"1 salah 5 ciuman"
"Enak aja lo,gak gue gak mau!"
"Terserah"
"Ehh lo mau apa!?"
"Ngelaporin lo ke pak bima"
"Ehh setan jangan! iya udah iya! gue mau"
***
Fika lavina maureen. murid yang terkenal bodoh dalam pelajaran matematika, nilai nya yg selalu anjlok dan jauh dari kkm, membuat dirinya harus les privat matematika bersama seorang murid yg terkenal pintar, namun seorang itu tak lain adalah tetangga nya sendiri.
Arkan keano. tetangga Fika, menurut Fika sifat Arkan berbeda dengan nya, jika Arkan disekolah sangat sangat menyebalkan, namun bersama dirinya sifat nya berubah total.
lalu bagaimanakah kisah kedua nya?
apa mungkin mereka tidak menjalin hubungan?
"SUMPAH SUMPAH GUE BAKAL STRESS!"
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aniya Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Kiss mark
Arkankeano_ ke rumah gue cpt.
Deg!
Aland gimana? Fika menatap Aland dengan sorot mata ragu.
“Land dah malem, lo gak mau pulang?” tanya Fika memiringkan kepalanya.
“Gak gue masih mau disini” jawab Aland, menyampingkan rambut Fika ke telinga kiri.
Aland melihat ponsel Fika.
Drrrtttt…
ArkanKeano_ calling..
Ponsel Fika bordering, matanya membulat sempurna saat mengetahui siapa yang menelponnya.
“Ha..lo?” suaranya terlihat gugup saat ia menerima panggilan.
“Kerumah gue cepet!” balas Arkan dengan penekanan kata.
“Tap— Eghh” Fika mendesah.
Aland tahu bahwa Arkan menelpon Fika, sebuah ide
muncul dibenaknya. Aland menelusup ke ceruk leher Fika, mengendus-endus disana. Membuat Fika geli.
“…”
“Ar..kan..uhhh…ntarr guehh kesanahh” ucap Fika, ia berusaha menghindari Aland.
Namun Aland malah membuat tanda kepemilikan di leher jenjang Fika. Fika mematikan sambungan telephone.
Sedangkan Arkan yang mendengar suara Fika yang seperti mendesah, ia cukup kaget. Apa yang mereka lakukan disana? Pikirnya.
Matanya mengarah ke jendela kamar Fika, namun sayang jendela tersebut telah tertutup. Sedikit cela Arkan melihat Aland yang sedang mencium leher Fika.
Deg!
Matanya membulat.
“Aland lo seenaknya nyium gue!” protes Fika mendorong Aland dengan dirinya yang sudah berdiri protes.
“Ma’af Fik..hilap” jawabnya mangut-mangut.
“Hilap-hilap, gue sekolah kek mana coba! Ntar kalo ditanya guru ini kok unggu gue jawab apa?! Digigit nyamuk gak sampe begini..!” sesal Fika melihat tanda ungu kemerahan yang berada dilehernya. Mencoba untuk menghilangkannya, namun hasilnya nihil.
“Ya lo ngacangin gue, mangkanya gue kek gitu”
“Lo..!! isssssshhh” Fika menarik Aland dan mendorongnya untuk keluar dari kamar.
“Gua marah!” ucap Fika lalu lalu langsung mendorong pintunya agar tertutup.
Dup! pintu kamarnya ia kunci. Kenapa ia sangat sensi sekali? Padahal kemarin Arkan malah menciumnya di bibir. Tanpa status apapun? Sedangkan Aland adalah pacarnya.
“AAAAAA INI GIMANA NGILANGINNYA COBA!! NTAR KALO ARKAN LIAT BISA GAWA, DIKIRA GUE CEWE MURAHAN!!” teriaknya setelah Aland pergi, tangannya yang sibuk menghilangkan tanda berwarna merah keunguan tersebut.
Drrttt..
ArkanKeano_ Calling…
Fika langsung mengambil ponselnya dan memencet tombol hijau.
“Cepet”. Tip. Baru saja akan membalas perkataan Arkan, namun sudah Arkan sudah mematikan samBungan telphonenya.
“Ni anak juga, belom juga ngejawab udah dipatiin aja!!” kesalnya.
Tingnung~ Fika memencet bel rumah Arkan.
Udah gue duga lo bakal kesana Fik.. geming seseorang memperhatikan Fika dari jauh.
Ckleekk
Pintu terbuka, menampikan seorang yang tengah menatap Fika dengan tatapan yang tajam namun datar.Tatapan yang membuat Fika membeku ditempat.
“Lama!” sinis Arkan, mendeluankan jalannya.
Sedangkan Fika mengikutinya dari belakang. Namun
langkahnya terhenti saat Tante Kia memanggilnya.
“Lohh Fika? Kamu sakit?” tanya Tante Kia mendekati Fika.
“Engg..gak Tante” ucap gugup Fika, matanya beralih ke meja makan, terdapat seseorang yang ia ketahui adalah Papi Arkan.
“Om..” sapa Fika, Om Arga mengangguk, Fika cengegesan.
“Tan, Fika ke kamar Arkan dulu..” ucap Fika, Kia mengangguk sambil megelus punggung Fika.
Huhfttt untung aja… Hela Fika.
Cklekk..
Fika membuka pintu kamar arkan, lalu masuk dan
menutupnya kembali. Fika kaget, karena Arkan yang menatapnya dari bawah sampai atas dengan tangan yang melipat di dada.
Gue aneh? Apa cantik?
“Lo ngapain pake syal-syal segala?” tanya Arkan. Yap
Fika memakai syal.
“Enggg..gak papa si..” ucap Fika cengengesan. Kenapa ia memakai syal? Sebab tadi ia bingung bagaimana cara untuk menutupi tanda ungu dilehernya, ia tak ingin dicap murahan oleh Arkan. Namun ia tidak mengetahui bahwa Arkan telah mengetahuinya.
Arkan melanjutkan aktivitasnya, mencari buku matematika untuk Fika pelajari. Sebab beberapa hari lagi UNBK akan segera dilaksanakan dan kemudian hari kelulusan.
“Arkan idupin Ac nya.. panass tau..” cemberut Fika sambil mengipasi lehernya yang panas. Memakai syal yang tebal, uhh Fika tidak suka.
“Udah, liat aja tuh” ucap Arkan, Fika melihat ke arah Ac kamar Arkan, yaps telah hidup. Lalu mengapa panas sekali?
“Masih panass…” keluh Fika.
“Dingin gini, lo kepanasan karna tuh syal, buka aja” suruh Arkan.
“Ihh gak!” tolak Fika.
“Yaudah terserah”ucap Arkan.
“Uuh panas bangett..”
“Pen buka baju rasanya”
“Isshh ini syal bikin ribet aja!”
“Mama.. panas bangettt.. huhfffttt” kelah-keluh Fika.
Arkan menghela nafasnya panjang, ia mendekati Fika. Fika kaget dengan Arkan yang mendekatinya.
“Lo kenapa deket-deket?” tanya Fika. Arakan diam.
“Arkan lo kenapa! Natep gue gitu amat!” was-was Fika.
Fika yang memang sudah duduk di ranjang Arkan, was-was karena Arkan yang mendekati tubuhnya. Kedua tangan Fika yang bertumpu pada kasur king size milik Arkan. Fika memejamkan matanya, eskpresi gugup. Membuat Arkan harus menertawai wajah Fika dalam hatinya.
Dan…
Sreeettt…
Syal Fika di tarik oleh Arkan, Fika membuka matanya, tangannya yang langsung menutup dibagian tanda ungu kemerahan. Arkan menatapnya, dengan ekspresi yang tak bisa diartikan. Syal yang masih Arkan pegang ditangannya.
“Ini.. Buu--”
“Mau gue ilangin?” tawar Arkan. Fika melotot terkejut,
bagaimana cara menghilangkannya? Fika memakai apapun di kamarnya seperti sabun, bedak, krim apapun itu yang berada di kamarnya untuk menghilangkan tanda tersebut namun nihil tanda itu tak hilang.
Tiba-tiba Arkan mendekat…
Dan…
serahknlah mlikmu kpda yg brhak n yg sdah halal.