Zahwa adalah seorang gadis soleha yang cantik dan juga baik hati, rela menerima perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya kepada anak temannya pak Gunawan Wijaya demi membalas budi kepada temannya itu, karna dulu disaat mereka kesusahan ekonomi pak Gunawan lah yang telah bembatu memberikan modal kepada ayahnya.
Anton Wijaya adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan tubuh yang perfek, ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya yang sudah pasti jatuh kepadanya sebagai anak laki laki membuat setiap wanita terpesona dan ingin menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Zamartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Mobil Anton sudah tiba di depan toko kue milik Zahwa, setelah menyalami dan mencium tangan suaminya, Zahwa keluar dari mobil, dia memasuki toko setelah mobil Anton kembali berjalan meninggalkan dirinnya menuju kantor.
"Assalamualaikum, pagi semua." sapa Zahwa kepada karyawan karyawan yang nampak bengong karna kali ini Zahwa tidak menaiki taksi seperti biasanya, tapi malah turun dari mobil mewah.
"Waalaikum salam." jawab mereka bersamaan.
Lina yang melihat Zahwa nampak pucat, mendekati atasannya itu dan bertanya tentang keadaannya.
"Mbak, kenapa nampaknya mbak pucat sekali, apa mbak sedang sakit.?" tanya Lina.
"Tidak Lin, aku hanya kurang tidur." Zahwa menjawab sambil menguap yang ditutupi dengan tangannya.
"Mbak begadang ya, apa suami mba masih sakit.?" Lina kembali bertanya.
"Tidak juga, dia sudah sehat dan sudah kembali berkerja. Oh ya Lin apa hari ini kita banyak pesanan kue.? Zahwa menjawab dan kembali bertanya.
"Ya lumayan mbak, tapi kalau mbak masih ngantuk silahkan tidur saja, hari ini tidak ada pesanan yang begitu sulit, insya Allah kami semua bisa mengerjakannya." ujar Lina sambil tersenyaum dan mengedipkan matanya kepada Zahwa.
"Baiklah kalau begitu mbak tidur dulu ya." Zahwa pun memasuki kamar yang ada di dalam tokonya.
Di dalam toko Zahwa, memang terdapat sebuah kamar, dulu sebelum menikah Zahwa selalu menginap dan menempati kamar itu sendiri.
Sementara di kantornya, setelah mobilnya berhenti didepan gedung yang menjulang tinggi, security penjaga pintu masuk segera berlari kecil menghampiri dan membuka kan pintu mobil yang dikendarai Anton, dia keluar dari dalam mobil dan menyerahkan kunci mobilnya kepada security itu, memberi perintah agar mobilnya diparkirkan pada tempatnya.
Anton memasuki gedung menuju ruangannya, para pegawai memberikan penghormatan dan menyapa atasan mereka itu.
"Selamat pagi pak." Ucap para pegawai yang kebetulan melihat atau berpapasan dengan atasan mereka itu.
"pagi" balas Anton dengan menganggukan sedikit kepalanya dan tersenyum.
Anton memang menuruni sifat dari ayahnya yang Ramah dan tidak sombong, hal itu membuat semua karyawan senang kepadanya dan mereka semua merasa betah bekerja dengannya. Banyak karyawan wanita yang masih single dan juga cantik menyukai dan mengagumi ketampanan atasan mereka itu, namun tak satu pun dari mereka bisa merebut hati Anton. Karna mengetahui bahwa Anton sudah menikah, mereka semua pun bisa menjaga sikap, dan tidak lagi berusaha mendekati dan mendapatkan atasan mereka itu, karna fikir mereka itu hanya akan percuma dan sia sia saja.
Setelah memasuki ruangannya, Anton meletakkan tas kerja yang ia bawa ke atas meja kerja, lalu ia memasuki sebuah kamar yang ada pada sudut ruangan kerjanya, Anton pun merebahkan tubuhnya dan tertidur dengan pulas.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, jam dimana waktunya para pekerja untuk istiraha dan makan siang. Namu di dalam toko, Zahwa sama sekali belum nampak keluar dari kamarnya, Lina juga jadi khawatir dengan keadaan Zahwa, dia belum makan siang apa lagi sebentar lagi memasuki waktunya sholat Dzuhur, semua karyawan tahu kalau Zahwa memang tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu kecuali kalau dia lagi kedatangan tamu special nya.
Tok, tok ,tok..
"Mbak Zahwa, mbak sudah jam makan siang mbak." Lina mengetuk pintu dan berusaha membangunkan Zahwa
Didalam kamar Zahwa membangunkan tubuhnya dengan paksa, dia lalu membuka pintu dalam keadaan masih setengah sadar.
ckelek..
"Iya ada apa.?" Zahwa bertanya dengan mata terpejam.
"Makan dulu mba sudah siang, sebentar lagi juga waktunya sholat Dzuhur mbak." Ucap Lina pada Zahwa, Lina nampak tersenyum melihat tingkah atasannya itu.
"Astaghfirullah hal'azim." Zahwa terkejut dia baru sadar bahwa dirinya sedang tertidur di toko bukan dirumahnya.
Dia berlari masuk ke dalam kamar kembali dan mengambil jilbab yang lupa ia kenakan.
"Apa kalian semua sudah makan." tanya Zahwa lagi pada Lina.
"Belum mbak, anak anak sedang keluar mencari makan siang mbak, rencananya kami akan makan siang di sini saja, mbak mau dibelikan sesuatu.?" Lina kembali bertanya pada Zahwa.
"Tidak usah, aku ikut kalian saja ya." ucap Zahwa, Setelah membersihkan diri ia ikut bergabung, makan bersama anak anak yang lain dan kemudian mereka melaksanakan sholat Zuhur.
Di Kantor juga terjadi hal yang sama, Anton pun sama sekali tidak bergerak dari dalam kamarnya, karna atasannya hari ini sama sekali tidak memanggil apa lagi menampakkan batang hidung, sekertarisnya pun mencoba untuk mengetuk pintu ruangannya, karna lama tidak ada jawaban dari dalam, dia memberanikan diri untuk membuka pintu, tapi lagi lagi dia tidak menemukan Atasannya.
Mungkin pak Anton tertidur diruangan kamarnya. fikir sekertarisnya itu lalu iya pergi meninggalkan ruangan itu.
Anton terbangun saat dirinya merasakan lapar setelah pukul dua siang, dia bangkit dan duduk ditepi kasurnya, dia kaget saat melihat jam ditangannya ternyata dia tertidur dalam waktu yang cukup lama, Antonpun tersenyum kecil memicingkan bibirnya sambil memijat mijat dahi.
Aku tertidur lama sekali sampai jam segini, lalu bagai mana dengan keadaan Zahwa disana,? Ternyata perbuatanku semalam benar benar menguras tenaga hahahaa.. fikir Anton dalam lamunannya.
Sementara itu diri dalam bandara, setelah melakukan perjalanan jauh seorang prempuan berparas cantik dan berpenampilan elegan terlihat berjalan keluar dari dalam, dia berjalan menuju parkiran namun saat sedang berjalan ada seseorang terlihat mendekatinya.
"Selamat siang non."
"Siang pak, apa kabar." tanya prempuan itu pada laki laki itu yang ternyata supirnya.
"Alhamdulillah saya baik non." jawabnya sambil tersenyum dan mengambil koper yang ada dalam genggaman prempuan itu.
Mereka menaiki sebuah mobil, dan berlalu pergi meninggalkan bandara. Didalam mobil, sopir itu kembali bertanya.
"Non Sarah mau dihantar kerumah tuan dan nyonya, atau ke apartemen saja?" tanya sopir itu sopan.
"Kita kerumah mama dan papa saja pak." jawabnya sambil tersenyum.