Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Para warga desa di giring menuju suatu tempat, entah bagaimana nasibnya.
"Mau dibawa kemana mereka, Pangeran?" tanya Ratih yang bertanya pada Naga Seta yang ada di depannya.
Ratih dan Naga Seta masih ada di Balairung pertemuan, di kelilingi para Patih dan Senopati. Lalu Naga Seta mengangkat tangannya sebagai kode.
"Dayang!" panggil Naga Seta.
"Ya Gusti," ucap Dayang mendekat tergopoh-gopoh.
Dayang dengan kemben warna coklat dan jarik batik, tak lupa rambutnya di sanggul dengan hiasan bunga warna putih.
"Bawa calon permaisuri ke kamar, aku masih ada urusan sebentar."
"Baik Gusti," patuh Dayang itu.
"Mari," ajaknya pada Ratih.
Ratih melangkah keluar Balairung istana, keduanya berjalan menuju lorong-lorong istana dengan hiasan ukiran naga dan bunga khas ala kerajaan nusantara di setiap tiang.
"Dayang," kata Ratih dengan lirih.
"Ya Kanjeng," sahut Dayang yang berjalan di belakangnya.
"Aku mau ke taman," pinta Ratih.
"Tapi Yang Mulia Pangeran meminta hamba untuk mengantar Gusti ke kamar," ucap Dayang itu.
"Aku tahu, sebelum menikah aku mau menenangkan diri dulu."
Ratih bicara pada dayang itu, dan dayang itu menyetujui permintaan Ratih untuk mengantarkannya ke taman istana.
Di taman istana ala kerajaan nusantara, disana ada gapura di ukir dari batu. Para prajurit dengan membawa tombak di taman yang sedang berjaga menunduk hormat pada Ratih.
Ratih hanya tersenyum lalu duduk di batu dengan ukiran yang di pahat jadi bangku taman, disana Ratih duduk sambil merenungkan nasibnya.
Ratih merasakan angin sepoi-sepoi-----arus sungai yang lembut membuat angin sepoi-sepoi yang menerbangkan rambutnya.
"Dayang duduklah di sampingku," pinta Ratih setelah memejamkan mata dan membukanya.
"Tapi Gusti-----" ucapan kalimat dayang itu di potong cepat oleh Ratih.
"Aku yang memintanya kamu tak perlu takut," ujar Ratih memotong kalimat dayang itu.
Di taman dengan penuh bunga seperti air berpedar, Ratih berbincang kepada dayang itu mengenai bagaimana bangsa siluman bisa hidup lama.
"Usia saya 700 tahun, dan saya di tugaskan di istana ini setelah beberapa kali migrasi tak menentu," jawab dayang itu.
"Siapa namamu?" tanya Ratih.
"Mohon ampun Gusti, Hamba tak bisa memberitahukan nama Hamba sesuai yang di titahkan pangeran," kata Dayang itu.
Ratih hanya menghela nafas lelah lalu dirinya memejamkan mata sekali lagi, jika dirinya menolak sang pangeran---maka pria itu punya seribu macam cara agar dia bisa memperistrinya.
Memang disini semua kebutuhannya terpenuhi, dari perhiasan, kemewahan, dan semuanya. Namun di balik keindahan itu hatinya masih bergejolak.
Setiap malam ia menatap ke atas langit yang sebenarnya----langit itu adalah permukaan air yang biru, tempat ibunya tinggal sendirian di gubuk tua.
"Apakah ibuku baik-baik saja?" tanya Ratih dalam hatinya menatap langit ke atas.
"Apa kanjeng Putri memikirkan, keluarga yang masih kanjeng miliki?" tanya Dayang yang duduk di sampingnya.
Ratih hanya bisa menghela nafas dan menganggukkan kepalanya, "maaf kanjeng tapi jika ada manusia yang sudah di pilih atau di tandai oleh yang mulia Pangeran----manusia itu bisa kembali ke alamnya sesuai izin pangeran."
"Lalu bagaimana dengan saya? Saya ini manusia biasa," jawab Ratih.
Gadis ini menyadari dirinya hanya manusia biasa yang tak punya kemampuan supranatural atau sesuatu yang spesial, bagaimana dirinya bisa menarik hati siluman ular.
"Kamu hidup 700 tahun, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Ratih menatap dayang dengan serius.
"Gusti Putri bebas bertanya," sahut dayang itu.
"Apa siluman bisa menikahi manusia dan memiliki seorang anak?" tanya Ratih menatap dayang yang duduk di sampingnya.
"Iya Bisa, banyak yang seperti itu."
Ratih langsung menatap dayang itu dengan tatapan yang heran, aneh, sekaligus bingung. "Wujud anaknya nanti seperti apa?" tanya Ratih menanyakan menyeluruh.
"Banyak pendekar yang menikahi siluman atau bahkan mahkluk selain manusia, anaknya ada yang berwujud manusia dan ada yang berwujud gaib," jawab dayang itu.
Tak lama ada suara maskulin yang membuyarkan lamunan mereka, membuat kedua wanita itu menoleh ke arah suara itu.
"Kalian membicarakan apa?" suara itu.
Dayang itu langsung bersimpuh di kaki Pangeran Naga Seta, Ratih hanya diam sambil menelan salivanya menatap Naga Seta yang berdiri di hadapannya tak jauh dari sana.
"Dayang, aku menyuruhmu mengantar Ratih ke kamar...kenapa kamu bawa dia kesini," tanya sang Pangeran dengan nada yang tegas.
"Mohon ampun Pangeran...Gusti Putri yang meminta Hamba untuk mengantarnya ke taman," ucap sang dayang sambil bersimpuh.
Naga Seta menatap Ratih.
"Apa benar itu?" tanya Naga Seta menatap Ratih.
"I-iya Pangeran," jawab Ratih.
"Kamu pergilah," pinta sang Pangeran pada dayang itu.
"Baik Gusti," jawab Dayang itu yang bersimpuh, bangkit lalu pergi.
Naga Seta yang melihat dayang itu pergi langsung mendekati ke arah Ratih membuat gadis itu mundur ketakutan, saat Ratih mau mundur tangannya di tahan oleh Naga Seta.
"Pangeran," kata Ratih tenggorokannya tercekat.
Dirinya berdiri di hadapan Naga Seta yang tanpa Mahkota, tangannya yang kekar mencengkram tangan Ratih dengan erat membuat tubuh Ratih mematung.
"Kamu mau berusaha kabur?" tanya Naga Seta menatap Ratih dengan aura yang sulit di jelaskan.
Ratih hanya menggelengkan kepala seolah dirinya di intimidasi, padahal Naga Seta menjawabnya secara baik-baik hanya nadanya saja yang tegas.
"Pangeran aku merindukan Ibuku," kata Ratih dengan lirih.
"Dia baik dan aku sudah mengutus abdi dalamku, Patih Welang untuk mengirimkannya emas," jawab Pangeran Naga Seta.
Ratih langsung menatapnya tak percaya, lantaran dirinya belum melihatnya sendiri----seolah Naga Seta tahu apa yang ada di dalam pikiran Ratih---karena setiap mahkluk wujudnya jin itu bisa mengerti isi hati manusia lewat kekuatan yang sulit di jelaskan.
Pangeran Naga Seta langsung menunjukannya lewat kolam istana, menarik tangan Ratih dengan lembut.
"Lihat ini," ujarnya.
Disana Ratih melihat sang ibu sudah hidup lebih baik meski rumahnya, gubuk. Dan yang paling membuatnya kaget hanya rumahnya saja yang tak terkena banjir seolah di lewati air.
"Pangeran ini...," ujar Ratih tercekat tak percaya.
*
*
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.
Para siluman memang sangat perkasa klo soal hubungan suami istri, brbeda sm manusia. 😁
Syukur deh Ratih meminta tolong pada bulan Suti, smoga beliau bisa bantu.
Dan syukur juga Seta percaya perkataan Ratih tanpa mnaruh curiga, dia memang mncintai Ratih tp cara x salah.
Knpa harus melarang Ratih pulang ke dunia x coba, dan bukan kh Ratih dsana juga demi desa x, trus knp lg hrus mminta tumbal sgala. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Itu namanya gak ada keuntungan x buat Ratih.
Lama2 mereka tidak hnya minta tumbal babi, tp minta tumbal manusia lg.
Karena smakin dturuti, mka semakin mereka serakah.
Ujung ujungnya gak bisa lepas dri mereka klo udh bersekutu begitu, kecuali mati.
Dan yg bnyk rugi manusia x, bukan mereka. 😞😞😔
Klo berfikir secara logika sih, gak ada untung x bersekutu sm iblis, yg ada hidup selalu dlm bayang bayang ketakutan dan tekanan, dan lebih miris x Allah sangat murka dan tobatnya pun tidak diterima lg. 😭
Seharusnya klo jtuh miskin ya hrus berubah, ini malah sebaliknya.
Pasti tuh bkl diteror oleh jelmaan ular itu nanti, kan udah main nyuruh2 para antek x untuk mmbunuh ular itu.
Aq tuh semenjak baca yg horor2 gini, sering mimpi yang aneh2 thor, 😔ke mimpi ke dunia lain gitu, mlihat wujud yang aneh-aneh juga sering, bahkan mimpi diperlihatkan pesugihan pun pernah 😬😩.
Mimpi ketemu gelang emas, pas aku pegang tiba-tiba berubah jd mata uang yang aneh, trus dimata uang itu ada gambar raja yg serem bngt rambut gimbal, dan bersuara aaaaaaa bergema gitu.
Trus tidak lama keluar asap hitam pekat dri mata uang itu, tiba-tiba berubah jd sebuah peta, dimana dipeta itu aku diperlihatkan ke singgasana kerajaan gitu, terus aku melihat ada bnyk mas berlian permata yg berkilauan, serta sesajen di wadah bundar besar.
Dan aku melihat para kunti berbaris rapi , lupa ada brp barisan.
Aku lihat aura mereka juga berbeda beda, bermacam-macam warna, kecuali putih.
Aku sangat takut mlihat begituan, trs aku bca ayat kursi dlm hati kemudian kebangun deh. 😫😫😫😫
Mimpi x udh sangat lama bngt.