun yang lalu. Kini dia merasa puas karena dendamnya sudah terbalaskan.
Mobil yang di kendarainya sudah sampai di depan rumah mewah miliknya.
“Selamat malam Tuan.” beberapa pelayan menyambut kedatangan Carlos sambil sedikit membungkukkan sedikit badan mereka, bertanda memberikan hormat.
“Apakah dia sudah sadar?” tanya Carlos, saat salah satu pelayan membantu melepaskan jasnya.
“Sudah Tuan, dan Nyonya sejak tadi berteriak di dalam kamar,” jawab pelayan tersebut.
Bibir Carlos tersungging mendengarnya, dia menjadi tidak sabar ingin bertemu dengan Arra. Tapi, sebelum menemui gadis tersebut, dia akan membersihkan dirinya lebih dulu.
***
Jangan lupa tekan subscribe, like, komentar, vote, dan kasih gift semampunya ya. 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
.
authornya org sulawesi yah?
2024-09-15
0
Lela Angraini
nembe mampir thor,, ngapunten 🙏
ada yg paham nggk ya sama bahasaku 🤭
2024-09-06
1
anonim
waduuuhhhh
2024-08-30
0