Warring!!! 21+++
Ajeng Maisya adalah seorang gadis yatim piatu yang diusir oleh ibu tirinya dari rumahnya sendiri.
Dia harus berjuang keras untuk menyambung hidup. Hingga kejadian naas itu pun terjadi. kesuciannya harus direnggut secara paksa oleh CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Dia pun pergi menjauh untuk melupakan kejadian naas itu. tanpa disadarinya dirinya telah mengandung anak dari CEO tersebut.
Ajeng sangat menyayangi putranya, dan dia tidak ingin CEO itu tahu. Putranya sangat tampan sejak lahir. Dan dia memiliki kecerdasan diatas rata-rata untuk usianya yang 3 tahun.
Namanya Mr.Zero, Dia adalah hacker handal dan pencipta alat-alat canggih yang sering digunakan oleh agen rahasia. Alat ciptaannya sudah mendunia.Sehingga pundi-pundi uang terus mengalir. Siapakah Dia?
Ikuti terus ceritanya gengks...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAMZ 19
Jonathan berniat membersihkan badannya, dia masuk menuju kamarnya. Disaat ia membuka pintu kamarnya, Hany terlihat masih terlelap di ranjangnya. Jonathan tak mengindahkan keberadaan Hany, ia segera mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi.
Jonathan keluar dari kamar mandi dan masuk kedalam ruang ganti khusus yang ada di kamarnya,untuk mengganti pakaian. Setelah dirasa penampilannya sudah rapi Jonathan pun keluar dari ruangan tersebut.
Pandangan Jonathan sekilas menatap kearah ranjangnya, dia melihat Hany masih setia dengan tidurnya. Jonathan pun menggelengkan kepalanya."Dasar pemalas ,"gerutunya,kemudian dia melangkah keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Jonathan berniat menyapa Ajeng dan Ars.Dia pun mempercepat langkahnya karena sudah sangat merindukan Ajeng.Entah mengapa dia tidak bisa jauh sedetik saja dengan Ajeng.
Dengan senyum yang menghiasi wajahnya, Jonathan duduk di kursinya. Namun dirinya heran saat tidak mendapati Ars dimeja makan tersebut. Apa mungkin Ars belum bangun?,pikirnya.
"Ajeng layani aku!, teriak Jonathan dengan suara yang menggema memenuhi seluruh ruangan. Namun yang dipanggilnya tak menyahut." Kemana Ajeng?,"gumamnya.
"Ajeng...!," panggilnya sekali lagi, namun tetap saja tidak ada sahutan. Jonathan pun mulai kesal. Akhirnya Jonathan mengambil sendiri sarapannya.
"Alice..., Alice....!," teriaknya setelah selesai menghabiskan sarapannya.
Alice pun datang dengan terpogoh-poogoh karena mendengar teriakan Tuannya.
"Iya Tuan, ada yang bisa saya bantu?," tanya Alice sedikit membungkuk.
"Dimana Ajeng dan Ars, kenapa sejak tadi aku tidak melihatnya?," tanya Jonathan.
"Maaf Tuan, saya pikir Ajeng belum bangun sejak tadi, karena saya sendiri belum melihatnya turun, begitu juga dengan Ars Tuan," tutur Alice membuat Jonathan terkejut. Bagaimana mungkin, karena semalam dirinya tidur bersama Ajeng, dan bangun tadi pagi pun tak mendapati Ajeng disampingnya. Jonathan berfikir Ajeng sedang berkutat di dapur.
Kemudian pandangannya teralihkan keatas meja makan. Terdapat banyak sarapan yang rasanya seperti masakan Ajeng. "Lalu siapa yang memasak semua masakan ini?!," tanya Jonathan lantang.
"Maaf Tuan, karena saya menunggu Ajeng tidak turun-turun, jadi saya terpaksa yang memasak semua makanan ini Tuan, takut nanti kalau Tuan sudah bangun," jujur Alice.
Jonathan mencerna penjelasan Alice. "Kalau Alice yang memasak semua masakan ini, lalu kemana Ajeng?," gumamnya. Kemudian Jonathan beranjak dari duduknya dan langsung menuju kamar Ars berharap Ajeng dan Ars ada disana.
Jonathan membuka kamar Ars dengan tergesa-gesa. Jonathan membuka handle pintu kamar Ars hingga terbuka lebar. Pandangannya menelesik ke seluruh ruangan itu ,namun kamar itu terlihat kosong. Jonathan pun menuju kamar mandi yang ada di kamar Ars. Dan disana pun kosong.
Jonathan merasa panik karena tak mendapati Ajeng maupun Ars. "Kemana mereka," gerutunya. Jonathan segera membuka lemari pakaian Ars, berharap berbagai macam dugaannya salah.
Disana masih tertata rapi baju-baju milik Ars. Jonathan pun sedikit lega, tapi tunggu, bukankah pakaian yang tertata rapi itu adalah baju yang Jonathan belikan semua untuk Ars?.Jonathan kembali kalut dengan pemikirannya sendiri.
Jonathan segera meninggalkan kamar Ars dan beralih menuju ruang cctv.Dia mengecek semuanya, namun Jonathan tidak menemukan Ajeng dan Ars keluar dari mansionnya.
"Sial!,kenapa aku tidak menemukan apapun dalam cctv ini, apakah cctv ini rusak!," Jonathan berdecak emosi. Jonathan pun menjambak rambutnya sendiri yang sudah disisir rapi dan kini menjadi berantakan.
Jonathan segera merogoh kantongnya dan mengambil ponselnya. Dia pun menghubungi Vino.
Tuut...tuut...panggilan pun tersambung.
"Ya,halo Tuan," sapa Vino dari seberang telepon.
"Vin, cepatlah kemari, cek semua cctv di mansion ini apakah semua rusak!," ucapnya dengan nada tinggi.
"Apa terjadi sesuatu Tuan?," tanya Vino.
"Ajeng dan Ars tidak ada di mansion, aku ingin tahu mereka pergi kemana, karena cctv disini tidak menunjukkan bahwa Ajeng dan Ars keluar dari mansion!."
Vino merasa heran dengan kejanggalan yang dikatakan Tuannya. "Baiklah Tuan saya akan segera kesana," ucap Vino kemudian bergegas menuju mansion Tuannya setelah panggilan diputuskan oleh Jonathan.
"Sial!,kenapa aku bisa kecolongan seperti ini," umpat Jonathan. Dia pun kembali menuju kamar Ajeng ingin memastikan sekali lagi apakah Ajeng benar-benar pergi.
Jonathan menyusuri kembali setiap sudut kamar Ajeng. Namun tetap saja hasilnya nihil. Jonathan membanting vas bunga yang ada di nakas dekat ranjang Ajeng. Pandangannya sekelebat melihat sebuah kertas yang ikut terjatuh saat ia melemparkan vas bunga tadi.
Jonathan segera mengambil lipatan kertas tersebut dan membukanya. Jonathan melihat tulisan yang tertata rapi di lipatan kertas tersebut.
Jonathan mulai membaca setiap kata demi kata yang Ajeng tulis untuk Jonathan.
Untuk Jonathan
Hai Tuan Jonathan yang terhormat, kalau kau membaca surat ini ,mungkin aku dan Ars sudah tidak ada disini lagi. Maafkan aku karena harus pergi membawa Ars. Aku tahu Ars juga putramu. Kau tenang saja, nanti saat dewasa aku akan memberitahunya bahwa kau adalah Papa biologisnya. Dan aku akan membiarkan Ars mencarimu nanti, tapi maaf saat ini aku sangat membutuhkan Ars, karena hanya Ars lah yang kupunya saat ini. Aku pergi, dan semoga kau bahagia dengan Nona Hany.
Dari kokimu Ajeng.
Begitulah yang ditulis Ajeng dalam surat tersebut. Jonathan seketika meremas kertas tersebut dan membuangnya asal.
"Aku akan menemukan mu walaupun dilubang semut sekalipun, aku tidak akan pernah mepaskanmu!," teriaknya.
Setelah beberapa saat, Vino pun datang. Dia memeriksa kembali cctv yang terpasang di mansion Jonathan.
"Apa kau menemukan sesuatu?!," tanya Jonathan yang heran kenapa cctv mansionnya tidak memperlihatkan Ajeng dan Ars keluar dari mansionnya.
"Sepertinya ada seseorang yang membajak cctv disini Tuan, tapi saya tidak bisa melacaknya, mungkin hacker handal yang melakukan semua ini."
"Aku tidak mau tahu, pokoknya kau harus mencari tahu kemana Ajeng membawa Ars pergi.Kalau perlu bayar hacker handal yang dapat melacak keberadaan mereka!," sarkas Jonathan, dia benar-benar telah kehilangan kendali karena ditinggal Ajeng pergi.
Sudah berhari-hari, bahkan berminggu-minggu dan berganti bulan. Hacker yang Jonathan bayar untuk mencari keberadaan Ajeng dan putranya tetap saja tidak bisa melacaknya.
Jonathan menjadi marah, bahkan uring-uringan setiap hari. Bahkan pernikahannya pun dia tunda untuk mencari keberadaan Ajeng. Dia melupakan segalanya, bahkan ia juga melupakan tujuannya untuk menikahi Hany.
Sedangkan Hany, tentu saja dia sangat kesal dengan Jonathan. Karena Jonathan bersikap lebih dingin dengannya. Hany geram, walaupun Ajeng sudah pergi dari hidup Jonathan, tetap saja dirinya tidak bisa mendapatkan hati Jonathan.
Karena terlalu kesal, Hany pun memutuskan untuk berlibur. Tentu saja dia tidak sendirian, dia di temani oleh asistennya.
Namun saat dirinya sedang asyik dengan liburannya, sekelebat dia melihat seorang anak kecil yang sedang berbelanja di sebuah mini market, saat dia sedang membeli sesuatu di minimarket tersebut.
"Ternyata kau dan anak harammu bersembunyi di sini, cih.. lihat saja, aku akan melenyapkan mu dan anakmu itu," gumam Hany diiringi senyum misterius. Diapun mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
cuma karena mau ars nikah, dengan alasan pesan terakhir, tapi gak mikirin perasaan lexa...