NovelToon NovelToon
Putra Rahasia Sang Aktor

Putra Rahasia Sang Aktor

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Pernikahan Kilat / Single Mom / CEO / Anak Genius / Romansa
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Quenni Lisa

Menikahi Pria terpopuler dan Pewaris DW Entertainment adalah hal paling tidak masuk akal yang pernah terjadi di hidupnya. Hanya karena sebuah pertolongan yang memang hampir merenggut nyawanya yang tak berharga ini.

Namun kesalahpahaman terus terjadi di antara mereka, sehingga seminggu setelah pernikahannya, Annalia Selvana di ceraikan oleh Suaminya yang ia sangat cintai, Lucian Elscant Dewata. Bukan hanya di benci Lucian, ia bahkan di tuduh melakukan percobaan pembunuhan terhadap kekasih masa lalunya oleh keluarga Dewata yang membenci dirinya.

Ia pikir penderitaannya sudah cukup sampai disitu, namun takdir berkata lain. Saat dirinya berada diambang keputusasaan, sebuah janin hadir di dalam perutnya.

Cedric Luciano, Putranya dari lelaki yang ia cintai sekaligus lelaki yang menorehkan luka yang mendalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quenni Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18 - Kebenaran?

HAPPY READING....

Jangan lupa komentarnya ya, jika ada yang terasa kurang atau menganjil. Karena sudah lama tak menulis hehe...

MAKASIH

....

Suasana pagi ini sangatlah dingin, embun pagi membuat tubuhnya menggigil kedinginan. Langkah kakinya semakin cepat, dengan tangan yang bergerak naik turun, mencoba menghangatkan tubuhnya secara instan.

Langkahnya terhenti, melihat sebuah gerobak sayur di hadapannya. Lalu berjalan mendekat dengan senyum ramah di bibirnya.

"Mang Diman!" teriaknya, sembari melambaikan tangannya.

Sang empu menoleh. "Ya? Oalah, mbak Anna, toh," sahutnya, sambil membalas senyuman Anna.

"Kirain tidak belanja, karena sudah hampir jamnya saya berangkat kok belum nongol juga, haha," kekeh Mang Diman.

Ya. Anna selalu berbelanja dengan Mang Diman sejak berada di kota ini, dia adalah gerobak sayur yang lengkap dan murah. Sengaja, ia tak menunggu di depan rumahnya, karena tak ingin mendengar ucapan para tetangganya yang selalu mengusik dirinya.

"Mbak, kenapa enggak menunggu dirumah saja? Mang juga bakalan lewat sana, jauh loh ini. Lagian, Ibu-ibu itu sudah tidak ada lagi yang membicarakannya," jelas Mang Diman. Ia tahu, kenapa Anna tak lagi menunggu di depan rumahnya, namun ia merasa kasihan melihat Anna yang berjalan jauh, pagi-pagi juga.

"Enggak apa-apa, Mang. Lagian sayakan punya motor, emang sayanya saja yang mau sekalian olahraga pagi," jelas Anna, sembari tersenyum.

Ia kembali teringat, saat dirinya benar-benar direndahkah oleh para tetangganya, tanpa rasa kasihan sedikit pun.

Flashback on.

Hari itu, Anna menunggu gerobak sayur lewat, karena biasanya ia berbelanja ke pasar. Tapi kini, ia tak lagi sanggup membawa motor karena usia kandungannya yang sudah tua, ia takut akan terjadi sesuatu yang tak diinginkan jika memaksakan diri untuk pergi menggunakan motor.

Para tetangganya sudah mulai berkumpul. Mereka saling mendekat dan berbisik sembari menatap Anna. Anna berusaha mengabaikan ini. Itulah kenapa ia tak ingin belanja di sini sejak awal, karena takut di perlakukan seolah pezina.

"Liat... Dia itu baru pindah beberapa bulan lalu, mana sendirian. Loh, kok tiba-tiba hamil..."

"Bener, jangan-jangan dia itu hamil di luar nikah, mangkanya ke kota kecil seperti ini..."

"Duh, amit-deh, kalau kota kita jadi terkenal sial. Sudah cukup kota besar yang pergaulannya tidak benar, jangan sampe disini juga..."

Bisik-bisikan mereka terdengar di telinganya. Anna merasa sakit hati, ia merasa sedih di perlakukan seperti itu. Padahal, ia sudah tahu hal ini pasti akan terjadi padanya, cepat atau lambat.

Ia berusaha abai, karena itu lebih baik untuknya. Daripada ia melawan dan membela diri, malah akan menambah rasa curiga mereka padanya. Sedangkan, ia jelas tak akan bisa memperlihatkan akta cerai, foto pernikahan ataupun bukti pernikahannya yang lain, karena takut mereka mengenal Lucian.

Anna ingin sekali pergi ke pedesaan, namun ia merasa takut. Jika disana lebih sulit untuknya pergi ke rumah sakit.

"Sayur! Sayur!"

Sontak Anna mengalihkan matanya ke gerobak sayur, ia dengan buru-buru berjalan mendekati gerobak itu, walau dengan perut buncitnya.

"Waduh, mbak! Pelan-pelan toh, nanti anaknya berojol disini gimana?" canda Mang Diman.

Anna menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Eh, iya Mang. Saya buru-buru," jawab Anna, dengan tangan yang sibuk mencari bahan-bahan masakannya.

Namun, secepat apapun ia mencari, para Ibu-ibu itu sudah tiba lebih dulu di sampingnya. Mereka menatapnya dengan tatapan merendahkan.

"Eh, Mbak. Sudah hamil sebesar ini, saya kok enggak pernah liat suaminya?" tanya seorang Ibu-ibu. Dengan senyum licik.

Anna terdiam, tangannya meremas erat dasternya. "Sa-saya sudah bercerai," jawab Anna, pada akhirnya.

Semuanya terdiam, nampak seolah tak percaya. "Mbak, memangnya Suaminya enggak kasihan sama bayinya, masa tahu Istrinya hamil masih di ceraikan?" tanyanya dengan tatapan mengintimidasi.

"Betul, walaupun udah cerai. Masa dia enggak bisa mengunjungi sekalipun, padahal itu anaknya loh," sambung seorang Ibu-ibu.

Anna semakin menundukkan kepalanya. Ia tak bisa menjawab apapun. Ia takut. Ia merasa seolah dunia lagi-lagi tak menerima kehadirannya.

"Ibu-ibu! Enggak baik loh, bertanya seperti itu pada Mbak Anna. Mungkin ada masalah antara mantan suaminya dan Mbak Anna," ujar Mang Diman, berusaha menengahi. Ia merasa kasihan melihat raut wajah Anna. Yang nampak sambat tertekan, dan terlihat sangat syok.

"I-ini Mang, uangnya," ujar Anna, ia membayar dengan uang sebesar lima puluh ribu, untuk wortel dan kol. Lalu, ia berjalan pergi dengan tangis yang tertahan di pelupuk matanya.

"Loh, ini kebanyakan, Mbak! Kembaliannya!" teriak Mang Diman.

"Enggak usah, Mang!" teriak Anna menjawab, tanpa menoleh.

Jika saja ia tak egois. Jika saja ia lebih memilih Riven yang mencintainya dengan tulus, dibandingkan Lucian. Ia tak akan mengalami semua ini.

'Astaga, Anna! Aku enggak boleh menyerah. Jika tanpa pernikahan itu, aku tak akan pernah mengandung bayi dari Lucian...'

Flashback off.

Di lain kota.

Udara semakin mencekam, kala seorang lelaki mulai menyilangkan kakinya, sembari bersandar dengan kedua tangan yang terlipat. Siapapun dapat melihat betapa tampan dan dinginnya sifatnya.

Ia semakin tak sabar, ingin mengetahui kebenarannya. Namun, seseorang yang ditunggunya tak kunjung datang, membuatnya semakin kesal.

"Nak, Lucian! Tunggu sebentar ya... Atau kau mau minum dulu?" tanya seorang pria tua. Wajahnya tampak tegang, namun penuh harap.

"Benar, Nak. Kau sudah lama tak mengunjungi kami. Jadi duduklah sebentar, minum bersama kami. Sembari menunggu Mona," timpal seorang wanita tua.

Lucian tak mengindahkan pertanyaan mereka. Ia merasa jengah berada disini. Jelas ia tahu, bagaimana kedua orang tua Mona menatapnya. Itu adalah tatapan yang sangat ia benci. Awal ia bersama Mona, gadis itu terlihat sangat mencintainya. Walau awal mula ia bertemu, Mona menunjukkan tatapan yang sangat di bencinya.

Ia tahu, karena sejak kecil. Ia sudah mengikuti banyak sekalian pesta dan acara bisnis. Dan, disitu pula ia mengenal bagaimana seseorang menatapnya. Tatapan yang berusaha ingin mendapatkannya. Atau, tatapan yang menginginkan segalanya.

Tap! Tap!

Suara dentingan heels menyapa pendengarnya. Dengan langkah gontainya, Mona mendekati Lucian. Terlihat wajahnya yang berseri-seri.

"Luc, kau datang," sapanya dengan manja. Ia duduk di sebelah Lucian, dan memeluk tangannya dengan manja.

Lucian mencoba melepaskan tangan Mona darinya. Lalu, menatap Mona dengan tatapan yang sulit di artikan.

Membuat semua yang ada disana termasuk Mona, terdiam karena bingung. Akan tetapi, Mona berpikir itu karena Lucian merindukannya.

Muak. Itu adalah hal yang ia rasakan saat ini. Ia bingung dengan perasaannya. Apakah karena setelah beberapa tahun tak bertemu dengan Mona, maka dari itu perasaannya memudar.

"Ada apa, Luc?" tanya Mona, dengan senyum khasnya.

Jika bukan cinta, maka perasaan apa yang ia rasakan saat itu? Ia memang merasa kehilangan, saat wanita itu dinyatakan koma di rumah sakit. Tapi, hal yang membuatnya lebih kecewa adalah Anna. Yang ia pikir adalah gadis baik-baik, gadis yang akan berubah sejak kejadian itu. Namun, malah mencelakai seseorang yang telah menyelamatkan nyawanya.

"Apa benar kau yang menyelamatkanku, 11 tahun yang lalu?" tanya Lucian, dengan tatapan menyelidik. Ia merasa sedikit resah, karena takut apa yang ada di pikirannya benar-benar terjadi.

Bagiamana jika ternyata, Anna gadis yang menyelamatkan dirinya 11 tahun yang lalu. Apakah semua kebenciannya terhadap Anna selama ini hanyalah sebuah kesalahpahaman semata. Maka ia tak memiliki alasan untuk membenci Anna. Maka ia telah bersalah pada wanita itu.

Wajah Mona pucat pasi, mendengar pertanyaan yang di lontarkan Lucian. "Te-tentu saja, Luc. Kenapa kau tiba-tiba membicarakan kejadian 11 tahun yang lalu," jawab Mona, ia berusaha terlihat tenang.

'Sial! Tidak mungkin dia baru mencurigai ini sekarang. Disaat rencanaku hampir berhasil. Aku tidak akan membiarkan Lucian mengetahui kebenarannya.'

Lucian dapat melihat raut wajah syok di wajah Mona, walau hanya sepersekian detik. Bertambah rasa curiganya. Ia tiba-tiba merasa takut mendengar kebenaran ini, sekaligus merasa ada perasaan lega dihatinya.

Sret!

Lucian menarik tangan kanan Mona. Ia menatap Mona dengan tatapan tajamnya. Rahangnya mengeras, mengetahui ada sesuatu yang disembunyikan oleh Mona.

"Lu-Lucian! Lepasin tanganku!" Mona dengan panik mencoba melepaskan cengkraman tangan Lucian.

"Lucian! A-apa yang kau lakukan? Lepaskan tangan Putriku!" John dan Lina tampak ketakutan. Mereka jelas tahu, kebenarannya. Mereka juga tak ingin rencana yang sudah mereka siapkan dengan matang, bahkan sampai mempertaruhkan nyawa Putri mereka sampai gagal.

Lucian menatap tajam John dan Lina, yang berusaha membantu Mona. Dengan sekali tarikan, pakaian lengan panjang Mona tergulung hingga ke ujung lengannya.

Deg!

1
tia
lanjut thor
alyssa bunga: oheyy
total 1 replies
tia
dikit amat thor
alyssa bunga: oh kurang panjang, oklah nanti di panjangin makasih😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!