 
                            Pangeran Chao Changming dihukum buang selama 5 tahun, dan ia hidup di sebuah desa yang terpencil. Pernikahannya selama 4 tahun dengan seorang wanita desa tidak menghasilkan apa-apa baginya. Pangeran Chao Changming telah berusaha dengan baik, belajar ilmu pengobatan dan menjadi tabib yang cukup terkenal di desanya. Sayang sekali istrinya tidak menghargai usahanya, sehingga minta cerai setelah bertemu dengan tuan muda Gen Guang yang merupakan sarjana muda, dan anak seorang pejabat daerah. Pangeran Chao Changming tidak putus asa, kembali ke istana setelah mendapat kabar bahwa kaisar telah tiada. Artinya tahta kosong, ia tidak akan membiarkan siapapun menduduki tahta selain dirinya yang telah mendapatkan wasiat dari Kaisar. Bagaimana kelanjutannya?. Temukan jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UPACARA DIMULAI
...***...
Suasana halaman istana cukup ramai karena upacara darah pusaka kaisar, seluruh kelurga istana hadir di sana.
"Ibunda permaisuri." Pangeran Chao Changming memberi hormat.
"Permaisuri." Nona muda Pei Qing Zhao juga memberi hormat.
"Mari duduk." Permaisuri Chao Xin tersenyum lembut.
"Ayah, lihat itu." Bisik nona muda Pei Nian Shuang. "Bukankah itu zhao? Kenapa ia bisa bersama pangeran pertama?." Hatinya merasa tidak terima dengan apa yang ia lihat.
"Kenapa ia bisa bersama pangeran pertama?." Nona muda Pei Zhi Xiang kesal melihat itu.
"Anak kurang ajar itu menggatal pada pangeran pertama?." Nyonya Ming Yue melihat itu dengan perasaan jengkel yang luar biasa. "Bagaimana bisa dia dekat dengan pangeran pertama?." Ia merasa heran. "Bukankah dia sudah menikah dengan seorang tabib miskin? Tapi kenapa hari ini ia malah dekat dengan pangeran pertama? Bahkan mengenakan pakaian yang sangat bagus sekali."
"Setelah acara ini selesai? Nanti kita samperin dia." Respon Menteri Pei Qing Hua mencoba tenang. "Jangan sampai bersikap gegabah sebelum upacara di mulai."
"Baik ayah."
Nona muda Pei Nian Shuang dan nona muda Pei Zhi Xiang hanya nurut saja.
"Pangeran pertama hanya milikku seorang." Dalam hati nona muda Pei Nian Shuang menatap kesal. "Tidak akan aku biarkan wanita murahan seperti kau memilikinya! Awas saja kau!." Dalam hatinya sangat dendam dan dongkol melihat pangeran Chao Changming yang duduk di samping nona muda Pei Qing Zhao.
Penasihat Sang Mu Ye maju, ia berdiri di tangga ketiga istana agar bisa melihat siapa saja yang hadir di upacara itu.
"Hadirin yang berbahagia, kini tiba saatnya kita mengadakan upacara darah pusaka kaisar." Penasihat Sang Mu Ye mengeraskan suaranya. "Kami telah menyiapkan patung burung api keabadian sebagai simbol penerimaan darah pusaka kaisar!." Hatinya terasa membara ketika berkata seperti itu. "Tentunya kita semua telah mengetahui dengan pasti aturan itu seperti apa?!."
Mereka semua yang hadir menyimak dengan seksama, mengetahui aturan sederhana yang membuat siapa saja yang memiliki darah pusaka kaisar berhak mengikuti upacara itu.
"Silahkan maju kandidat yang akan mengikuti upacara darah pusaka kaisar." Penasihat Sang Mu Ye tersenyum ramah sambil mempersilahkan keturunan kaisar sebelumnya agar maju.
"Tunggulah di sini bersama ibunda." Pangeran Chao Changming tersenyum lembut menatap nona muda Pei Qing Zhao.
"Baik." Respon nona muda Pei Qing Zhao.
"Semoga berhasil kakak pertama." Pangeran Chao Zi Hao menyemangati kakaknya.
"Terima kasih adik zi hao." Balas Pangeran Chao Changming memberi hormat pada adiknya. "Ibunda permaisuri." Ia juga memberi hormat pada ibundanya.
Saat itu bukan hanya pangeran Chao Changming saja yang maju, ada pangeran Hong Hui, Pangeran Hui Qing, Pangeran Jing Guo, Pangeran Jing Xue, Pangeran Lin Jin, dan pangeran Lin Jian maju dengan penuh percaya diri.
"Memang benar-benar keturunan kaisar yang sangat gagah perkasa." Penasihat Sang Mu Ye terharu melihat itu.
Tangga tengah sebelum memasuki istana, di sana terletak patung burung api keabadian sebagai simbol kerajaan. Mereka memperhatikan dengan seksama bagaimana patung itu berdiri sangat kokoh.
"Upacara dimulai." Ucap penasihat Sang Mu Ye dengan suara yang keras.
Saat itu juga ada lima orang wanita dengan penampilan cantik membawa keranjang bunga, menaburkan bunga berbagai warna ke tubuh pangeran yang ikut dalam upacara darah. Setelah itu mereka di percikkan dengan air suci sebagai simbol putih tanpa prasangka buruk di dalam hati.
"Hormat pada leluhur yang telah bersusah payah mendirikan kerajaan ini."
Ucap mereka dengan serentak, dan suara yang keras. Mereka berlutut, dan memberi hormat pada leluhur mereka.
Deg!.
Pangeran Chao Changming terkejut melihat apa yang ada di depannya saat ini. Ia melihat ada beberapa orang laki-laki dewasa dengan jubah kebesaran kaisar berdiri di sana. Mereka tersenyum ramah padanya, termasuk mendiang ayahandanya yang menatap lembut padanya.
"Mohon restunya ayahanda kaisar." Pangeran Chao Changming meneteskan air matanya, hatinya bergetar aneh melihat itu. "Bimbing lah saya yang pemula ini, semoga saya bisa mengemban amanah yang ayahanda kaisar tinggalkan." Ucapnya sambil bersujud beberapa kali.
Sedangkan mereka semua menatap heran dengan sikap yang ditunjukkan oleh pangeran Chao Changming, namun mereka dapat merasakan betapa tulus ucapan itu, sehingga sampai ke lubuk hati yang paling dalam.
"Pangeran pertama." Penasihat Sang Mu Ye memberi hormat. "Sebagai putra pertama, silahkan mencobanya."
"Tunggu!."
Pangeran Lin Jin dan Pangeran Hong Hui bersamaan.
"Heh!."
Keduanya mendengus kesal begitu mata mereka saling bertemu, dan saling pandang.
"Ada apa pangeran lin jin? Pangeran hong hui?." Penasihat Sang Mu Ye merasa heran.
"Meskipun ia adalah pangeran pertama, tapi bukan berarti ia harus diutamakan." Pangeran Lin Jin bersuara. "Kami yang akan memulainya."
"Benar!." Pangeran Hong Hui sangat setuju dengan itu. "Kami lah yang selalu bersama ayahanda kaisar, sedangkan dia adalah putra buangan."
"Lancang sekali kalian berkata seperti itu pada kakak pangeran pertama ku!." Pangeran Chao Zi Hao merasa kesal.
Seketika suasana halaman istana menjadi ribut karena perdebatan itu.
"Chao zi hao! Kau tidak usah ikut campur!." Pangeran Hui Qing menatap kesal. "Kau tidak berhak mengikuti upacara ini!."
"Kau!." Pangeran Chao Zi Hao semakin kesal.
"Tenanglah adik pangeran zi hao." Pangeran Chao Changming tersenyum kecil. "Biarkan mereka duluan, kakakmu ini tida keberatan sama sekali."
"Tapi kakak pangeran pertama-." Pangeran Chao Zi Hao sangat tidak terima.
"Tenang saja, jangan cemas." Respon Pangeran Chao Changming.
"Percayalah, jika pangeran pertama tidak akan melewatkan upacara ini." Nona muda Pei Qing Zhao tersenyum lembut.
"Baiklah." Pangeran Chao Zi Hao menahan dirinya. "Maafkan saya kakak pangeran pertama." Ia memberi hormat pada kakaknya.
"Duduklah dengan tenang." Respon pangeran Chao Changming dengan santainya.
"Baik." Pangeran Chao Zi Hao kembali duduk tenang di kursinya.
"Terserah kalian mau siapa duluan, aku tidak keberatan sama sekali." Pangeran Chao Changming tersenyum ramah.
"Kalau begitu aku duluan yang akan naik ke atas." Pangeran Lin Jin sudah tidak sabaran sama sekali. "Aku pasti akan menjadi kaisar! Dan kalian akan menerima hadiah besar dariku nantinya!." Ia menatap benci pada saudara-saudaranya. "Terutama kau!." Tunjuknya pada Pangeran Chao Changming. "Aku pasti akan memulangkan kau kembali ke desa! Heh!." Ia kibas kuat lengan baju panjangnya. Setelah itu ia menaiki tangga menuju tangga tengah tepat di depan patung burung api keabadian.
Mereka hanya bisa berbisik-bisik saja mendengarkan ucapan Pangeran Lin Jin yang mengancam pangeran Chao Changming secara terang-terangan.
"Kita lihat saja, apakah kau mampu melakukannya atau tidak." Dalam hati pangeran Chao Changming tersenyum kecil melihat itu.
Mereka melihat dengan seksama bagaimana pangeran Lin Jin mendekati patung burung api keabadian. Tentunya selir Liang Ji sangat berharap anaknya akan menjadi kaisar. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya.
...***...
 
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                    