NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Sebagai Kaisar Iblis

Terlahir Kembali Sebagai Kaisar Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi
Popularitas:440
Nilai: 5
Nama Author: BUBBLEBUNY

Arsenio Elvarendra, mafia kejam yang dihianati orang kepercayaannya, terlahir kembali di sebuah singgasana yang sangat megah sebagai Kaisar Iblis. Di dunia barunya, ia bertemu seorang wanita cantik—Dia seorang dewi yang menyembunyikan identitasnya.

Bisakah Arsenio mengungkap jati diri sang Dewi? Akankah cinta mereka mengubah jalan takdir di antara kegelapan dan cahaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kuil yang Terlupakan

Lilith membantu Lucifer berdiri, dan mereka berdua melarikan diri dari tempat itu, meninggalkan mayat para anggota Kultus Bayangan di belakang. Mereka berlari melalui hutan yang gelap dan berbahaya, menghindari pepohonan yang tinggi dan bengkok dan bayangan yang menari-nari.

"Ke mana kita pergi, Lilith?" tanya Lucifer, suaranya lemah.

"Kita harus mencari Ezra, Yang Mulia," jawab Lilith. "Dia mungkin dalam bahaya."

"Kau benar," kata Lucifer. "Sistem, berikan aku lokasi Ezra."

[Sistem: Memuat Lokasi. Ezra berada di Kuil Kuno, sekitar satu kilometer dari lokasi Anda saat ini.]

"Kuil Kuno?" tanya Lucifer. "Itu tempat yang berbahaya. Kita harus bergegas."

Mereka berlari menuju Kuil Kuno, Lilith memimpin jalan. Dia adalah mata-mata yang terampil, dan dia tahu cara menavigasi hutan yang gelap dan berbahaya.

Setelah beberapa saat, mereka tiba di Kuil Kuno. Itu adalah bangunan besar dan kuno yang terbuat dari batu hitam. Kuil itu dikelilingi oleh dinding tinggi, dan gerbangnya dijaga oleh dua patung gargoyle yang menakutkan.

"Ini dia," kata Lilith. "Kuil Kuno."

"Ini tempat yang menakutkan," kata Lucifer. "Apa kau yakin Ezra ada di dalam?"

"Aku yakin, Yang Mulia," jawab Lilith. "Aku merasakan kehadirannya di dalam."

"Baiklah," kata Lucifer. "Mari kita masuk."

Mereka mendekati gerbang dan mencoba membukanya, tetapi gerbang itu terkunci.

"Gerbangnya terkunci," kata Lilith. "Kita harus mencari cara lain untuk masuk."

"Aku punya ide," kata Lucifer.

Dia mengangkat tangannya dan melepaskan ledakan energi yang dahsyat, menghancurkan gerbang menjadi berkeping-keping.

"Itu dia," kata Lucifer. "Mari kita masuk."

Mereka memasuki kuil dan menemukan diri mereka berada di halaman yang besar dan kosong. Halaman itu dikelilingi oleh bangunan-bangunan kuno, dan di tengahnya berdiri sebuah altar batu.

"Ezra!" teriak Lucifer. "Di mana kau?"

Tidak ada jawaban.

"Ezra!" teriak Lilith. "Apa kau di sini?"

Tiba-tiba, sebuah suara membelah udara.

"Selamat datang, Lucifer Morningstar."

Lucifer dan Lilith berbalik dan melihat seorang pria berdiri di atas altar. Pria itu mengenakan jubah hitam dan memegang tongkat aneh.

"Siapa kau?" tanya Lucifer.

"Namaku Malachi," jawab pria itu. "Dan aku adalah pemimpin Kultus Bayangan."

Lucifer mengerutkan kening. "Kau yang menyuruh mereka untuk mengejar Ezra?" tanya Lucifer.

"Benar," jawab Malachi. "Aku menginginkan Tongkat Genesis, dan aku tahu bahwa Ezra akan membawanya ke kuil ini."

"Kau tidak akan mendapatkan Tongkat Genesis," kata Lucifer.

"Kau salah," kata Malachi. "Aku sudah mendapatkannya."

Malachi mengangkat tongkatnya, dan sebuah kotak kayu muncul dari udara tipis. Malachi membuka kotak itu dan mengeluarkan Tongkat Genesis.

"Inilah dia," kata Malachi. "Kekuatan yang akan membuatku menjadi penguasa neraka."

Lucifer mengepalkan tinjunya. "Kau tidak akan menggunakan Tongkat Genesis untuk tujuan jahat," kata Lucifer.

"Kau tidak bisa menghentikanku," kata Malachi. "Aku memiliki kekuatan kegelapan di sisiku!"

"Kita lihat saja nanti," kata Lucifer, menyerang Malachi dengan kecepatan kilat.

Lucifer menyerang Malachi dengan kecepatan kilat, tetapi Malachi siap. Dia mengangkat Tongkat Genesis dan melepaskan ledakan energi gelap yang kuat, mengenai Lucifer dengan kekuatan penuh. Lucifer terhuyung mundur, merasakan rasa sakit yang membakar di sekujur tubuhnya. Dia jatuh ke tanah, napasnya tersengal-sengal.

"Kau tidak bisa mengalahkanku, Lucifer," kata Malachi, suaranya penuh kemenangan. "Aku memiliki kekuatan Tongkat Genesis di sisiku!"

"Tidak mungkin..." gumam Lucifer lemah.

"Sudah berakhir, Lucifer," kata Malachi, mendekatinya. "Kau kalah."

Dia mengangkat Tongkat Genesis, siap untuk memberikan pukulan yang mematikan. Tetapi pada saat itu, Lilith menyerang. Dia berlari ke arah Malachi dengan kecepatan kilat, pedangnya terhunus. Dia menyerang Malachi dengan kekuatan penuh, mencoba merebut Tongkat Genesis darinya.

Malachi menangkis serangan Lilith dengan Tongkat Genesis, melepaskan ledakan energi gelap yang kuat yang mengenai Lilith dengan kekuatan penuh. Lilith terhuyung mundur, merasakan rasa sakit yang membakar di sekujur tubuhnya. Dia jatuh ke tanah, napasnya tersengal-sengal.

"Lilith!" teriak Lucifer.

"Aku baik-baik saja, Yang Mulia," kata Lilith, meskipun dia tahu itu bohong. "Tapi kita harus menghentikan Malachi. Dia terlalu kuat."

"Aku tahu," kata Lucifer. "Tapi bagaimana?"

Pada saat itu, sebuah suara membelah udara.

"Aku mungkin punya ide."

Lucifer dan Lilith berbalik dan melihat Ezra berdiri di pintu masuk.

"Ezra!" teriak Lucifer. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku datang untuk membantu," jawab Ezra. "Aku tahu cara mengalahkan Malachi."

"Bagaimana?" tanya Lucifer.

"Kau harus menggunakan kekuatanmu untuk menghancurkan Tongkat Genesis," jawab Ezra. "Itu satu-satunya cara untuk menghentikannya."

"Tapi Tongkat Genesis terlalu kuat," kata Lucifer. "Aku tidak tahu apakah aku bisa menghancurkannya."

"Kau harus mencoba, Lucifer," kata Ezra. "Ini satu-satunya harapan kita."

Lucifer menatap Ezra, pikirannya dipenuhi dengan pikiran. Dia tahu bahwa Ezra benar. Dia harus mencoba menghancurkan Tongkat Genesis. Dia mengambil napas dalam-dalam dan berdiri dari tanah. Dia memfokuskan semua kekuatannya dan melepaskan ledakan energi yang dahsyat. Ledakan energi itu mengenai Tongkat Genesis dengan kekuatan penuh, menghancurkannya menjadi berkeping-keping. Malachi berteriak kaget. Dia jatuh ke tanah, tidak berdaya.

"Tidak mungkin..." gumam Malachi. "Aku... aku tidak bisa kalah..."

"Sudah berakhir, Malachi," kata Lucifer, mendekatinya. "Kau kalah."

Dia mengangkat pedangnya dan memenggal kepala Malachi. Dengan kematian Malachi, Kultus Bayangan dikalahkan. Lucifer berbalik dan tersenyum pada Ezra dan Lilith.

"Kita berhasil," kata Lucifer. "Kita menang."

Namun, senyum itu dengan cepat memudar. Tubuhnya terasa berat, dan pandangannya mulai kabur. Dia merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya, dan dia tahu bahwa dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

"Yang Mulia!" teriak Lilith, melihat Lucifer mulai terhuyung.

"Lucifer!" teriak Ezra, berlari ke arahnya.

Namun, sudah terlambat. Lucifer jatuh ke tanah, tidak sadarkan diri.

"Lucifer!" teriak Ezra, berlutut di sisinya. "Lucifer, bangun!"

Lilith mendekat dan memeriksa denyut nadi Lucifer.

"Dia masih hidup," kata Lilith, merasa lega. "Tapi dia terluka parah. Kita harus membawanya kembali ke kerajaannya secepat mungkin."

"Kau benar," kata Ezra. "Aku akan membuat portal."

Ezra mengangkat tangannya dan mengucapkan mantra. Seketika, sebuah portal terbuka di hadapan mereka, menampilkan pemandangan Kerajaan Iblis.

"Ayo," kata Ezra. "Kita harus membawanya."

Ezra dan Lilith mengangkat Lucifer dan membawanya melalui portal. Mereka tiba di ruang perawatan Kerajaan Iblis, tempat para tabib dan penyihir terbaik menunggu mereka.

"Cepat!" teriak Ezra. "Dia butuh bantuan segera!"

Para tabib dan penyihir bergegas ke sisi Lucifer dan mulai bekerja. Mereka menggunakan sihir dan obat-obatan untuk menyembuhkan luka-lukanya dan memulihkan energinya. Ezra dan Lilith menunggu dengan cemas di luar ruangan, berdoa agar Lucifer selamat. Setelah beberapa waktu yang terasa seperti selamanya, salah satu tabib keluar dari ruangan.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Ezra.

"Dia stabil," jawab tabib itu. "Tapi dia masih tidak sadarkan diri. Dia kehilangan banyak darah dan energinya terkuras habis. Kita harus menunggu sampai dia bangun untuk mengetahui apakah dia akan pulih sepenuhnya."

Ezra dan Lilith menghela napas lega.

"Terima kasih," kata Ezra. "Kami sangat menghargai apa yang telah kau lakukan."

"Itu adalah tugas kami," jawab tabib itu. "Sekarang, kalian berdua harus istirahat. Kalian sudah melalui banyak hal."

Ezra dan Lilith mengangguk dan pergi, meninggalkan Lucifer di tangan para tabib. Mereka berjalan ke ruang tunggu dan duduk di kursi. Mereka berdua merasa lelah dan khawatir.

"Apa yang akan kita lakukan jika Yang Mulia Lucifer tidak selamat?" tanya Lilith.

"Aku tidak tahu," jawab Ezra. "Tapi kita tidak boleh menyerah. Kita harus percaya bahwa dia akan selamat. Dia adalah Lucifer Morningstar, Kaisar Iblis. Dia adalah orang yang kuat dan tangguh. Dia akan melewati ini."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!