dikisahkan ada seorang gadis desa bernama Kirana, ia adalah gadis yang pintar dalam ilmu bela diri suatu hari, ayahnya yaitu ustadz Mustofa menyuruh Kirana untuk merantau ke kota karena pikirnya sudah saatnya ia untuk membiarkan putrinya itu mempelajari dunia di luar desa
Kirana memenuhi permintaan sang ayah dan pergi ke kota yang jaraknya tak terlalu jauh dari kampung halamannya. dan di sinilah Kirana mulai di hadapkan dengan situasi yang menguji keberanian serta kesabarannya, pertemanan, Cinta segitiga sampai akhirnya ia bertemu dengan takdir yang memang telah di putuskan untuk dirinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riris Sri Wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan-jalan
Daniel pergi menuju kamarnya ia menatap dirinya di cermin, dan tiba-tiba bayangan Kirana yang tadi menendang hingga dirinya tersungkur tiba-tiba terlihat di depannya. seketika itu kembali membuat emosinya naik, ia bertekad untuk membalas gadis itu bila ada kesempatan
ia segera mengobati luka di wajahnya dan berjalan keluar "nah, karena semua sudah siap kita bisa pergi sekarang. " mereka semua masuk ke dalam mobil dan berangkat liburan.
"kita kali ini mau kemana mas? " tanya intan penasaran
"kali ini, kita akan berlibur ke salah satu vila pribadi papa. "tiba-tiba, Reyhan ingat kalau hari ini ia ada jadwal tausyiah di TPQ mala ia segera izin untuk tidak bisa ikut liburan.
"yah, maaf Reyhan nanti turun di depan masjid saja! "
"loh, kenapa Reyhan? "
"Reyhan lupa kalau hari ini ada jadwal tausyiah di TPQ, Dan hari ini giliran Reyhan yang harus mengajar anak-anak mengaji di masjid. "
"ck, halah emang apa enaknya sih ngajar begituan? mending liburan iya kan mah? " celetuk Daniel
"Daniel, jaga bicara kamu! " intan menegur putranya dan seketika membuat Daniel auto diam
"hm... yaudah kalau begitu ayah akan turunin kamu di depan masjid aja ya! "
"Terima kasih yah, maafin Reyhan karena Reyhan baru beritahunya sekarang! ". ucap Reyhan dengan rasa bersalah. Andre tersenyum dan sambil mengelus kepala putranya itu ia berkata, " nggak apa-apa Rey, kita masih bisa pergi bersama kok lain kali. lagian juga ayah nggak bisa menghalangi kamu untuk berbuat kebaikan seperti itu. "
"Terima kasih banyak yah"
"Sama-sama"
Mobil berhenti di depan masjid Baitullah tempat Reyhan mengajar anak-anak mengaji. ia pun turun dari dalam mobil. sebelum pergi, ia mencium tangan ayah dan ibunya.
"ayah pergi dulu, kamu hati-hati ya! "
"iya yah, ayah juga. "
Mobil pun kembali bergerak, sementara Reyhan segera bergegas menuju ke dalam masjid tetapi saat tiba di dalam, Reyhan melihat masjid itu masih kosong.
"hmm... mungkin aku datang terlalu cepat, mungkin lebih baik kalau aku berjalan-jalan sambil melihat-lihat daerah sini. " pikir Reyhan. ia pun akhirnya memutuskan untuk melihat-lihat sekitar karena selama ini ia selalu berada di dalam rumah, karena ayahnya sama sekali tidak mengizinkannya untuk pergi keluar entah mengapa.
Ia pun mulai melihat-lihat daerah sekitar masjid, walaupun tidak banyak hal menarik yang di temui di sana, tapi Reyhan sangat senang karena akhirnya ia bisa bebas pergi tanpa ada seorangpun yang mengintainya. biasanya ia kemana-mana harus selalu di temani oleh pak ujang, tetapi kali ini tidak.
"ternyata, begini rasanya kehidupan para warga di perumahan ini, hm.. "
kembali ke Keadaan Kirana....
"em... kalau begitu kakak pergi dulu Tina, ibuk. "
"oh iya, sekali lagi Terima kasih ya nak. "
"Sama-sama buk Assalamu'alaikum"
"waalaikumsalam"
"dadah kak Kirana!! " ucap Tina sambil melambaikan tangannya yang kemudian di balas oleh Kirana. ia kembali ke kontrakan dan di sana ia memikirkan saran dari ibu Tina tadi, "kalau begitu, aku bisa pergi ke sana nanti sore sekalian, aku pergi berbelanja ke supermarket"
KEADAAN REYHAN
"MasyaAllah, tempat ini indah sekali, baru pertama kali aku melihat tempat ini. " ucapnya yang takjub melihat hamparan luas padang rumput yang hijau permai di depan matanya mungkin bagi orang lain tak ada yang menarik dari tempat itu, tetapi bagi Reyhan tempat itu adalah tempat pertama yang ia datangi setelah sekian lama tinggal di kota itu.
"padahal, ini adalah kota harusnya tempat seperti ini jarang ada.tapi, aku sama sekali tidak tau kalau ada tempat seperti ini di kota ini. "
Sementara itu..
Andre, Intan dan Daniel tiba di vila pribadi miliki keluarga mereka. Vila itu terletak di dekat pantai di kota sebelah dan suasana di sana begitu nyaman dan damai.. "lama sekali ayah tidak kemari bersama kalian, andai saja Reyhan tadi ikut dia pasti senang berada di sini. "
"mas, udahlah jangan sebut Reyhan terus! kan di sini masih ada Daniel lagian kamu juga sih tadi kenapa ngizinin dia buat nggak ikut. salah dia sendiri lebih mementingkan tausyiah nya itu kan? "
"yah, mau gimana lagi? itu adalah Cita-cita dia buat jadi seorang dai, dan aku nggak bisa maksa dia buat ninggalin Cita-cita nya dia. "
"yaudah lah mas, itu kamu juga tau sendiri udahlah gak usah di bahas terus! " Andre menghela nafas. " yaahh, oke yaudah sekarang kita masuk ke vila dan kalian kalau mau jalan-jalan silahkan! "
"oke, ayo Daniel! "
"iya mah"
setelah ganti baju, Daniel berjalan menyusuri pantai tersebut, di sekitar sana terlihat tidak terlalu banyak orang yang membuat ia mudah bosan. "sepi sekali di sini Ck. ah.. mending aku main selancar. " Daniel bergegas balik ke Vila untuk mengambil papan selancar miliknya. Andre yang melihat Daniel yang pergi membawa papan selancar itu lantas memanggilnya.
"Daniel! kamu mau ngapain? "