Brakkk..!!
Suara sesuatu yang bertabrakan.
Ternyata Soraya tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan membawa barang didepan nya.
"Maaf, maaf saya tidak sengaja" Ucap Soraya pada seorang pemuda yang tadi ditabrak nya.
"Makanya, kalau tidak bisa bawa motor, lebih baik tidak usah! Lihat, barang-barang saya jadi rusak kan" Jawab Danu sang pemuda.
"Saya kan, sudah minta maaf. Sini biar saya bantu" Ucap Soraya, menawarkan membantu memunguti barang-barang yang berceceran.
"Tidak usah, saya bisa sendiri" Jawab Danu. Sambil mengumpulkan barangnya yang sebagian sudah tidak berbentuk lagi.
Apa mungkin mereka bisa bertemu lagi dan berjodoh???
Atau memang mereka tidak akan bertemu???
Bagaimana kelanjutan kisahnya... Yuk ikuti terus kisah nya Danu dan Soraya .....
Jangan lupa pollow juga akun Author ya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikah syarif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehebohan Mama Renata
Danu menjaga Soraya didalam ruang VIP yang sudah dia pesan. Soraya merasa canggung akan semua ini, sebenarnya dia ingin kekamar mandi. Dia ingin buang air, tapi merasa sungkan pada Danu.
Danu yang menyadari ada yang tidak beres pada Soraya langsung saja menghampirinya.
"Kenapa? Apa ada yang sakit, atau kamu menginginkan sesuatu?" tanya Danu yang melihat wajah Soraya yang memerah seperti menahan sesuatu.
"Saya ingin buang air" jawab Soraya sambil menundukan wajahnya, dia benar-benar merasa malu akan situasi seperti ini.
"Kenapa tidak bilang sejak tadi?" tanya Danu sambil menekan tombol yang ada didekat brangkar pasien.
Tak lama kemudian datang dua orang perawat yang akan membantunya. Danu tahu jika Soraya merasa tidak nyaman berada didekatnya, apa lagi harus membantunya untuk buang air.
Danu memang tidak merasa keberatan, tapi dia tidak mau memaksakan kehendaknya. Apa lagi Soraya menggunakan pakaian tertutup.
Setelah dibantu menuntaskan hajatnya Soraya langsung duduk kembali dibrangkarnya. Sebenarnya Soraya ingin Danu pulang atau kemana, dia merasa tidak leluasa bergerak jika masih ada Danu bersamanya.
"Apa kamu menginginkan sesuatu lagi?" tanya Danu sambil berjalan mendekati Soraya.
Belum Soraya menjawab pertanyaan Danu, ponselnya berdering Danu langsung mengangkatnya didepan Soraya.
"Assalamualaikum Ma, ada apa? Tumben nelpon jam segini?" tanya Danu setelah menggeser tombol hijau dilayar ponselnya.
"Wa'alaikum musallam, tidak apa-apa. Mama hanya mau bertanya, kenapa kamu sudah menyuruh Rio kembali? Memangnya pekerjaan disana sudah selesai?" tanya Mama Rena disebrang sana.
"Semuanya sudah selesai Ma, makanya aku suruh Rio untuk kembali. Lagi pula kan disana yang banyak pekerjaan, disini hanya akan memantau saja. Jadi Mama tidak perlu khawatir padaku" jawab Danu sambil mendudukan dirinya disofa.
"Bagaimana Mama tidak mengkhawatirkan kamu, kamu jauh dari Mama dan Papa. Apa kamu baik-baik saja? Kamu sedang dimana sekarang dan sedang apa?" cecar Mama Rena pada putranya.
"Aku sedang dirumah sakit Ma" jawab Danu jujur. Tak lama kemudian panggilannya mati begitu saja.
Danu sudah bisa menebaknya, jika Mama Rena pasti sedang panik mendengar jika putra semata wayang nya sedang dirumah sakit. Apa lagi Mama Rena tidak mendengarkan penjelasan dari Danu lebih dulu.
.
Dimainson Wijaya. Tebakan Danu ternyata benar, jika Mama Rena sedang panik mendengar jika Danu sedang dirumah sakit. Mama Rena langsung menghubungi suaminya supaya cepat pulang.
Benar saja setelah menunggu beberapa saat, Papa Wijaya sudah datang dan melihat istrinya sedang panik dan menangis. Apa lagi ada seorang pelayan membawa sebuah koper berukuran lumayan besar menuju kearahnya.
"Ma, ada apa ini? Kenapa pelayan membawakan koper? Apa yang terjadi?" tanya Papa Wijaya bingung melihat sikap istrinya seperti ini.
"Pa, kita harus kekota K sekarang juga. Kita harus cepat, Danu Pa. Danu... Dia berada dirumah sakit, Mama tidak mau terjadi sesuatu pada Danu. Mama sangat khawatir sekali Pa" jelas Mama Rena sambil menangis.
"Ya sudah, lebih baik kita kesana sekarang. Kita kesana menggunakan Heli saja supaya cepat, lagi pula disana sudah ada Helipad dirooftop pabrik" jelas Papa Wijaya, lalu meraih ponselnya untuk menyiapkan Heli sekarang juga.
"Ayo Ma, kita naik. Helinya sudah sampai" ucap Papa Wijaya sambil menggandeng tangan Mama Rena menuju Helipad yang ada diatas mainson nya sendiri.
Mama Rena tidak henti-hentinya berdo'a supaya Danu tidak kenapa-kenapa, Heli mengudara dengan sangat cepat. Tak lama kemudian Heli sudah mendarat di rooftop pabrik. Lalu Tuan dan Nyonya Wijaya menuju parkiran dan menemukan mobil pabrik yang selalu standby bersama dengan supirnya.
"Tuan, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu?" tanya supir pabrik pada Tuan dan Nyonya Wijaya.
"Antarkan kami kerumah sakit terbesar disini" jawab Tuan Wijaya dengan tegas dan datar.
Supir yang membawa Tuan dan Nyonya Wijaya segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit yang tadi disebutkan oleh Tuan Wijaya.
.
Dirumah sakit. Danu sedang menghela nafasnya kasar, sejak tadi mencoba menghubungi Mama Rena tapi tidak kunjung diangkat juga. Danu benar-benar dibuat pusing oleh Mama Rena yang salah faham.
"****. Kenapa Mama malah tidak mengangkatnya? Pasti mereka sedang menuju kesini" gerutu Danu masih mencoba menghubungi Mamanya.
Tak berapa lama ponselnya berdering, ternyata Mama Rena yang menghubungi.
"Halo Ma, kenapa sejak tadi Mama nggak angkat telpon aku sih?" ucap Danu sambil menghembuskan nafas kasar.
"Mama dan Papa sudah ada dirumah sakit, kamu dirumah sakit yang mana? Mama tanya resepsionis disini tidak ada nama kamu" tanya Mama Rena semakin panik.
"Ma, aku memang dirumah sakit terbesar dikota K ini Ma. Jelas saja nama aku tidak ada, orang bukan aku yang sakit. Tadi waktu aku mau jelasin ke Mama malah langsung dimatikan begitu saja panggilannya, ditelpon kembali malah tidak diangkat-angkat. Mama ini kadang-kadang membuat semua orang panik saja sih Ma" Danu menjelaskan panjang lebar.
"Owalah, Mama kira memang kamu yang dirawat dirumah sakit ini. Yang sudah, berhubung Mama dan Papa sudah disini. Kamu diruangan yang mana? Mama dan Papa sudah ada didepan ruangan VIP nih" jelas Mama Rena sambil celingukan, karena setiap kamar VIP kosong kecuali satu kamar saja yang terisi.
Mama Rena langsung masuk saja, ternyata memang benar. Disana ada Danu dan seorang gadis cantik, tapi siapa dia? Menurut pandangan Mama Rena, dia adalah gadis baik dan apa adanya. Pasti dia juga belum tau jika Danu adalah pemilik pabriknya.
"Assalamualaikum" ucap Mama Rena sambil berjalan mendekati putranya.
"Wa'alaikum musallam" jawab Danu dan Soraya dari dalam.
Danu langsung beranjak menemui Mama dan Papa nya. Danu memang sudah menebak akan seperti ini, tapi tetap saja dia kaget melihat kedua orang tuanya sudah ada disini dalam waktu singkat.
"Ma, Pa. Kenapa malah kesini sih? Aku kan tidak apa-apa Ma, Pa" ucap Danu sambil menyambut tangan Mama dan Papa nya untuk mencium punggung tangan keduanya bergantian.
Soraya merasa tidak enak akan situasi seperti ini, dia ingin beranjak dari brangkar saja harus ada yang membantunya.
"Siapa dia Dan, apa dia gadis yang akan menjadi calon menantua Mama?" tanya Mama Rena sambil mendekati Soraya yang sedang duduk dibrangkarnya.
"Ma" Danu menggelengkan kepalanya.
"Maaf Nyonya, saya bukan siapa-siapanya Pak Danu. Saya hanya kariawan biasa yang Pak Danu tolong karena kaki saya cidera Nyonya. Jadi Nyonya salah faham pada saya" jelas Soraya.
"Oh benarkah? Jika pun ia juga tidak apa-apa, bagi saya kalian cocok" ucap Mama Rena malah duduk disamping brangkar pasien.
"Siapa nama kamu nak?" tanya Mama Rena.
"Nama saya Soraya Nyonya" jawab Soraya.
"Kenapa kamu bisa cidera seperti ini? Bukankah pekerjaan seorang wanita tidak mengangkat barang berat?" tanya Mama Rena sambil melihat kalinya yang digips.
"Ini, saya jatuh Nyonya. Terus kaki saya terkilir" ucap Soraya berbohong.
"Benarkah? Jika terkilir pasti hanya pergelangan kaki saja bukan? Mengapa ini hingga jari-jarinya juga ikut terluka?" tanya Mama Rena seperti polisi yang sedang mengintrogasi tersangka.
"Dia memang berbohong Ma, dia memang sudah cidera ringan pada pergelangan kakinya. Tapi karena ada kariawan pabrik yang membuat masalah, menariknya hingga jatuh dan menginjak kakinya hingga patah. Bukan hanya cidera lagi, malah semakin parah seperti yang Mama lihat" bukan Soraya yang menjawab melainkan Danu yang menjawab dan menjelaskan semuanya pada Mama Rena.
"Wah benarkah? jika seperti itu bisa dilaporkan atas tindakan penganiayaan itu pada pihak yang berwajib. Jangan dibiarkan begitu saja" ucap Mama Rena sedikit geram.
"Danu sudah menyarankan seperti itu Ma, tapi dia tidak setuju. Akhirnya aku hanya bisa kasih mereka SP 1 saja dan skors selama satu bulan penuh tidak menerima gaji" jawab Danu.
"Mereka? Jadi yang melakukannya lebih dari 1orang?" tanya Mama Rena.
"Iya Ma" jawab Danu.
Soraya yang melihat interaksi seperti itu hanya bisa meneteskan air matanya, dia menjadi sangat menginginkan seorang Ibu. Selama ini dia tidak tau rupa Ibu dan Ayahnya seperti apa, karena sejak ia kecil sudah ada dipanti asuhan.
mw goreng telor thor...
jng biarin erick bikin dada lho mriang🤣🤣🤣
kirain rudi alexandro.. 🤣