NovelToon NovelToon
BIDADARI SANG PENAKHLUK

BIDADARI SANG PENAKHLUK

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Tsabita

Takdir yang mempertemukan mereka berdua, takdir pula yang membawa mereka kedalam hubungan yang rumit.

Faiha Azkiya, seorang muslimah yang mempunyai mimpi menjadi wanita yang kuat dan tangguh. Pundaknya saat ini dituntut menjadi kokoh, untuk menghidupi dirinya dan sang nenek. Ingin rasanya ia menyerah pada takdir, namun semuanya itu berbanding terbalik. Dimana, takdir itu malah merubah kehidupannya.

Azzam Arsalaan. Pemberontakkan, kejam dan ditakuti oleh hampir semua orang dalam dunia bisnis. Bahkan dunia hitam pun sangat tidak ingin terlibat sesuatu dengannya. Ia akan sangat murka jika kehidupannya terusik, tiada kata 'ampun dan maaf' darinya. Jika tidak, maka nyawa mereka akan lenyap saat itu juga.

Akankah takdir itu dapat menyatukan mereka dan bahagia? Atau sebalinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

" Jelaskan !!! Apa kau bisu, hah!." Azzam menaikan nada bicaranya, dan hal itu membuat Kiya semakin meringis. Dan tiba-tiba saja, Kiya menjerit dan terjatuh. Kepalanya membentur sudut meja kerja Azzam, hingga menimbulkan luka.

" Aakhhh! Eemmm." Kiya memejamkan matanya.

Azzam melihat hal tersebut, dengan cepat menghampiri Kiya yang sudah berada dilantai. Ketika tangannya menyentuh lengan Kiya, terasa sangat dingin sekali.

" Sayang! Ada apa?!."Tangan Azzam menarik dan mengangkat tubuh Kiya. Meletakkannya pada sofa disana, terlihat keningnya mengeluarkan darah.

Kiya tidak bisa menepis tangan Azzam yang menempel pada tubuhnya, tidak ada kekuatan lagi dalam dirinya selain pasrah. Kepalanya sangat terasa sakit dan juga pada perut bagian atasnya. Wajah itu semakin terlihat sangat pucat.

" Sayang! Sayang." Azzam terus memanggil Kiya yang masih menutup matanya dan menggigit bibirnya sendiri.

Tidak ada respon yang ia dapatkan, Azzam segera menelfon Gabriel untuk segera datang kekantornya.

" Kekantorku sekarang juga!!!." Azzam setengah berteriak kepada Gabriel, lalu memutuskan pembicaraannya.

Kiya masih meringis menahan rasa sakit, matanya masih terpejam. Azzam semakin khawatir dengan keadaan Kiya, ia meminta Ghina untuk masuk kedalam ruangannya.

Disaat Ghina masuk, ia merasa sangat terkejut melihat keadaan Kiya. Ia pun berlari kecil untuk segera menghampiri Kiya.

" Ki, Kiya. Kamu nggak apa-apa kan? Apa ada yang sakit?."

Mendengar suara Ghina, perlahan Kiya membuka matanya walaupun sangat sedikit. Tangannya menggenggam tangan Ghina dengan sangat kuat, Ghina pun semakin was-was.

Bbraakk!!!

Gabriel membuka pintu dengan paksa dan sangat kuat, dari belakangnya mengeekor Daffa. Gabriel berjalan dengan sangat cepat menghampiri Azzam, lalu ia menghamtam bahu Azzam dengan kepalan tangannya begitu keras.

Bugh!!!

" Dasar iblis kau! Aku sedang ada pasien gawat, kau seenaknya saja menyuruhku kesini. Ba***sat kau!!" Gabriel begitu emosi kepada Azzam, bagaimana tidak. Dia saat itu sedang menangani pasien yang gawat, namun mendapatkan telfon dari Azzam. Membuatnya harus melempar pasien tersebut kepada dokter lainnya, sungguh tidak ber-etika sekali dia sebagai seorang dokter.

" Diam!!! Jika kau berani bicara lagi, akan kurobek mulutmu itu. Cepat kau periksa kekasihku, dia begitu kesakitan. Cepat!!." Teriakan Azzam membuat Ghina dan Gabriel tercegang. Tidak untuk Daffa, ia sudah mengetahui hal tersebut.

" Kekasih??!!" Mata Gabriel tertuju pada Kiya. Begitu juga pada Ghina, ia begitu terkejut mendengar hal itu.

" Cepat!!." Kembali Azzam berteriak.

Gabriel pun menghampiri Kiya yang masih meringis, ia mulai melakukan prosedur pemeriksaan kepada Kiya. Keningnya pun berkerut, segera Gabriel menelfon rumah sakitnya untuk menyiapkan ambulance untuk segera datang.

" Bagaimana?" Tanya Azzam.

" Kita harus segera membawanya kerumah sakit, keadaannya sudah tidak memungkinkan untuk dirawat seperti ini. Dan kau, memang Iblis. Bisa-bisanya membiarkan dia yang kau akui sebagai kekasihmu ini menahan rasa sakit yang diluar nalar manusia." Gabriel segera memberikan pertolongan pertama kepada Kiya.

Bagaikan mendapatkan tembakan dikepalanya, Azzam sangat tercenggang mendengar penjelasan dari Gabriel. Hingga petugas medis tiba untuk membawa Kiya, Azzam masih terdiam.

" Hei, iblis! Kau harus mempertanggung jawabkan hal ini, masih bengong saja. Cepat!!!." Kesabaran Gabriel semakin menipis menghadapi Azzam.

Masih berdiri kaku ditempat, ketika suara Daffa menyadarkan Azzam dari lamunannya.

" Tuan!!!"

Baru Azzam menyadarinya dan segera mengejar Kiya, Ghina pun turut ikut serta. Kerena permintaan dari Kiya, ia tidak mau melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Ghina.

Hal tersebut mendapatkan perhatian dari para karyawaan yang melihat kejadian, kehadiran mobil ambulance dan petugas medis disana. Dimana Kiya sedang dibawa menggunakan brankar dan masuk kedalam ambulance tersebut.

Terlihat bos mereka, Azzam juga tengah berlari mengikuti petugas medis tersebut.

" Kalian masih ingin bekerja disini, tutup mulut kalian dan bekerjalah seperti biasa. Jika kutemukan pengkhianat, nyawa kalian jadi taruhannya." Daffa memberikan sebuah ancaman kepada para karyawaan yang melihat kejadian tersebut.

......................

Kiya mendapatkan penanganan intensif dari Gabriel, melakukan serangkaian pemeriksaan yang lebih lanjut. Kini, Kiya menjalani perawatan dirumah sakit tersebut.

" Berhentilah memandanginya, dia tidak akan lari darimu." Gabriel menyadarkan Azzam.

Gabriel menepuk pundak Azzam, baru kali ini dia melihat temannya itu sangat perhatian kepada seorang wanita. Bahkan, dulu ketika Azzam bersama Marsya. Tidak sebegitu perhatian yang dia berikan, aungguh dunia sudah memporak-porandakan hati seorang Leader seperti Azzam.

" Bagaimana keadaannya?" Tanya Azzam kepada Gabriel.

" Jika kau memang benar-benar mencintainya, jaga dan lindungilah dia. Wanita ini nampak begitu tegar, namun sepertinya rapuh didalam. Asam lambungnya sudah sangat kronis Zam, ini sudah masuk kedalam tipe A. Sangat berbahaya jika terus-terusan dibiarkan saja seperti ini, bahkan kematian bisa mengincar nyawanya. Tingkat stres yang berlebihan bisa juga memicu hal ini, jaga dia atau lepaskan!." Gabriel menjelaskan penyakit yang mendera Kiya saat ini.

Stress berlebihan? Apa aku sudah terlalu kejam padanya, mengikuti permainan wanita sialan itu. Aakhh! Bodohnya kau, bodoh. Azzam.

" Ya, kau memang bodoh dan sangat bodoh Zam. Berhenti mengumpat! Jaga dia, aku masih banyak pasien yang lainnya. Jika aku mengetahui kau menyakitinya, akan kubawa pergi dia dari hidupmu. Camkan itu, iblis." Gabriel kembali memperingati Azzam untuk kesekian kalinya.

Setelah kepergian Gabriel, Azzam mendekati Kiya yang masih tertidur. Selang infus yang tertancap pada punggung tangan Kiya, membuat hati Azzam merasa tersayat.

" Maaf sayang, maaf!" Tangan mereka sudah saling bersentuhan satu sama lain.

Kkreekk!!

" Ups, maaf tuan!" Ghina spontan menutup mulutnya, melihat adegan yang tidak biasa dihadapannya.

" Masuklah." Titahnya kepada Ghina.

Ghina pun merasa bersalah sudah merusak suasan diantara bosnya dan Kiya, tapi mau gimana lagi. Dan tiba-tiba saja, Daffa sudah muncul dibelakangnya, membuat Ghina kaget.

" Aaaa... Tuan Daffa, mengagetkan saja." Mereka berdua pun berjalan memasuki ruang perawatan Kiya yang sangat mewah bahkan bisa dibilang bukan kamar perawatan untuk orang sakit, tepatnya seperti hotel bintang lima.

" Daffa! Mulai detik ini, pindahkan posisi Kiya menjadi asisten pribadiku, dan kau urus para penjilat itu. Aku tidak ingin mereka berada di perusahaanku lagi, sungguh menjijikkan melihag mereka." Azzam sangat murka dengan kejadian ini.

" Baik tuan, akan segera saya laksanakan." Jawab Daffa.

" Dan kau, Ghina. Sekarang, kau sudah tau bukan kedudukan Kiya? jangan sampai ada yang berani mengusiknya, jika tidak mau nyawa mereka aku musnahkan." Mendengar perkataan Bosnya, Ghina menjadi merinding setengah mati.

" Ah, i iya tuan." Dengan sedikit bergetar, Ghina menjawab.

Kiya, sungguh kau sangat beruntung mendapatkan hati bos seperti tuan Azzam. Ah kiya, aku turut bahagia. Ghina.

1
Yuliati Soemarlina
siapa lagi kli bukan azzam
Yuliati Soemarlina
kiya mending dg hanif...
Yuliati Soemarlina
kiya kenapa diam aja ditampar..dipukul sama marsha....sabar bukan begitu caranya...
Yuliati Soemarlina
kiya mau semobil dg hanif yg bukan mukhrim hanya berdua...gak konsisten kiya...
Yuliati Soemarlina
utk visual bebas aja thor..tiap" orang beda senengnya..yg penting ceritanys bagus...
Yuliati Soemarlina
punya bos kaya azzam..makan ati..bisa" stres tuh karyawan
Guntur Guntur
Lumayan
Murni Murniati
apakah soal kemaren yg djebak tu udah tau kah
Rini Haryati
bagus
Yana Emon
Buruk
Yana Emon
Kecewa
Tika Sartika12
Luar biasa
Tika Sartika12
karya yg luar biasa,,ska karakter nya kiya,,,wanita memang harus seperti bunga mawar yg memiliki banyak duri untuk melindungi bikann untuk menyakiti
Cia Sanu
cerita yang seru dan keren
Teti Kaka Hotimah
bava dari awal tegang tawa tegang tawa lagih..yah sekarang tegang lagi
Sandisalbiah
Ferdinan.. biang rusuh..
Sandisalbiah
hadeehh. Kya. jgn gampang di intimidasi dong.. kamu itu harus kuat dan bisa membela diri...
Sandisalbiah
marsya tipe wanita culas..
Sandisalbiah
menurutmu itu keberuntungan tp mungkin menurut Kya itu musibah.. Gina..
Teti Kaka Hotimah
ngakakkkkkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!