NovelToon NovelToon
Cinta Arga Untuk Vania

Cinta Arga Untuk Vania

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Tamat
Popularitas:131.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sobri Wijaya

# No Plagiat

Novel ini adalah novel karya pertama saya yang saya unggah di grup facebook sebelum saya mengenal Aplikasi. Saya menyalin ke aplikasi ini agar Semua karya saya berkumpul disini. Jika ada yang menyamai cerita diatas artinya karya saya yang sudah di plagiat. Sebab, cerita ini sudah lama saya buat pada tanggal 22 Juni 2021.

Sinopsis

Perjalanan kisah Cinta yang di mulai dari perjodohan menimbulkan banyak cobaan. Termasuk per cekcoan layaknya Tom and Jerry.

Melewati fase sulit dengan berbagai cobaan menghiasi rumah tangga Arga dan Vania.

Itu semua diakibatkan dendam panjang yang belum usai dari cerita kelam kedua orang tua mereka. Air mata, kehilangan anak dan Amnesia bahkan mereka lewati demi sebuah kebahagiaan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sobri Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part_19 Malam Spesial

"Gak papa, kan gak direncanakan," jawab Vania gemetaran

Gelegur....

"AstaufiruLlah hal azhim," teriak Vania panik dan semakin mengeratkan tubuhnya ke pelukan Arga.

"Tenang sayang ada aku disini," tukas Arga melingkarkan tangannya di tubuh Vania.

"Tunggu ya," pintanya sejenak. Arga memeriksa sekitaran gubuk dan akhirnya menemukan korek. Lalu mencari kayu dan membakarnya untuk menghangatkan tubuh mereka.

Di vila.....

Pak Wisnu mengecek keadaan Arga dan Vania namun tidak ada jawaban pasalnya tadi ia melihat Arga dan Vania jalan-jalan ke kebun dan tak melihatnya kembali. Lelah memanggil tak ada jawaban pak wisnu menjadi panik.

"Gawat Aden Arga dan Non Vania pasti terjebak dikebun. Malam-malam begini bagaimana mereka pulang," gumamnya. Ia berinisiatif mengajak para penduduk untuk mencari Arga dan Vania dikebun disela guyuran hujan.

Vania makin menggigil wajahnya pucat pasi. Arga yang melihatnya kebingungan. Ia merogoh sakunya mengambil handphone.

"sial, kenapa mati segala sih?" umpatnya kesal. ponsel itu tidak bersahabat dengannya. Arga mendekati Vania dan menyentuh tubuh Vania dan kening Vania.

"Sayang kamu panas, sini tanganmu."

Arga mengusap tangannya dan tangan Vania.

"Bagaimana? apa ini lebih baik?" tanya Arga. Vania mengangguk lemas.

Pak Wisnu dan para penduduk rupanya sampai dikebun dan berteriak memanggil mereka. Setiap gubuk mereka periksa namun tidak ada. Mereka membawa obor, senter dan tentunya senjata untuk berjaga jika ada binatang buas.

"Aduh, gimana nih? Kita bisa dipecat kalau sampai Den Arga dan Non Vania kenapa-napa," keluh Pak wisnu khawatir.

"Iya, belum semalam mereka disini malah kayak gini," sahut seseorang.

"Jangan sampai deh kita dipecat, mau makan apa anak bini kita," sahut seorang lagi

"Eh liat tu di gubuk itu kayak ada lampunya siapa tau mereka disana," tunjuk yang lain lagi.

"Ayo kita kesana!" ajak pak Wisnu.

Hujan mereda. Vania yang masih dalam dekapan Arga tiba-tiba pingsan. Menambah kepanikan Arga.

"Van, Vania." tepuk nya pada pipi Vania.

"Ya Allah, Sayang. Apa yang harus kulakukan? Bagaimana bisa pulang kalau gelap begini?" Arga di rundung cemas dan bingung.

Tak lama suara panggilan terdengar dari luar.

"Den! Den Arga! Non Vania apa kalian didalam?" teriak Pak Wisnu.

Arga yang mengenali suara itu langsung bernafas lega gegas membuka pintu gubuk.

"Den, Aden tidak apa-apa?" tanya pak Wisnu panik.

"Syukurlah kalian kesini, Vania pingsan, Pak," jawabnya.

Ia segera menggendong Vania diikuti yang lainya pulang kerumah. Rasa letih tak dirasanya saat menggendong Vania disepanjang jalan di kalahkan oleh rasa khawatirnya yang lebih besar.

Arga menidurkan Vania kekamar sedang yang lainya berpamitan pulang termasuk pak Wisnu.

"Aduh, bagaimana aku mengganti pakaiannya yang basah? Kenapa tidak mintak Bi Miah aja ya? Eh, tapi akan aneh pastinya akukan suaminya," gumam Arga mengoceh sendiri.

Dengan perasaan gemetar dan ragu-ragu ia pun melepaskan pakaian Vania tentunya harus memberanikan diri.

"Aaaa....," teriak Vania saat merasa ada yang menyentuh dadanya. Ketika Arga hendak melepas kancing baju kemeja yang melekat ditubuhnya.

Serta Merta Arga membungkam mulut Vania.

"Sayang, apaan sih kok teriak-teriak nanti kalau ada yang denger gimana?" pungkas Arga replek terkejut mendengar Vania berteriak

"Kamu mau ngapain?" tanya Vania panik.

"Aku hendak mengganti bajumu karna basah. Lagian emangnya kenapa sih aku inikan suamimu?" Arga mengernyit heran. Ia masih di atas tubuh Vania.

"Suami?" tanyanya setengah sadar.

"Em..maaf, aku kaget tadi," lanjutnya menatap Arga malu.

Arga tersenyum simpul

"Kita sudah enam bulan menikah, Van. Tapi kau berteriak seolah-olah aku hendak memp*rk*samu," pungkasnya lalu membaringkan tubuhnya kesamping Vania.

Vania melirik Arga ada desiran perasaan bersalah dalam hatinya.

"Ma.. maaf, aku merasa takut," lirihnya dengan nada sedikit gugup.

"Ya, aku tidak akan memaksamu jika kau tidak mau menyerahkan mahkotamu pada suamimu sendiri," tukas Arga dengan nada sedikit lesu.

"Ga, jangan bilang begitu," ucapnya merasa bersalah lalu menyandarkan kepalanya didada Arga.

Arga membalasnya dengan mengusap rambut Vania. "Tak apa jika kamu masih butuh waktu," pungkasnya lalu memindahkan kepala Vania ke bantal dan beranjak dari baringan nya. Vania justru semakin bersalah melihat perubahan Arga.

"Ganti bajumu bukankah tubuhmu masih demam aku akan tidur di kursi depan!" tukasnya lagi. Saat hendak melangkah Vania melompat dari ranjang dan langsung memeluk Arga dari belakang. Arga terdiam heran.

"Aku sudah siap," teriak Vania sembari memejamkan mata. Karena mengucapkan kata itu butuh keberanian yang full baginya. Jantungnya saja ikut bergetar dengan ucapan itu.

Arga membulatkan matanya terkejut.

"Apa aku gak denger?" tanyanya memastikan kalau yang ia dengar memang tidak salah.

"Ya, aku mau kita lakukan sekarang," jelas Vania mengulang lagi membuat Arga membalikan tubuhnya dan menatap lekat wajah istrinya.

Diraihnya kedua pipi Vania dengan lembut, menatap lekat kedua bola mata Vania.

"Apa kau yakin, kamu kan masih demam sayang?" tanya Arga lagi.

Vania menggeleng.

"Aku tidak apa-apa, aku tidak mau menunda lagi," jawab Vania mantap.

Senyum tampan itu mengembang sempurna.

Arga dengan lembut memangut bibir merah yang tampak pucat itu.

Cup!

Vania memejamkan matanya lagi, nafasnya seakan memburu merasakan desiran hebat menjalar ke seluruh tubuhnya. Entah apa itu tapi ia menikmati pangutan lembut dan hangat dari suaminya.

1
Adek Ajhalah
ceritanya aneh dan ruet kaya senetron ikan terbang,sumpah muak bacanya
Pangeran Matahari: gk usah di baca y mbk, aku gk maksa org buat baca kok. sebab ini novel pertamaku jadi y wajar aj klau masih kacau... terima kasih komentar pedasmu🙏🙏🙏
total 1 replies
Yun Ariyun
mantep kak
semangat ya kak🥰
Febri Ana
lanjuutt
Lala Al Fadholi
rasain...ntar d tinggal aja nangis...nyesel...balik ajalah sama bagas biar menderita sekalian
Jumalia Anne
teruslah berkarya dan semangat
B.Marman
Hai Sobri Wijaya, salam kenal dari B.Marman, mampir baca novel perdana saya dong judul MARLA.
Kalau mampir jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Terimakasih
kosong
aku sudah habis membaca nya.....good luck 4u😍😍
kosong
terima kasih cerita nya author sobry wijaya...menarik,,cantik,semoga kamu bersemangat menjadi penulis ya.....aku sokong kamu😘😘😘😘😘😘
kosong
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
kosong
💪💪💪💪💪💪
kosong
💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪
kosong
siapa ya serang arga🤧🤧🤧🤧
kosong
🤧🤧🤧🤧gatal juga c nisya
kosong
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
kosong
💪💪💪💪
kosong
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
kosong
💪💪💪💪💪💪
kosong
💪💪💪💪💪💪💪
kosong
💪💪💪💪💪💪
kosong
🤗🤗🤗🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!