NovelToon NovelToon
Dikejar Cinta CEO Dingin.

Dikejar Cinta CEO Dingin.

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Respati

Kisah dari seorang gadis yang tidak diinginkan kehadirannya oleh kedua orang tuanya. mampukah dia mencari kebahagiaannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AVANYA.

Saat Bara sampai di Rumah sakit dia berjalan dengan cepat menuju ruang IGD dia tak perduli dengan tatapan para wanita yang menatapnya dengan wajah kagum dan mendamba. Yang ada di fukirannya adalah wajah Kania yang kesakitan. Ketika sampai di depan ruang IGD dia melihat sang adik sedang duduk gelisah . dengan cepat dia menghampiri.

"Dik gimana Kania..." tanya Bara dengan cemas.

"Gue masih belum tahu kak..." jawab Dika dengan nada sedih.

"Kamu itu gimana sich kok bisa terjadi kayak gini..." seru Bara marah.

"Maaf kak gue nggak tahu kejadiannya. Habis kejadiannya terjadi saat gue belum dateng.." jawab Dika.

"Kau sudah periksa CCTV ..tanya Bara.."

"Belum sempat kak...ketika gue dengar Kania pingsan dan mengeluarkan banyak darah , gue segera datang kemari.." jelas Dika.

"Ya udah nanti kita lihat sama- sama rekaman CCTV pagi tadi , suruh anak buahmu membawa rekaman CCTV pagi ini dan leptopmu ke kantorku..." perintah Bara dengan nada jengkel.

"Baik Kak..." jawab Dika .

Bertepatan dengan itu pintu ruang IGD terbuka , seorang dokter keluar dan ternyata Sandy yang menangani Kania. Bara dan Dika segera beranjak mendekati Sandy.

"Gimana San keadaan dia...?" tanya Bara dengan wajah cemas.Sandy tahu siapa yang di maksud Bara.

"Gimana kejadiannya si Bar... Dia mendapatkan tekanan terlalu keras hingga luka nya robek kembali.." Kata Sandy menjelaskan.

"Aku juga belum tahu kejadiannya San.." jawab Bara. Terlihat kemarahan di wajah tampannya. Dika yang melihat kemarahan sang kakak menjadi ngeri.

"Sekarang gimana keadaan dia..?" tanya Bara kembali.

"Dia harus menjalani rawat inap dan selama satu atau dua bulan dia tidak boleh menggunakan beban berat pada tubuhnya. Karena kerusakannya terjadi bukan hanya luka luarnya. .." kata Sandy mengejutkan Bara.

"Apa yang di alami gadis itu tadi pagi, hingga dia terluka sampai seperti itu.." gumam Bara.

"Karena itulah aku menanyakan kejadiannya pada kalian..." kata Sandy kembali.

"Baiklah kita urus itu nanti, sekarang tolong kamu tempatkan dia di ruang kususku.." perintah Bara. Bara memiliki ruang khusus di rumah sakit mewah ini.

"Baik Bos..." jawab Sandy .

"Baiklah aku masuk kedalam dulu.." lanjut Sandy.

" Aku mau lihat dia.." kata Bara dingin.

Waah kalau sudah si Bos berkehendak siapa yang bisa menghalangi.😂

"Silahkan tapi dia belum sadar..." Sandy mempersilahkan Bara masuk.

"Nggak masalah..." jawab Bara datar.

Bara segera masuk kedalam ruang IGD di ikuti Sandy dan Dika.

Sampai di dalam ruang IGD Bara dapat melihat seorang gadis yang memakai baju pasien sedang tidur dengan mata terpejam. Bara mendekati brangkar rumah sakit yang terdapat Kania yang masih belum sadar. Perlahan dia memegang tangan Kania .

"Siapa yang berani menyakitimu..?" kata Bara dingin. Bara menatap wajah cantik itu dengan sedih. Bara sangat pilu melihat gadisnya terluka.

"San..kapan dia sadar dan di bawa ke ruangannya..?" tanya Bara tanpa melepas pandangannya dari wajah cantik Kania.

"Sebentar lagi Bar..." jawab Sandy.

"Baiklah tolong jaga dia dengan baik, aku akan keluar sebentar bersama Dika. Jangan sampai terjadi sesuatu padanya.." kata Bara dingin.

"Siap Bos..." jawab dokter Sandy .

Barapun segera mengajak Dika keluar ruangan. Ketika sampai di luar Bara menelfon seseorang.

"Ton...kirim bodygurd itu kerumah sakit Darma Kartika untuk menjaga Kania disini dan kau tunggu aku di kantor..." perintah Bara lalu menutup telfonnya.

"Dik apa sudah kau suruh orangmu membawa rekaman CCTV itu.." tanya Bara.

"Sudah kak..." jawab Dika cepat. Untunglah tadi Dika sudah menyuruh karyawan kepercayaannya untuk membawa barang yang Bara butuhkan. Mereka segera keluar dari rumah sakit. Mereka segera membawa kendaraan mereka masing - masing menuju kantor pusat PT. DC. Setelah sampai di kantor Bara. Dika dan Bara segera menuju ruangan sang CEO. Ketika Bara dan Dika sampai di kantornya terlihat Anton dan pegawai suruhan Dika sudah menunggu di depan ruangan sang CEO.

"Masuk..." perintah Bara dingin.

Mereka bertiga mengikuti Bara masuk. Sedang sang sekertaris Bara hanya diam melihat Bara dan sang adik yang berwajah gusar dan marah. Mereka bertiga segera duduk di sofa , sedang karyawan suruhan Dika keluar setelah memberikan rekaman CCTV kantor Dika

"Kita lihat siapa yang berani menyakiti Kania..." geram Bara sambil mulai membuka leptop dan menancapkan flashdisk pada leptopnya. Dika dan Anton mendekati Bara untuk ikut melihat rekamannya .

Terlihat saat Kania mulai masuk kedalam kantor lalu bertemu dan bercakap dengan temannya di antara banyak karyawan yang juga akan naik lift. Lalu Kania dan beberapa orang masuk kedalam lift . saat lift akan tertutup terlihat dua orang wanita masuk kedalam lift dengan kasar. Dan tiba - tiba salah satu dari mereka terlihat dengan sengaja mendorong karyawan yang ada di sebelah Kania dan karyawan itu hilang keseimbangan , dia menabrak Kania yang ada di samping agak didepannya dengan keras dan terjatuh bersama Kania. Karyawan itu tanpa sadar menekan punggung Kania. Saat itulah Bara bisa melihat wajah Kania yang kesakitan. melihat kejadian itu wajah Bara memerah karena marah dan sedih.

"Dik siapa kedua wanita itu...?" tanya Bara dingin.

"Kak...sepertinya gue belum pernah melihat wajah kedua wanita itu di perusahaan dech..." jawab Dika dengan kembali menatap rekaman itu.

"Maksudmu...?" tanya Bara tak mengerti

"Sepertinya dia bukan karyawan kita kak..." jawab Dika.

"Ba****t. Jangan- jangan dia suruhan Avanya untuk mencelakai Kania.." tebak Bara .

"Perkiraanku juga gitu Bar... Sebenarnya hari ini aku akan mengirim Siska untuk jadi bodyguard Kania..." Anton berkata sambil menatap sang sahabat sekaligus atasannya.

"Apakah sekarang kau sudah mengirimnya kerumah sakit...?" tanya Bara.

" Sudah Bar..." jawab Anton

"Tambahkan lagi bodyguard nya untuk menjaga Kania..." perintah sang Bos besar.

"Siap Bos..." jawab Anton .

"Dan kita tekan lebih perusahaan Papanya..." perintah Bara.

"Baik ....." jawab Anton.

"Baiklah kita akhiri pertemuan ini , Dik kau kembali ke kantormu dan Kau Ton hendel semua pekerjaan aku akan kembali ke Rumah sakit.." kata Bara datar penuh tekanan.

"Siap Bos...." jawab mereka kompak.

Dika dan Anton segera keluar ruangan , sedang Bara segera mengambil jasnya kembali , serta konci mobil yang berada di atas meja kerjanya. Dia segera keluar menuju lift . sesampainya di lantai dasar dia segera berjalan keluar kantor menuju tempat parkir. Bara tak perduli tatapan para karyawan nya yang menatapnya dengan wajah kagum dan mendamba. sesampainya diparkiran mobil Bara segera masuk kedalam mobilnya dengan tergesa- gesa. Tak lama terlihat mobil mewah milik sang Bos PT. Dirgantara Corp. Terlihat melaju kencang di jalanan kota J.

Sesampainya di Rumah sakit dia segera keluar dari mobil nya dan berjalan masuk kedalam rumah sakit tanpa melihat tatapan orang yang terkagum menatapnya. dia hanya memikirkan Kania yang terluka. Dia segera menelfon Sandy menanyakan ruang inap Kania.

Saat itu Kania sudah sadar. Dia terkejut saat dirinya berbaring di dalam ruangan serba putih. Tetapi sangat luas dan mewah.

"Lo gue ada di mana ini..." gumam Kania sambil kembali memandang sekitarnya. Dia lalu melihat tangannya yang terdapat infus melekat di tangan kirinya.

"Oo gue ada di rumah sakit, siapa yang nganter gue kemari ya...? Apa si Ratih.. Pasti dia..bukankah dia yang berada bersamaku, tapi kemana anak sendu itu.. lagian mewah amat ruangan ini...?" ucak Kania sendiri.

Tak lama pintu ruangan ada yang membuka. Terlihat wajah tampan dan dingin milik Bara.

Tapi ada apa dengan pria ini, kok wajah tampan itu terlihat sedikit memancarkan kegembiraan batin Kania.

"Kau sudah sadar..." tanya Bara sambil mendekat pada nya.

Kania hanya menjawab dengan anggukan kepala dan senyum tipis di wajahnya yang masih pucat.

"Kau ingin apa...?" tanya Bara dengan wajah penuh perhatian.

"Minum..." jawab Kania yang sejak tadi haus. Bara segera mengambilkan gelas yang berisi air minum yang ada di atas nakas.

"Minumlah..." kata Bara lembut sambil membantu Kania minum.

"Trimakasih..." kata Kania lirih.

"Sama- sama.." jawab Bara sambil menaruh gelas kembali keatas nakas.

"Masih sakit lukanya...?" tanya Bara.

"Nggak terasa...mungkin karena masih ada obatnya..." jawab Kania.

"Istirahatlah...aku akan menjagamu.." kata Bara sambil membenarkan selimut Kania.

"Apakah tuan yang menolong saya...?" tanya Kania dengan memandang wajah Bara.

"Kania...panggilanmu..." koreksi Bara.

"Maaf lupa..." jawab Kania sambil tersenyum tipis.

"Dasar...jika sekali lagi kau lupa dengan ucapanmu aku akan menghukummu.." ancam Bara namun wajah itu seperti sedang menggodanya.

"Maaf..." jawab Kania malu .

"Bukan aku tapi teman- temanmu yang membawamu kemari..." kata Bara menjawab pertanyaan Kania.

"Lalu di mana mereka..."

" Mereka sudah kembali ke kantor..." jawab Bara sambil menatap Kania. Kania merasakan jantungnya berdegub kencang ketika mendapat tatapan dari Bara.

'Ya Tuhan...ada apa dengan jantungku (seru Kania dalam hati) Begitupun dengan Bara ketika tatapan mata mereka bertemu. Dia juga merasakan getaran yang keras dalam dadanya.

"Tidurlah..." kata Bara lembut menghilangkan kecanggungan di antara mereka.

"Baiklah...Terimakasih untuk semua..." kata Kania sambil tersenyum teramat manis. Bara terlena mendapat senyuman Kania.

****

Di tempat lain seorang gadis berteriak sambil menghancurkan barang yang ada di ruangannya. Di depannya dua orang gadis tertunduk ketakutan melihat tingkah gadis itu.

"Bodoh...! Kenapa kalian tidak membunuhnya sekalian...!" teriaknya kembali.

"Itu nggak mungkin Van....di sana banyak sekali karyawan bersamanya.." jawab salah satu dari mereka.

"Dasar pengecut...di beri tugas untuk membunuh wanita j***ng itu aja kalian nggak becus..." terak dia lagi.

"Maaf Van...kami nggak bisa menerima tugas darimu lagi..." jawab gadis satunya.

"Apaa nggak sanggup...?okey kalau kalian ingin melihat keluarga kalian tahu tingkah kalian di luaran..." jawab Avanya dengan nada ancaman. Dia memang Avanya yang telah menugaskan kedua temannya untuk membunuh Kania yang telah menggagalkan rencananya untuk menculik putra Bara. Dia memang sangat dendam pada anak kecil itu. Dia fikir Kinan lah yang membuat dia gagal menjadi nyonya Dirgantara. Karena Kinan telah menolak Avanya untuk menikah dengan sang Papa. Dia beranggapan jika Kinan mati dia akan lebih gampang mendekati sosok Bara. tanpa dia sadari kalau Bara juga tidak menginginkan nya.

"Terserah kau saja...kami tak perduli lagi, kau bisa mengatakan apapun pada orangtua tua kami.." jawab salah satu dari mereka. mereka adalah Dira dan Berta teman dugem Avanya. mereka berdua segera pergi meninggalkan ruangan Avanya.

kini mereka tak perduli lagi dengan ancaman Avanya yang akan melaporkan perbuatan mereka yang di luar batas.

"Dir.. lebih baik kita ngomong sendiri sama orang tua kita dari pada mereka mendengar diri si Avanya.." usul Berta ketika mereka keluar dari kantor Avanya.

"Benar juga apa katamu Ta... kita ngomong sendiri pada mereka sebelum Avanya ngomong , kalau dia yang ngomong pasti di lebih - lebihin..." jawab Dira. Akhirnya mereka bertekat akan memberitahukan perbuatan mereka selama ini pada kedua orang tua mereka. mereka akhirnya meninggalkan kantor Avanya dengan perasaan lega. setelah kepergian kedua temannya Avanya mengamuk dengan membuang segala yang ada di atas meja kerjanya.

.

"Br****ek ...! kalian berani pergi dariku lihat aja aku akan mengatakan kelakuan kalian pada kedua orang tua kalian.. kalian akan merasakan akibat dari penghianatan kalian. dan untuk gadis jalang itu akan kubunuh dia..." teriaknya marah. kehidupan Avanya memang tidak jauh dari kedua temannya . minum berfoya- foya hal biasa buat mereka. apalagi hidup bergonta ganti pasangan atau hidup bersama dengan seorang pria tanpa ikatan perkawinan sudah menjadi trend buat mereka. namun di mata keluarga Avanya adalah gadis lugu nan baik hati. dia bisa menipu keluarga dan orang terdekat nya. ketika dia mendengar akan di jodohkan dengan Bara hatinya Bahagia sekali. siapa yang tak ingin menjadi istri Bara yang berkuasa dan sangatlah tampan itu. ketika saat dia dan keluarga di pertemukan untuk membahas perjodohan mereka dia merias wajahnya secantik mungkin. sudah terbayang di dalam otaknya kebahagiaan yang akan dia dapatkan ketika nanti menjadi Istri seorang Bara. kekayaan dan ketenaran akan menjadi miliknya seorang. Tapi harapan tinggal harapan. ketika keluarga besar sudah berkumpul dan perjodohan di utarakan sang putra pewaris yang baru berusia lima tahun itu menolak untuk memiki seorang ibu tiri . Pernyataan itu di perkuat dengan perkataan Bara yang juga menolak perjodohan itu. para tetuapun tak bisa memaksa menolakan Bara dan putranya. Saat itulah kebencian Avanya pada Kinan kecil timbul, dia berasumsi kalau Bara menolak dia karena keinginan sang putra. Dia fikir tak mungkin Bara menolak kecantikan serta kelembutan dan sopan santunnya. Dia mengira semua orang terkelabuhi sifat asli dirinya. memang semua orang percaya dia gadis yang baik dan soleh ,tetapi bukan untuk sang penguasa Bara. dia sudah tahu siapa Avanya yang sebenarnya. Karena itulah dia menolak perjodohan itu. mana mungkin dia mau pada seorang sampah.

namun tidak bagi Avanya , dia dendam pada anak kecil yang menyebabkan dia gagal memiliki sang pengusaha. untuk itulah dia menyuruh orang untuk menculik dan membunuh Kinan. Dia sudah banyak mengeluarkan uang untuk penculikan dan pembunuhan itu. namun semua gagal gara- gara gadis kampung yang mampu menolong Kinan dari penculikan.

"Dasar pe****r kampungan, tunggu kematianmu...!" teriaknya kembali.

tiba- tiba terdengar dering telfon genggamnya menghentikan kemarahannya. dengan kasar dia mengambil pinselnya yang ada di atas meja kerjanya. terlihat nama sang papa tertera di layar ponsel.

"Halo Pa...." jawabnya perlahan.

"Dimana kamu..." teriak sang papa marah. ada apa ini...kenapa papa marah dan membentakku batin Avanya bingung. tidak seperti biasa, sang Papa tak pernah mengeluarkan kata- kata keras padanya.

"Di kantor Pa..." jawab nya kembut. dia menahan gejolak amarah yang masih membara di hatinya.

"Cepat datang keruangan Papa...!" teriak kembali sang Papa.

" Baik Pa..." jawab Avanya.

Setelah menutup sambungan telfon Avanya segera berdiri dari kursi kerjanya. Dia segera berjalan keluar dari ruangannya. ketika sampai di depan pintu Avanya melihat sang sekertaris sedang duduk di depan meja kerjanya dengan wajah ketakutan. dia sadar mungkin sekertaris nya mendengar teriakan dan kemarahannya tadi.

"Na...suruh OB untuk membersihkan dan merapikan ruanganku..."titahnya.

"Baik Bu..." jawab Nana sambil menunduk takut .

"Aku pergi keruangan Papa. aku mau setelah aku kembali ruanganku sudah rapi kembali ..." ucapnya dengan dingin.

"Baik Bu ..." jawab Nana dengan wajah takut. Avanya segera berjalan kearah kantor sang Papa yang ada di lantai atas. ruang kantor Avanya berjarak dua lantai dari kantor sang Papa. sedang kantor kedua kakak Avanya berada di lantai aras milik Avanya. dengan penuh pertanyaan Avanya masuk kedalam lift khusus buat petinggi perusahaan. setelah sampai di depan ruang kantor sang papa Avanya. menghela nafas sebelum mengetuk pintu.

tok

tok

tok

"Masuk ..." terdengar seruan dari dalam ruangan.

Avanya segera masuk kedalam ruang kantor sang Papa. terlihat kedua kakak Avanya sudah berada di dalam.

"Siang Pa, siang kak..." sapa Avanya . dengan anggun yang penuh kemunafikan Avanya berjalan kearah mereka bertiga.

"Duduk..."perintah sang papa yang sedang duduk di sofa bersama sang kakak. mereka mengabaikan salam Avanya. Avanya segera duduk di dekat Deny kakak tertuanya.

"Ada apa Pa, papa memanggil Avanya..?" tanya Avanya dengan tenang. Walau dalam hati dia merasa khawatir.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan Avanya hingga Bara menarik semua hubungan yang terjalin di antara kami...?" tanya pak Alvonso dengan nada menahan marah .

"Maksud Papa...?" tanya Avanya dengan wajah heran. walaupun dalam hati dia mulai merasa takut.

'Apa Bara sudah tahu rencana ku untuk menculik dan membunuh putranya batin Avanya dalam hati.

"Jangan berpura - pura bodoh Avanya, kau pikir kami tidak tahu tindakanmu yang ingin membunuh putra Bara..!" teriak pak Alvonso dengan wajah merah penuh marah. Avanya tak bisa menutupi lagi rencana liciknya.

"Ya benar..aku memang ingin membunuh putra sialan itu..." teriak Avanya histeris.

"Tutup mulutmu...! kenapa kau menyalahkan anak kecil itu..seharusnya kau berusaha lebih mendekatkan diri pada anak kecil itu bukannya malah ingin nembunuhnya bodoh..." teriak pak Alvonso semakin marah

"Tapi aku sudah terlalu benci pada anak kecil itu Pa... dia telah menghina dan mempermalukan diriku di depan banyak orang..." jawab Avanya dengan penuh dendam.

"Dasar Bodoh....seharusnya kau berpura - pura baik padanya lalu setelah kau jadi istri Bara baru kita buang atau bunuh anak kecil itu t***l.." sela sang kakak dengan wajah sinis.

"Tapi sekarang sudah terlambat, kemungkinan Bara sudah tahu niatmu ingin membunuh putranya.." ucap Deny kakak tertua Avanya.

"Dia sudah menarik semua hubungan dengan perusahaan kita, dan saham di pasaran milik kita anjlok , semua itu pasti ada hubungannya dengan Bara..dan semua itu karena tingkah lakumu yang Bodoh itu..." Bentak sang Papa dengan marah. Avanya tertegun mendengar berita itu.

"Pa...apa Papa tidak bisa meminta tolong pada Om Mahesa Pa..." kata Peter kakak kedua Avanya. Mahesa Dirgantara adalah orang tua Bara dan Dika sekaligus sahabat baik pak Alvonso

"Sudah Papa lakukan, tapi mereka tidak bisa membantu.. sepertinya mereka belum tahu masalahnya. aku nggak bisa membayangkan apa yang akan mereka lakukan kalau mereka tahu apa yang telah adikmu lakukan.." jawab pak Alvonso dengan wajah penuh kemarahan.

"Sekarang hanya kau Avanya yang bisa menyelesaikan masalah ini. mintalah maaf pada Bara kalau tidak kita harus bersiap - siap untuk mengalami kebangkrutan. .." kata pak Alvonso dingin. mereka terduduk lemas di Sofa.

Udahan dulu kuta sambung besok lagi.

Bersambung

1
Ninik Srikatmini
kania dilwan... 😆
Ninik Srikatmini
artis abal abal aja sombong... liat aja bel ntar lg karier mu hncr
Ninik Srikatmini
kania emang bi.. do'ain ya smoga kania jd mamanya kinan
Ninik Srikatmini
hmmm senyum bang bara bikin meleleh😘
Fredy: hrs masukkin ke kulkas mba biar ga meleleh 😅
total 1 replies
Ninik Srikatmini
duuuh dokter awas bara nti marah looh
Ninik Srikatmini
oogh babang bara akhirnya ktmu jg gadis yg dulu prnh menolongmu.. smoga berjodoh yaa
Noormasayu Othman
Luar biasa
Lies Atikah
hadir thor
Rossa Simangusong
sedangkeluar 🧐🧐
Ndy AjjaDech
cuma cerita gada anak kandung sendiri ditelantarkan
Reni Anjarwani
keren bgtt
Agustina Agrety Muntu
Luar biasa
Sebrang Damar
/Good//Good//Good/
Sebrang Damar
/Good//Good//Good/
Sebrang Damar
/Good//Good/
Sebrang Damar
/Good//Good//Good/
Junita Junita
masak sih ada orang tua yang begitu....,🥺😫
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih /Joyful/
total 1 replies
irma hidayat
Buruk
irma hidayat
ceritanya seru, semangat thor
Ruk Mini
sangat menarik.. pengalaman guru yg manjur.. kesabaran buah yg sgt manisszz.. jempol thor buat mu . tq d tunggu karya2 mu lg 🙏👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!