NovelToon NovelToon
My Posesif Husband

My Posesif Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest
Popularitas:17.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Season 2 'Married With Ketos'

Menjalani hubungan jarak jauh itu susah dijalani bagi sebagian orang yang tidak kuat menahan rindu. Seperti kata Dylan, rindu itu berat dan..

Begitu juga yang sedang dijalani oleh pasangan muda Alsava dan Gerald. Ibarat kata baru diajak terbang tinggi kemudian harus terhempas pada sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa salah satu dari mereka harus mengejar cita-cita dan impian.


Lalu bagaimana pertemuan mereka setelah lama terpisah? masih samakah hati yang dulu dirasa?

Jawabannya ada di kisah cinta mereka yang baru ya gaes 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada Yang Aneh

Di balkon kamarnya. Alsa sedang mengamati suasana di sekelilingnya. Jika sore hari sekitar rumahnya sangatlah indah. Apa lagi Bunda Nimas yang memang suka dengan tanaman-tanaman. Alsa bisa melihat itu dari balkon kamarnya. Dan bisa membuatnya tenang. Bukan hanya orang-orang di rumah Ivander saja yang bisa membuatnya nyaman, tetapi suasana di sekitar rumah.

Ingatannya kembali tentang pesan yang dikirimkan oleh Maminya. Bahkan meski dengan sengaja Alsa tidak membalas mami Eva seakan membiarkan begitu saja. Tidak mencoba untuk menghubunginya atau mengirim pesan lagi untuknya.

Bodoh, jika Alsa berharap demikian. Karena pada dasarnya kedua orang tuanya memang tidak mempedulikannya.

"I'm fine," gumamnya untuk menenangkan hatinya.

Dadanya terasa sesak. Tetapi Alsa bisa apa? kedua orang tuanya tidak ada niatan untuk membuatnya menjadi anak yang berharga bagi mereka.

Kepalanya menggeleng dengan seulas senyum tipis, Alsa sudah tidak akan berharap banyak dengan kedua orang tuanya. Memiliki keluarga dari suaminya yang begitu menyayangi Alsa juga sudah membuatnya begitu bersyukur.

Ceklek

Gerald yang baru pulang dari kantor mendapati Alsa yang sedang berdiri membelakanginya di balkon kamar. Dengan senyum tipis, langkahnya maju dimana Alsa berada.

"Gerald?" Alsa terkejut ketika tangan kekar Gerald melingkar di perutnya.

"Hmmm, kenapa di sini?" tanya Gerald yang dijawab Alsa dengan senyum.

"Lagi pengen aja. Udara di sini sejuk," jawab Alsa dan diangguki oleh Gerald.

"Iya...seperti lo yang selalu menyejukan untuk hati gue," Jelas Gerald membuat Alsa menoleh.

"Gombal terus," cibir Alsa membuat Gerald terkekeh.

Cup

Sebuah kecupa singkat di pundak Alsa. Gerald paling suka mencium pundak Alsa sekarang.

"Udah mau makan? biar gue siapin," tawar Alsa dan diangguki oleh Gerald.

"Gue mandi dulu ya, lo bisa bayar hutang lo di kampus nanti," bisik Gerald membuat Alsa menggeleng.

Gerald masih ingat saja dengan ancaman gilanya di pesan tadi.

Alsa mulai menyiapkan makan malam untuk mereka. Karena memang Bunda Nimas dan juga Ayah Hendy sedang keluar kota tadi sore. Maka dari itu setelah pulang kuliah Gerald langsung menuju ke kantor. Sementara Alsa sudah terbiasa untuk menyiapkan makan malam.

Tap

tap

tap

Gerald turun dari anak tangga satu persatu. Melihat Alsa yang begitu cekatan menyiapkan makan malam untuknya membuat senyum Gerald terukir dengan indah.

Dengan sigap Gerald kembali memeluk Alsa dari arah belakang. Dan hal itu sukses membuat Alsa terkejut.

"Rald.." lirih Alsa merasa tidak enak. Pasalnya ada salah satu asisten rumah tangga yang tidak sengaja melihat tindakan Gerald. Beliau sedang membantu Alsa menyiapkan makan malam tadi.

Tanpa menjawab ucapan Alsa. Gerald melirik ke arah asisten rumah tangga itu. Seakan menyuruhnya untuk pergi dari meja makan. Tahu akan maksud Gerald, asisten rumah tangga itu langsung pamit untuk ke belakang.

"Makan dulu Rald." Alsa mencoba melepaskan pelykan Gerald. Tetapi seakan tidak dihiraukan oleh Gerald. Dengan sengaja Gerald malah mengecup bagian leher Alsa yang terekpos.

"Nyicil hutang lo," bisik Gerald seraya melepaskan pelukannya.

Alsa menatap Gerald dengan gelengan kepala. "Kalau gitu caranya, gue bakal banyak hutang sama lo." Alsa menaruh piring yang sudah berisi nasi ke depan Gerald.

Sementara Gerald menaikan sebelah alisnya. "Why?"

"Karena gu-"

Ting

tong

ting

tong.

Ucapan Alsa terjeda. Karena bel pintu sudah lebih dulu berbunyi. Terlihat salah satu asisten rumah tangganya yang berniat untuk membuka pintu.

"Tolong ya bi," pinta Alsa dan diangguki oleh asisten rumah tangga tersebut.

Alsa dan Gerald kembali untuk makan. Tidak lama asisten rumah tangga itu kembali dan menemui keduanya di meja makan.

"Siapa by?" tanya Alsa sopan.

"Tukang paket Non, katanya ini buat den Gerald," jelas asisten rumah tangga tersebut seraya menyerahkan map sedang untuk Gerald.

"Makasih bi," ucap Gerald dan diangguki oleh asisten rumah tangga tersebut.

Selesai dengan makan malam. Alsa duduk di pangkuan Gerald yang sedang bermain game online di ponselnya.

"Rald.." panggil Alsa.

"Apa sayang?" jawab Gerald mengecup sekilas bibir Alsa. Lalu kembali pada ponselnya.

"Tadi siang..." Alsa menjeda kalimatnya. Sementara Gerald mempaus game yang sedang dimainkannya.

"Mami nanyain kabar gue, lewat chat," lanjut Alsa menjelaskan.

Gerald menghela napas pelan. Ada raut khawatir pada wajah Gerald sekarang, apa lagi melihat raut kecewa pada wajah Alsa. Tanpa disadari tangannya mengepal.

"Lo balas?" tanya Gerald dan dijawab Alsa dengan gelengan kepala.

"Nggak tahu kenapa, gue malah sakit lihat pesan dari Mami." Alsa menatap wajah tampan Gerald yang berada di atasnya.

Deg

Ucapan Alsa seakan tamparan untuk Gerald. Sebenarnya bisa saja Gerald mengatakan apa yang sudah dia tahu tentang kedua orang tua Alsa. Tetapi setiap kali melihat wajah Alsa membuatnya seakan tidak mampu, Gerald tidak tega untuk menjelaskan.

Gerald mengambil tangan Alsa untuk dia genggam. Lalu mengecupnya dengan begitu lembut.

"Al, maafin gue," ucap Gerald membuat Alsa mengernyit.

"Apaan sih? aneh tahu nggak," jawab Alsa kesal.

"Dengerin gue." Gerald menatap lekat Alsa.

Sementara Alsa merasa aneh dengan perubahan wajah serius Gerald sekarang.

"Apa?" tanya Alsa tidak kalah dalam menatap manik mata Gerald.

"Lo mau ketemu mereka?" pertanyaan Gerald membuat Alsa terdiam.

Alsa tidak tahu harus menjawab apa. Alsa ingin bertemu. Tetapi jika Alsa yang pergi ke sana untuk menemui orang tuanya. Itu akan semakin menyakitkan untuknya. Alsa ingin kedua orang tuanya yang pulang untuk menemuinya. Setidaknya dengan seperti itu dia masih merasa dipedulikan walau hanya sedikit.

Alsa menggeleng dengan senyum tipis. "Nggak Rald."

Gerald menghela napas. Lalu menarik Alsa ke dalam peluknya. "Ada gue," ucap Gerald membuat Alsa tersenyum tipis.

Gue janji, gue akan bikin orang tua lo pulang untuk lo Al Batin Gerald seraya mengecup puncuk kepala Alsa.

Pagi harinya. Alsa sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Sementara Gerald sudah lebih dulu pergi, tetapi bukan untuk ke kampus. Gerald tadi pamit karena ada keperluan.

"Pagi Bunda," sapa Alsa kepada Bunda Nimas.

"Pagi sayang, berangkat sendiri lagi?" tanya Bunda Nimas dan dijawab Alsa dengan anggukan kepala.

Terdengar helaan nafas dari Bunda Nimas. "Maaf ya sayang kamu masih harus berangkat sendiri ke kampus," ucap Bunda Nimas mengingat Gerald yang semakin sibuk sekarang. Tetapi hebatnya Gerald. Sesibuk apapun dirinya selalu meluangkan waktu untuk Alsa.

"Nggak papa Bund, Kak Gerald kan suami bertanggung jawab," jelas Alsa membuat Bunda Nimas tersenyum.

Tidak lama Ayah Hendy juga datang untuk sarapan bersama. Sampai akhirnya sesuatu terjadi ketika salah satu asisten rumah tangga menyiapkan ayam goreng untuk mereka.

Huek

Alsa merasa mual mencium bau ayam goreng yang disediakan di meja makan. Bunda Nimas dan Ayah Hendy menatap Alsa panik.

"Kamu tidak papa sayang?" tanya Bunda Nimas dan dijawab Alsa dengan gelengan kepala.

Alsa mencoba untuk bersikap biasa saja. Meski sebenarnya bau ayam goreng tersebut sangatla mengganggu indra penciumnya.

"Al ngga papa Bund," jawabnya lalu minum air yang sudah disediakan di depannya.

Tetapi semakin Alsa menahan. Semakin membuat rasa mualnya terasa.

Huek

huek

huek

Alsa bernajak dari duduknya. Dia sudah tidak bisa bertahan di meja makan dengan bau yang menurutnya sangat tidak enak itu. Dengan cepat Bunda Nimas menghampiri Alsa yang sedang berada di kamar mandi. Beliau mulai panik mendengar Alsa yang terus saja muntah-muntah di dalam kamar mandi.

"Kamu sakit nak?" tanya Bunda Nimas setelah Alsa keluar.

Alsa menghela napas. "Al nggak papa kok Bund, tapi Al lagi nggak suka sama bau ayam goreng itu," jelas Alsa membuat Bunda Nimas mengernyit.

Sebelum akhirnya Bunda Nimas melotot sadar akan sesuatu hal. "Apa sebaiknya kamu nggak usah masuk kuliah dulu? kamu istirahat saja dulu sayang, nanti biae Gerald Bunda suruh pulang," jelasnya tidak ingin mengucapkan secara langsung kepada Alsa.

Meski feeling nya yakin apa yang terjadi dengan menantu cantiknya.

"Al nggak papa Bund, tadi cuma mual aja.. nih sekarang udah baikan lagi," jelas Alsa yang dijawab Bunda Nimas dengan anggukan kepala.

Setelah itu Alsa langsung pamit untuk berangkat. Dia tidak berminat untuk kembali ke meja makan. Indra penciumnya selalu berontak setiap kali mencium bau ayam goreng.

Di lorong kelas kampus. Alsa sedikit ragu. Niatnya tadi mau melanjutkan sarapan di kantin. Tetapi mencium bau ayam goreng membuatnya mengurungkan niatnya. Sekarang Alsa sedang duduk di taman kampus. Mendadak perasaannya sangat aneh sekarang.

Tangannya mengirim pesan kepada Icha. Alsa berniat untuk meminta bantuan Icha. Dia akan memakan bakso di taman kampus.

"Alsava!" panggil dosen dengan nama Pak Farit.

Dose paling muda di kampusnya.

Alsa menoleh. "Iya pak," jawabnya melihat Pak Farit yang duduk di sebelahnya.

"Tolong kamu bantuin saya untu-"

"Pagi pak," sapa Viko yang langsung duduk di sebelah Alsa.

Pak Farit tampak kesal melihat kedatangan Viko. "Ngapain kamu?" tanya Pak Farit tidak suka.

"Oh...saya mau duduk pak di sini," jawabnya membuat Pak Farit semakin kesal.

Alsa menghela nafas. Lalu beranjak dari duduknya. "Saya duluan pak, permisi. Vik duluan ya?" pamitnya meninggalkan kedua orang itu yang sedang bengong menatap kepergiannya.

Sementara Gerald di tempat lain. Sedang mengacak rambutnya frustasi. "Brengs*k!" umpatnya meremas map yang kemarin dia dapatkan.

Di foto yang Gerald dapatkan tampak terlihat kedua orang tua Alsa yang sedang duduk menatap seorang gadis yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Gerald tidak bod*h. Dia tahu siapa gadis tersebut.

"Payah," komentar Gerald dengan keputusan kedua orang tua Alsa.

____

Kasih dukungan untuk cerita ini ya..

1
Shanty Yuniawati
Luar biasa
Fina Fitriani
seru..... bacanya.dan bagus ceritanya......walaupun kadang ada sedikit typo tapi keseluruhan cerita nya menarik....
Dyah Ayu
/Heart//Heart//Heart//Heart/
Dilan Febrian
/Good/
Dilan Febrian
ayok kak semangat upnya di tunggu.
Ari Kuswati
ihh kayanya aska stress nih
Ari Kuswati
serasa pengen getok tuh nenek eva nggak sadar klu hatinya dah ketutup, hancurin kariernya aja
Sri Lie
Luar biasa
Maria Ririana guru
𝕒𝕜𝕦 𝕡𝕒𝕞𝕚𝕥 𝕕𝕣𝕚 𝕟𝕠𝕧𝕖𝕝 𝕚𝕟𝕚 𝕞𝕝𝕤 𝕓𝕒𝕔𝕒 𝕝𝕠𝕞𝕡𝕒𝕥" 𝕥𝕣𝕦𝕤 𝕕𝕣𝕚 𝕟𝕠𝕧𝕖𝕝 𝕡𝕖𝕣𝕥𝕒𝕞𝕒 𝕒𝕝?𝕒𝕝𝕤𝕒𝕧𝕒 𝕕𝕒𝕟 geral
Presia Dewi
ceritanya kyk Indosiar 🤦🤦
raraa
prettt
raraa
🤍
Siti Nofiani
Luar biasa
Leni Indrianiyan
gk ada season 3 thor
Ari Randz
Luar biasa
Ari Randz
akunya dah baper, ternyata LG ngayal /Facepalm//Facepalm/
Arnheta Vallerian
penasaran visualnya dong thor
Andriyati
buat apa,, anda sudah tidak di butuhkan
Andriyati
lagian aneh banget,, tinggal umumin kalau kalian sudah menikah,, idup kok di buat ribet
Andriyati
lagian ya saran dari icha itu selalu menjerumuskan kamu lo Al malah di ikuti,, aneh,, sahabat boleh tapi kalau saran ke arah yg gak baik jangan di ikuti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!