Nada adalah seorang gadis yang berusia 22 tahun, kedua orang tuanya telah tiada dan dengan terpaksa ia harus tinggal bersama bibi nya, Nada hanya dijadikan tulang punggung keluarga oleh bibinya. Bibinya berstatus single parent dengan satu putri.
Nada bekerja di salah satu perusahaan ternama dan terbesar sebagai office girl, namun nasib baik mengubah nya hingga menjadi asisten pribadi seorang nyonya muda. Hingga sampai suatu saat dan karena alasan tertentu Nada harus menjadi istri kedua dari seorang CEO muda yang tampan yang telah memilik seorang bayi perempuan yang mungil.
namun setelah menikah, Nada hanya berperan layaknya seorang pengasuh.Di karenakan suami nya tak pernah menyentuh Nada sama sekali sampai suatu saat keajaiban pun datang dan mengubah semuanya..
Tak sampai di situ, masih banyak Lika liku kehidupan yang harus Nada hadapi sampai akhirnya ia menemukan kebahagiaan yang sebenarnya.
mau tau kelanjutan nya? yuk di baca 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azalea Novarina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Cassie mulai mengambil langkahnya dan menghampiri mereka yang masih canggung. Saat mendengar suara langkah kaki seseorang, Elvin menoleh dan segera memberi penjelasan pada Cassie. "sayang, sejak kapan kamu disini?" tanya Elvin.
"belum lama, kenapa kalian terlihat canggung seperti itu? Nad apa semuanya udah selesai?" saut Cassie dengan begitu santai.
"belum Bu tinggal sedikit lagi" jawab Nada.
"baiklah aku akan membantu mu"
"dan kamu, cepatlah mandi dan ganti pakaian mu" sambung Cassie pada suaminya.
Elvin berjalan meninggalkan dapur dan menuju ke kamarnya, "bagaimana dia terlihat begitu santai setelah melihat semuanya? kamu juga Vin.. kenapa bodoh sekali sembarangan peluk orang" gumam Elvin dalam batin nya.
Sementara itu di dapur, hanya terdengar suara alat masak tanpa terdengar suara dari mulut Cassie maupun Nada. "kenapa suasananya jadi seperti ini? apa Bu Cassie tadi melihat semuanya? tapi ini salahnya pak Elvin" ucap batin Nada yang berdiri di depan sebuah wajan yang berisi minyak panas. Nada yang setengah melamun hampir memegang wajan panas tersebut, namun dengan sigap Cassie menarik tangan Nada dan menyadarkan dari lamunan nya.
"apa kau sudah gila? tangan mu bisa terluka kalau kamu memegang nya secara langsung!" ucap Cassie yang sedikit marah dengan kecerobohan Nada.
Nada hanya meminta maaf dengan kecerobohan nya itu. "apa yang ada di pikiran mu? sampai kamu tidak fokus seperti itu?" tanya Cassie.
"aku hanya kepikiran masalah tadi, aku benar-benar minta maaf, tapi aku gak salah pak Elvin yang datang dengan tiba-tiba dan memeluk aku, maafin aku" ucap Nada tertunduk.
"ha? hahaha... astaga Nada, kenapa kau begitu bodoh? aku sama sekali gak marah, karena aku tau itu hanya kesalahan Elvin, dia pasti mengira yang disini dari tadi tuh aku, makanya dia seperti itu, sudah jangan kamu pikirkan sungguh konyol" jelas Cassie.
Beberapa menit kemudian, dua orang wanita itu pun selesai menyajikan masakan nya, Cassie pergi menemui Elvin yang masih berada di dalam kamarnya. Setelah Cassie berada di dalam kamar, dengan tiba-tiba Elvin memeluk Cassie dan ikut meminta maaf seperti apa yang Nada lakukan. Cassie hanya tertawa mendengar semua ucapan Elvin dan ia menjelaskan kembali seperti apa yang ia jelaskan pada Nada sebelumnya.
Setelah menjelaskan semuanya Cassie mengajak Elvin ke ruang makan untuk makan malam, saat mereka melangkahkan kakinya tiba-tiba ponsel Cassie berdering, Elvin segera mengambil ponsel Cassie yang terletak di sebuah meja yang kebetulan tak jauh dari tempat Elvin berdiri. Felix memanggil. . . sebuah nama yang tertera di layar ponsel milik Cassie. Belum sempat Elvin menjawab telpon tersebut, Cassie telah berhasil merampas nya dan bergegas pergi keluar kamar meninggalkan Elvin.
"siapa yang menelpon nya? kenapa dia harus pergi menjauh dan terburu-buru?" gumam Elvin yang kemudian pergi menuju meja makan.
Sampai di sebuah ruang makan, Elvin tidak menemukan sesosok Cassie, ia hanya melihat Nada yang sedang menata beberapa piring dan menuangkan segelas air putih.
"malam pak" ucap Nada menyapa Elvin dengan badan yang agak membungkuk untuk menghormatinya.
Elvin hanya mengangguk dan menarik sebuah kursi yang akan ia duduki. Tak lama setelah itu, Cassie datang menghampiri Elvin dan duduk di hadapan nya. Elvin hanya melirik sekilas lalu mengambil beberapa lauk ke dalam piring nya dan segera menyantap nya.
"Nad.. sini duduk di sebelah" ucap Cassie pada Nada yang masih berdiri di tepi meja.
Nada hanya menuruti dengan apa yang di katakan Cassie. ia duduk di sebelah majikan sekaligus sahabatnya itu. Makan malam pun berjalan dengan suasana yang begitu hening tanpa sepatah kata pun yang mereka ucapkan sampai akhirnya selesai. Elvin yang telah selesai lebih dulu bergegas pergi menuju ruang kerja nya tanpa berpamitan pada Cassie.
"apa kalian ada masalah?" tanya Nada pada Cassie karena melihat Elvin yang tak seperti biasanya.
"gak ada apa-apa, kamu gak perlu khawatir dia udah biasa seperti itu" jawab Cassie yang telah selesai makan malam.
"ahh baiklah.. biar aku membereskan semua nya" ucap Nada yang kemudian berdiri dan membereskan semuanya.
"jangan terlalu capek Nad, bisa di kerjakan besok sekarang istirahatlah" ucap Cassie.
"gak papa Bu, aku gak capek kok ibu istirahat aja" ucap Nada dengan senyuman nya.
Cassie mulai melangkahkan kaki nya untuk menyusul Elvin, ia pergi ke kamarnya namu tidak ada tanda-tanda keberadaan Elvin disana, Cassie pun memutar balik dan pergi menuju ruang kerja Elvin, dan benar saja Elvin sedang duduk di tempat kerja nya dengan sebuah laptop yang menyala di hadapan nya. Cassie berjalan menghampiri Elvin dengan pesona nya untuk untuk menggoda suaminya. Namun Elvin hanya melirik sekilas dan kembali fokus dengan laptopnya.
"apa kau tak menganggap ku disini?" ucap Cassie.
"tidurlah, kamu terlalu banyak aktivitas hari ini" ucap Elvin tanpa menatap Cassie.
"ada masalah bilang! jangan diam seperti seolah-olah tak ada beban di pikiran kamu!" ucap Cassie dengan ketegasannya.
"aku lagi gak mau debat, cepatlah masuk kamar" ucap Elvin dengan sikap dingin nya.
braaakkk... Cassie memukul meja Elvin dengan sebelah tangan nya hingga membuat Elvin kaget dan berdiri dari duduk nya.
"apa kamu lupa aku siapa? cepat bilang apa yang membuat mu seperti ini?" tanya Cassie.
"siapa pria yang menelpon mu tadi? kenapa kamu harus pergi untuk menjawab telpon nya? apa dia salah satu orang spesial buat kamu?" beberapa pertanyaan Elvin lontarkan pada Cassie.
"yak! apa kau marah gara-gara cemburu hah? aish. . . menyebalkan" saut Cassie.
"apa benar kamu bermain di belakang aku? atau jangan-jangan anak yang kamu kandung bukan anak aku? jawab Cassie!"
"jaga ucapan mu Elvin!! kenapa kamu berpikiran kotor sepeti itu hah? Felix hanya teman aku, dia dokter yang selama ini membantu aku untuk program kehamilan, dan kamu malah menuduh aku yang lain? dimana pikiran mu tuan Elvin!" tegas Cassie dengan nada bicara yang tinggi.
Selama ini Cassie tidak pernah membentak atau melawan suami nya, namun untuk kali ini ia merasa tidak terima di tuduh begitu aja hingga amarah Cassie bergejolak dan memuncak. "sungguh menjijikan!" ucap Cassie mengambil langkahnya dan berjalan meninggalkan Elvin. Sebelum sampai di sebuah pintu Cassie merasakan sakit yang begitu menusuk di kepalanya hingga membuat ia hilang keseimbangan. Melihat kondisi Cassie yang seperti itu Elvin segera berlari ke arah nya dan menahan Cassie.
"Cassie... sayang kamu kenapa?"
"aku gak papa, lepaskan aku" ucap Cassie membetulkan posisinya.
"maaf aku lagi ada beberapa masalah di perusahaan, jadi gak bisa berfikir jernih" ucap Elvin.
"sudahlah lupakan, aku ke kamar duluan"
"aku akan mengantarmu"
"gak perlu, urus aja semua pekerjaan mu" ucap Cassie yang masih kesal.
Karena tidak tega Elvin melihat kondisi istrinya yang seperti itu dan untuk menebus kesalahannya Elvin menggendong Cassie layak nya sepasang pengantin dan membawa nya ke kamar. Ia menurunkan Cassie di sebuah tempat tidur dan menemani nya hingga Cassie tertidur dengan lelap.
"maaf, aku janji ini untuk yang pertama dan terakhir kali nya kita bertengkar" ucap Elvin.
***
Bersambung. . .