Kecewa! Itulah yang dirasakan oleh Arabella setelah mengetahui tunangannya ternyata suami dari wanita lain. Selama dua bulan mereka bertunangan Arabella baru mengetahui ternyata pria itu sama sekali tidak mencintainya melainkan hanya demi sebuah bisnis. Namun, sebuah insiden penculikan menyebabkan Arabella bertemu dengan seorang mafia yang tidak lain adalah kakak dari istri mantan tunangannya. Untuk membuat rumah tangga adiknya tetap utuh! Mogan Rijkaard sengaja menikahi Arabella dan berbohong pada dunia jika Arabella ibu kandung dari putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idatul_munar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mesion Utama
“Nyonya! Tuan menyuruh anda untuk bersiap-siap karena sebentar lagi tuan pulang untuk menjemput anda makan malam di rumah tuan besar,” ujar Ratih di luar kamar yang ditempati oleh Arabella.
Wanita itu pun memberi tahu seperti yang di perintahkan oleh Tuannya.
Sedangkan di dalam kamar Arabella baru mengingat jika dia akan dijemput oleh Mogan menghadiri makan malam di rumah orang tuanya.
Dengan malesnya gadis itu membangunkan tubuhnya di sofa santai lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Tepatnya pukul setengah tujuh malam, Arabella sudah siap dengan dandangan simplenya yang begitu elegan.
Ia memakai dress selutut berwarna biru muda berkota-kota, rambutnya dibelah lalu di guncil dengan rapi.
Tidak lupa juga dengan anting dan kalung kecil yang sudah lengkap melekat di tubuh Arabella.
Gayanya yang elegan mampu membuat orang berpikir jika Arabella memang istri dari konglomerat tinggi.
Gadis itu turun ke bawah setelah semua selesai, apalagi Ratih sudah memberitahu jika Mogan sudah pulang dan menunggu di bawah.
Saat turun ke bawah ia melihat Bi Ratih sedang berbincang dengan Turi yang terlihat sangat rapi.
“Kamu mau ke mana Turi rapi begini?” tanya Bi Ratih hanya penasaran saja.
“Jelas dong ke rumah Tuan besar, saya harus hadir ke sana,” jawab babysitter dengan bangganya.
Seperti biasa Mogan selalu membawa dirinya jika membawa Alif ke rumah orang tuannya.
“Heumm,” dehem Arabella membuat mereka menoleh ke arahnya.
Gadis itu berjalan dengan elegan ke arah mereka, terlihat jelas di wajah turi jika gadis itu tidak suka dengan kehadiran Arabella.
“Nyonya sudah selesai? Tuan sudah menunggu di bawah,” ujar Bi Ratih tersenyum sopan pada Arabella.
Wanita itu membalasnya lalu menatap ke arah Alif yang sudah anteng dengan pakaiannya.
Alif juga menatap Arabella, sepertinya anak itu ingin berada di gendongan Arabella sampai tiba-tiba balita tersebut menangis sangat keras.
Turi menenangkannya walaupun kesal, Arabella mendekat pada Turi lalu meminta Alif padanya.
“Sinikan Alif,” pinta Arabella mengangkat kedua tangannya ke arah Alif yang ingin di gendong olehnya.
Sepertinya Turi enggan memberinya, walaupun begitu Arabella tetap mengambil dengan paksa.
Setelah digendong oleh Arabella balita itupun langsung terdiam memainkan kancing baju milik Arabella.
“Kamu mau digendong sama mommy ya.” Arabella tersenyum manis melihat pria kecil yang sudah membuat dirinya jatuh cinta selama beberapa hari ini.
“Ma ma mi mi!” Alif hanya bisa bergumam tidak jelas memainkan rambut Arabella yang sedikit tersangkut di bajunya.
“Bi bisakah bawa peraratan Alif ke mobil,” pinta Arabella tidak memperdulikan bagaimana sekarang raut wajah Turi yang begitu kesal.
“Biar saya saja,” sahut Turi cepat-cepat mengambil tas yang sudah di siapkan nya tadi.
“Tidak perlu biar Bi Ratih saja, kamu bisa istirahat karena kamu pasti capek selalu jaga Alif biar aku yang menjaganya di sana,” jawab Arabella sengaja ingin membuat Turi bertambah kesal.
Arabella tau jika Turi menyukai Mogan, bahkan Arabella juga menebak jika Turi menjadi babysitter di rumah itu hanya ingin mendekati Mogan.
“Tuan muda selalu bersama saya, nanti dia pasti akan memerlukan saya,” bantah Turi tak tau diri.
“Saya kan mommy nya, yang dia butuhkan saya!” Arabella masih mau memancing babysitter tersebut.
“Ayo bi,” ajak Arabella di anggukan oleh Bi Ratih, sedangkan Turi menggumpal kan tangannya dengan keras merasa begitu emosi.
Tidak berapa lama Elif juga keluar dari kamarnya menggunakan pakaian rapi dress hitam selutut.
Remaja itu sebenarnya sangat tidak senang pergi ke rumah orang tuanya Mogan, apalagi nanti ia harus bertemu dengan mamanya Mogan yang sering disebut nenek lampir.
Karena daddynya menyuruh pergi dan terpaksa Elif mengikut mereka, walaupun begitu masih ada daddy nanti di sampingnya.
Gadis remaja itu dengan cuek mendekat pada Mogan dan Arabella sedang menggendong adiknya.
“Ke mana dia?” tanya Mogan, hal itu di mengerti oleh Arabella.
“Aku sengaja menyuruh babysitter Alif untuk tidak ikut,” jawab Arabella tampa melihat Mogan.
Wanita itu sepertinya tidak nyaman menggendong alif tempat kain gendong.
Wajah Mogan terlihat bingung, alisnya juga berkerut jika si babysitter tidak ikut nanti siapa yang akan menjaga putranya.
Mungkinkan wanita itu mau menjaga atau mengurusnya.
“Panggilkan dia,” perintah Mogan pada Bi Ratih yang masih berdiri di ambang pintu.
“Tidak perlu, jika kau ingin membawanya aku tidak jadi pergi. Lagian sudah ada aku yang menjaganya kau tidak perlu khawatir jika putramu aman bersamaku,” sahut Arabella membuat Mogan terdiam.
Bukan sebab Arabella tidak ingin turi ikut, keberadaan alif di dekatnya pasti akan membuat dirinya sedikit tidak takut bertemu dengan keluarga Mogan.
Alif adalah pria kecil yang sudah membuat hatinya sedikit tenang berada di kediaman Mogan dan tidak hanya itu Arabella juga merasa sangat senang bisa bersama dengan pria kecil itu.
Arabella berjanji akan memberi kasih sayang seorang ibu kepada pria kecil itu.
Mogan masuk ke dalam mobil tempat kemudi sedangkan Arabella duduk di sampingnya sambil merangkul alif di pangkuannya, Elif duduk di kursi penumpang sendiri sambil memainkan ponselnya.
Di dalam mobil tersebut hanya empat orang dan masing-masing-masing sibuk dengan pemikirannya.
Tiba-tiba terdengar suara alif merengek, sepertinya balita itu meminta minum susu pada Arabella.
“Kamu haus ya,” ujar Arabella tersenyum lembut melihat balita tersebut sedang merengek menggeser tangannya pada dada milik Arabella.
Mogan hanya melirik sekilas kearah wanita itu, dirinya sedikit tertegun saat mendengar suara lembut Arabella berbicara dengan putranya.
Arabella mencari tas perlengkapan Alif di mana, ternyata di kursi penumpang samping Elif duduk.
Elif terlihat cuek dengan pandangan kearah luar jendela mendengar musik melalui handest, remaja itu tau wanita di kursi depannya menatap ke arahnya.
“Bisakah kau mengambil botol susu di dalam tas itu,” ujar Arabella lembut meminta tolong pada Elif.
Elif bisa mendengar suara Arabella menyuruhnya, Elif berencana sengaja tidak ingin menuruti wanita itu tetapi matanya tidak sengaja bertemu dengan daddy di kaca mobil.
Mata Mogan terlihat menyuruhnya mengambil, dan terpaksa gadis remaja itu mengambil memberi pada Arabella yang sedang tersenyum kecil menatapnya.
“Terimakasih,” ucap Arabella tapi tidak di jawab oleh Elif.
Sebenarnya Arabella ingin dekat Elif, walaupun remaja itu tidak mau menganggapnya dengan wanita dewasa sebagai teman juga tidak masalah pikirnya.
Arabella langsung mengarah botol susu ke dalam mulut alif, balita itu langsung meminum dengan sangat rakus.
Entah kenapa di dalam hati wanita merasa iba melihat balita tersebut, yang seharusnya di umur segitu meminum susu asi dari ibunya.
Mobil milik Mogan masuk ke dalam ke diaman rumah milik orang tuanya, walaupun sedikit gugup Arabella tetap berusaha tenang di samping Mogan.
Semoga saja orang tua atau keluarga Mogan tidak menanyakan perihal yang tidak bisa ia jawab, apalagi di sana juga ada andrian dan Sherly.
Bersambung