kunjungi ig author meylani_ lindak untuk melihat karya-karya author lainya
Aku menjaga kesucian ku untuk suami yang begitu aku cintai. Namun, ternyata ia tak pernah menginginkannya.
Sebuah dendam mengubah cinta menjadi benci.
"Aku menikahimu, bukan karena aku menginginkan mu. Tetapi hanya ingin balas dendam atas penghinaan ayahmu pada ku, sekarang status sosial kita berbeda, sekarang kau lah yang tak pantas untuk ku Ze"
Bagai tersambar petir Zhezha mendengar pernyataan Yoga, pria yang dinantinya selama lima tahun.
Aku akan tetap menunggu kamu, meski seribu tahun lamanya. Namun, ada batas bagi seorang istri untuk menunggu, dan aku akan menunggu sampai jatuhnya talaq 3. Batas dimana ketidak mungkinan lagi untuk memiliki kamu.
"Terima kasih Mas, telah mengeluarkan aku dari kutukan perawan tua itu. Mungkin kutukan itu memang benar, aku akan tetap jadi perawan, meski aku sudah resmi jadi istri mu. "
Bagaimana kisah Zhezha, akan Zhezha menemukan cinta lain selain Yo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Firasat
Sudah genap seminggu Zhezha bekerja di perusahaan pak Gunawan. Ternyata pak Gunawan adalah pengusaha yang cukup sukses di banyak bidang usaha.
Salah satunya adalah perusahaan di tempat Zhezha bekerja saat ini.
Sudah empat minggu pula Zhezha tak pernah mendengar kabar berita dari Yoga, terkadang ingin sekali ia menelpon Yoga untuk menghilangkan rasa khawatirnya. Namun lagi-lagi niat itu ia urungkan.
Jika Yoga saja tak pernah peduli dengan apa yang ia lakukan, kenapa ia harus peduli dengannya. Bukan Yoga memang tak pernah menginginkannya.
Jika mengingat akan hal itu, air mata Zhezha selalu menetes. Entah kenapa hatinya masih saja sakit mengenang perlakuan Yoga terhadapnya.
' Mungkin mas Yoga sudah bahagia dengan pasangannya yang baru, hingga ia lupa jika aku masih istri sahnya. ' batin Zhezha.
Zhezha memeriksa aplikasi pesan chat Yoga yang selalu online. Tapi untuk menyapa atau sekedar berbasa-basi menanyakan kabarnya saja Yoga tak sempat.
Zhezha menatap cermin di meja rias nya dengan bola mata yang memerah. Di sapunya bulir air mata yang menetes.
Ini bukan kali pertamanya hal itu terjadi padanya. Setiap pagi ketika melihat dirinya di cermin Zhezha selalu menangis.
' Seburuk dan sekotor apa aku dimata mas Yoga, hingga dia tak pernah sudi menyentuhku, ' batin Zhezha sambil menangis kembali.
" Padahal selama ini aku selalu menjaga kesucian ku, secepat itu mas Yoga berubah, " ucap Zhezha sambil menghapus air matanya.
Zhezha coba untuk bersikap tegar di antara kerapuhan hatinya. Jika ia terus larut dalam masalah ini, maka ia tak bisa bekerja, sementara saat ini Zhezha adalah tempat sandaran kedua orang tuanya. Sedangkan dirinya harus tetap kuat berdiri sendiri menghadapi badai yang menerjang bahtera rumah tangganya.
Setelah menangis sebentar, Zhezha mulai merias dirinya. Ia pun segera melupakan apa yang baru saja membuatnya menangis.
Zhezha harus tetap bekerja, meskipun ia kurang menyukai pekerjaannya saat ini.
Sebenarnya bukan pekerjaan yang membuat Zhezha tak betah bekerja di tempat tersebut. Namun perlakuan pak Gunawan yang terlalu berlebihan terhadapnya.
Setiap hari ia di traktir makan dan diantar pulang oleh pak Gunawan. Belum lagi setiap di kantor Zhezha jadi insecure karena di tatap aneh oleh pria tersebut.
Meskipun tak betah, tapi Zhezha terpaksa bekerja, setidaknya satu bulan ini sampai ia terima gaji. Karena bulan depan ia harus menggelontorkan uang yang tak sedikit untuk rawat jalan sang ayah.
***
Sebelum melangkah Zhezha menyematkan dirinya untuk berdoa agar selalu dilindungi.
Saat ini hanya yang Maha Kuasa yang diandalkannya untuk menjaga dirinya dari segala macam marabahaya.
Tiba di lobby apartemen, Zhezha bertemu dengan Arman yang sedang duduk di salah satu kursi yang ada di lobby.
" Eh mas Arman kok ada di sini? Nunggu siapa?" tanya Zhezha.
" Nungguin kamu Zhe, " balasnya.
"Hmm,kok nungguin aku Mas? " tanya Zhezha.
" Ehm, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan sama kamu Zhezha, " ucap Arman.
" Bicara ? " tentang apa Mas? " tanya Zhezha.
Arman sedikit ragu ketika Zhezha bertanya hal itu kepadanya.
" Ehm, aku gak ada di kantor hari ini, karena harus meninjau kantor pemasaran yang ada di luar kota. "
" Terus? " tanya Zhezha bingung.
" Iya kamu hati-hati karena biasanya di kantor kamu tinggal sendirian, kalau aku tugas di luar kota, " jawabnya.
" Ehm iya Mas. Nanti aku kunci pintu saja, jadi gak sembarangan orang bisa masuk, " papar Zhezha.
" Ehm bukan itu Zhe, " cetus Arman sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
" Lalu? Kenapa? " tanya Zhezha.
" Ya kamu hati-hati saja Zhe."
" Oh iya lah Mas, " cetus Zhezha.
" Ya sudah ayo naik ke motor, aku antar, " ucap Arman.
Ia pun menuju parkiran motornya, karena Arman sudah terlanjur datang, Zhezha pun tak enak hati untuk menolaknya.
Dengan menumpang pada Arman, Zhezha pun tiba di kantor.
Arman membuka pintu untuk mereka, kemudian keduanya masuk kedalam ruangan.
" Untuk sementara kamu sendirian dulu ya Zhe, nanti aku minta tolong pada Erik untuk menemani kamu di kantor," ucap Arman.
" Gak usah Mas, Mas Erik pasti lagi sibuk survei. Aku gak apa kok tinggal sendiri, " cetus Zhe.
Zhezha merasa lebih enak sendiri berada di kantor, daripada di temani rekannya yang semua cowok, apalagi pak Gunawan sedang berada di luar kota.
Di antara rekan sekantornya, Zhezha memang lebih akrab dengan Arman. Karena cuma Arman yang stay di kantor sepanjang hari. Sementara yang lain cuma absen datang dan absen saat pulang.
Arman selesai bicara lewat sambungan telepon. Ia pun menghampiri Zhezha yang sudah mulai bekerja.
" Zhe, Erik akan datang setelah jam makan siang, kamu kunci dulu pintunya Zhe! " seru Arman.
" Iya Mas! " Zhezha pun bangkit dari duduknya kemudian berjalan membelakangi Arman.
Tiba di pintu keluar, Arman kembali menoleh ke arah Zhezha.
" Zhe, di meja aku ada nomor kantor tetangga kita yang di sebelah kiri, kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi mereka, " ucapnya sambil memakai helm.
Zhezha hanya tersenyum simpul, ia merasa begitu miris melihat kekhawatiran Arman ketika meninggalkannya sendirian di kantor, berbanding terbalik dengan suaminya yang tak pernah peduli akan hidup matinya selama ditinggalkan di kota besar ini.
" Aku pergi ya Zhe! " seru Arman sebelum menarik gas motornya.
" Hati-hati ya Mas Arman! " seru Zhezha.
Arman mengangguk kemudian ia melanjutkan motornya membelah jalan raya.
Zhezha melanjutkan kerjaannya.
Untuk menghilang rasa sunyi ia mendengar musik melalui laptop yang ia gunakan.
Waktu menunjukkan pukul sebelas siang. Zhezha mendengar suara bel berbunyi.
" Ehm mungkin itu Mas Erik, " gumam Zhezha. Ia pun bangkit untuk membukakan pintu bagi rekan kerjanya.
Zhezha berjalan menuju pintu. Ia pun membuka pintu dan kaget melihat siapa yang datang.
Bersambung guys, satu bab lagi ya. So Stay tune 😘
smoga Wisnu jd pengobat luka yg begitu dalam bwt Zhezha...
Yoga sungguh kamu keterlaluan, d saat Zhezha baru pulang dr RS kamu torehkan lg luka yg begitu dalam..smoga kamu cepat menyadari nya, dn d saat kamu sadar..Zhezha udh jauh dr jangkauan mu 😬
klo dendam ma bapa nya, anak nya jangan d bawa2 dooong..belum tentu anak nya punya tabiat sma kaya orangtua nya
kamu wanita kuat Zhee kamu pasti bisa melewati smua cobaan ini,,biarkan Yoga bersikap seperti itu..nanti jg ada masa nya dia akan menyesali smua perbuatan nya yg udh nyakitin kamu 🥺
kamu dgn mudah nya melampiaskan dendam mu terhadap pa Yanto dgn menyakiti Zhezha,,ingat Gaa dendam g hrs d balas dgn kejahatan tp tunjukanlah dgn keberhasilan qta!!!
lihat lah anak mu pa Yanto, dia mulai menjalani dendam nya Yoga terhadap mu pa Yanto..gara2 anda yg terlalu sombong dn serakah Zhezha d perlakukan tdk semesti nya sbagai seorang istri oleh suami nya 😠
ingat pa Yantooo roda itu selalu berputar, g selama nya orang akan terus d atas..bukti nya skarang pa Yanto smua kekayaan nya udh habis d jualin bwt berobat...tp pa Yanto masih aj sombong!!!
sampe Zhezha d lamar ma beberapa pria g sedikit pun Yoga ngasih kabar keadaan nya d kota,,,,apakah Yoga sengaja utk menguji kesetiaan Zhezha ga ngasih kabar hingga 5 tahun lama nya?
tp hidup memang harus d perjuangkan klo qta pengen jd orang yg sukses,,tp pertanyaan nya..mampukah qta menerjang keras nya dunia dgn sgala rintangan nya?
hanya Tuhan yg tau akan kemampuan qta...😔
Tetap semangat berkarya & sehat selalu..