NovelToon NovelToon
Tuan Foster, Angkat Aku Jadi Anakmu

Tuan Foster, Angkat Aku Jadi Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Single Mom / Obsesi / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ferdi Yasa

Seorang anak tiba-tiba ingin membeliku untuk menjadi Ayahnya. Dia bilang, jika aku menjadi ayahnya, maka dia akan memberikan Ibunya padaku. Gratis.

Menarik.

Tapi ternyata, ibunya tidak seperti wanita pada umumnya. Dia ... sedikit gila. Setiap hari yang ada di kepalanya hanya memikirkan bagaimana caranya menanggalkan seluruh pakaianku.

Aku, Sebastian Foster, bersumpah akan menahan dia di sisiku. Selamanya. Karena dia yang sudah mer4ngs4ng g4irahku, jangan berharap aku bisa berhenti!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ferdi Yasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Tidak Bisa Mencintai Sebastian

Saat Samantha melihat Sebastian, pria itu sibuk bekerja di depan komputernya.

Dia berdiri di sisi meja pria itu, ingin mengatakan sesuatu, tapi berhenti karena dia tahu bahwa Sebastian tidak suka diganggung ketika dia bekerja.

Setelah ragu-ragu sejenak, dia berkata, “Tuan Foster, bisakah aku bertanya sesuatu padamu?”

“Lanjutkan.”

“Julia mendekatiku hari ini.”

Sebastian menghentikan jarinya, sedikit memiringkan kepala dan berkata, “Hm?”

“Ini sudah selesai, dan aku tidak ingin meminta pertanggungjawabannya lagi. Ngomong-ngomong, Nelson dan aku baik-baik saja.”

“Tidak meminta pertanggungjawabannya?”

“Tidak.”

Sebastian menatapnya sebentar dan kerkata, “Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa kebaikan terhadap musuh adalah kekejaman terhadap diri sendiri.”

“Ada juga pepatah lama mengatakan bahwa satu lagi teman, lebih baik daripada satu musuh lagi.”

“Teman?” Sebastian tidak bisa menahan cibiran, “Apakah gurumu mengajarimu cara mengeja ‘teman’ dengan baik?”

Samantha sedikit kesal dan dia berkata lagi, “Ini urusanku sendiri, dan aku tidak ingin orang lain terlibat.”

“Orang lain?” Sebastian mengerutkan kening, kemudian tersenyum tipis, “Karena kita telah ‘hidup bersama’, apakah aku masih orang lain?”

“Kau—“ Samantha tidak ingin bertengkar dengan Sebastian, dan ingin keluar dari sana, tapi dihentikan oleh Sebastian.

“Apa kamu kehilangan sesuatu di kantor kemarin?”

“Apa yang hilang? Aku tidak kehilangan apa-apa.” Samantha bingung, tapi dia segera berpikir dan sadar kalau selama ini dia sering mengendap-endap untuk mencari petunjuk mengenai Sebastian.

Apa itu yang dimaksud Sebastian sekarang?

Sebastian memegang anting-anting di tangannya dan berkata, “Apa kamu mencari ini?”

“Kenapa ada padamu? Aku tidak tahu di mana aku menjatuhkannya.” Samantha melihat anting-anting itu dengan terkejut, dan segera pura-pura menjawab, “Aku telah mencarinya di mana-mana.”

Mendengar kata-kata Sebastian, dia diam-diam berterima kasih pada Tuhan karena membantunya.

Sebastian masih memegang anting-anting itu dan bertanya, “Apa kau berpikir itu terjatuh di rumah?”

Tangan Samantha berhenti di udara dan tergagap, “Aku … aku tidak ingat di mana aku menjatuhkannya, jadi aku mencarinya di mana-mana. Ini, ini adalah anting-anting favoritku.”

Sepertinya Sebastian puas dengan jawabannya dan menyerahkan anting-antingnya. “Karena kamu sangat menyukainya, kamu harus menjaga itu dengan baik. Benda-benda yang hilang tidak dapat ditemukan setiap saat.”

Meskipun Samantha telah melakukan pekerjaannya dengan sangat hati-hati, dia tidak tahu bahwa setiap langkahnya di rumah dan di kantor Sebastian sebenarnya di bawah pengawasan pria itu.

Tangan Samantha yang sedang mengambil anting-anting itu bergetar.

Namun, pria itu menarik tangannya lalu meletakkan kartu kredit dan berkata, “Belilah pakaian untukmu sendiri ketika kamu pergi berbelanja dengan Yessy nanti sore. Ini sudah mulai dingin.”

Meski sedikit tersentuh, tapi Samantha tetap menolak karena tidak ingin terlalu bergantung padanya.

“Ini adalah gajimu bulan depan. Bagaimana mungkin kamu hanya memiliki dua set pakaian? Lagipula kamu adalah Sekretarisku. Jangan biarkan orang luar menganggap bahwa karyawan di perusahaan ini dibayar dengan sangat buruk.”

“Aku ….” Melihat pakaiannya, Samantha tidak tahu harus berkata apa.

Ketika dia dan Nelson pindah ke rumah Sebastian, pria itu sudah menyiapkan banyak pakaian untuknya. Tapi dia tidak menyukai itu, dan hanya memilih dua set di antaranya.

“Ayo pergi makan siang.”

“Aku … aku lebih baik makan siang dengan Nomi.”

“Tunggu Yessy di gerbang mall jam satu siang. Aku akan meminta Theo untuk membagi nomor Yessy padamu.” Kemudian Sebastian pergi masuk lift.

Melihat punggung Sebastian yang hilang di balik pintu lift, Samantha bergumam sendiri, ‘Aku bisa pergi berbelanja di waktu bekerja. Apa ini liburan setengah hari untukku?’

“Tuan Sebastian telah pergi dan menghilang di sana. Apa yang kamu lihat?” Nomi menggoda di belakangnya.

Samantha memerah dan memelototinya, “Jangan mengatakan omong kosong! Aku tidak melihatnya.”

“Ngomong-ngomong, kita sendirian di sini. Jangan bertele-tele. Katakan padaku, apakah kamu jatuh cinta pada Tuan Sebastian?” Nomi berbisik di telinganya.

“Omong kosong!”

Nomi menutup mulutnya sambil tertawa, dan berkata, “Oh, lihat dirimu! Apa kamu sedang terpesona sekarang? Tuan Sebastian memang sangat menjanjikan dan tampan. Ada lusinan wanita yang mengharapkannya. Sangat normal bagi seorang wanita untuk jatuh cinta padanya. Jika aku tidak punya pacar, aku juga akan mengejarnya juga.”

“Terlalu berlebihan!”potong Samantha dengan keras. “Tidak heran ada desas-desus bahwa Tuan Sebastian sangat populer di kalangan wanita, dan dia memiliki banyak wanita di sekelilingnya. Ternyata mereka adalah sekelompok gadis gila dengan selera buruk.”

“Jangan salah paham dengan Tuan Sebastian. Meski ada banyak wanita di sekelilingnya, sedikit yang bisa memenangkan hatinya. Banyak gadis senang mendapat tatapan mata darinya, apalagi jika berhasil tidur di ranj4ngnya.”

“Baik, baik. Aku tidak akan pergi untuk makan siang jika kamu terus melanjutkan.”

Nomi tersenyum, memegang lengan Samantha dan memasuki lift bersama. “Aku hanya mengatakan saja. Bahkan jika Tuan Sebastian menyukai kita, kita tidak bisa menerimanya.”

“Kenapa?” Samantha bingung.

“Pikirkan tentang ini. Dengan status tinggi dan segala aspek yang menguntungkan Tuan Sebastian, apakah kamu pikir dia akan setia pada satu wanita? Bisakah kamu tahan dengan kenyataan bahwa dia memiliki kekasih lain di luar sana? Apakah kamu memiliki kekuatan untuk bertarung dengan mereka? Jelas lebih nyaman memiliki kekasih biasa saja untuk menjalani kehidupan biasa.”

Sangat benar. Meskipun Samantha setuju dengan apa yang dikatakan Nomi, dia tidak bisa menahan perasaan cemburu.

Melihat Samantha agak berbeda, Nomi segera bertanya, “Sam, ada apa denganmu?”

“Tidak ada.” Samantha membuat senyum paksa.

“Sam, apa kamu benar-benar menyukai Tuan Sebastian? Tidak, aku hanya bercanda.” Nomi memegang tangan Samantha dan berkata dengan tulus, “Sam, jangan lupa kamu adalah seorang Ibu. Ada banyak wanita kelas atas yang ingin menikah dengan Tuan Sebastian. Kecuali kalau Nelson adalah putranya, kamu tidak akan memiliki kesempatan sama sekali. Jangan sampai terluka terlalu dalam.”

Samantha menepuk tangan Nomi dan pura-pura tersenyum ringan. “Apa yang kamu pikirkan? Bukankah aku sudah memberitahumu kalau aku sedang datang bulan? Jadi aku tidak bersemangat hari ini. Lagipula, aku bukan anak kecil.”

“Itu bagus.” Nomi merasa lega.

Setelah makan siang, Samantha membereskan pekerjaannya dan pergi ke mall.

Tak lama setelah kedatangannya, dia melihat seorang gais dengan gaun hitam panjang muncul. Samantha segera mendekat dan menyambutnya, “Hai! Apa kamu Yessy?”

Gadis itu melihat Samantha ke atas dan ke bawah sebelum berkata sambil tersenyum, “Rambut panjang, kaki panjang, seorang wanita cantik—Theo membuat ringkasan yang tepat. Samantha, kan? Namaku Yessy Anderson. Kamu bisa memanggilku Yessy.”

Aura alami dan anggun Yessy segera meninggalkan kesan yang baik bagi Samantha. Dia mengulurkan tangannya.

Namun, Yessy tanpa menjabat tangan Samantha, langsung menarik wanita itu dan membawanya ke mall.

Ketika dia berpisah dengan Yessy saat senja, Samantha melihat tangannya penuh dengan tas belanja, dan dia menghela napas diam-diam.

Awalnya, dia akan menemani Yessy untuk membeli pakaian, tapi Yessy cukup baik untuk membantunya memilih banyak pakaian indah dan murah, lalu mendorong untuk membelinya.

Nelson menghubunginya untuk makan malam.

Melihat taxi yang datang dari kejauhan, Samantha bergegas untuk menghentikannya, tapi tidak sengaja menabrak seseorang, menyebabkan tasnya jatuh ke tanah.

Meski sakit, Samantha tidak mengatakan apa-apa selain membungkuk dan mengambil tasnya.

Dua orang yang menundukkan kepala untuk mengambil barang, dan itu menyebabkan mereka saling berbenturan kepala.

Samantha sedikit kesal, “Ada apa denganmu?”

Pria itu tidak mengatakan apa-apa. Dia mengambilkan tasnya lalu berdiri dengan tergesa-gesa dan kemudian mengulurkan tangan untuk membuka pintu taksi.

Samantha tidak terima. Dia mendorong pria itu ke samping dengan tubuhnya. “Aku memanggil taksi ini lebih dulu.”

“Silakan tunggu yang lain, aku ada urusan mendesak.”

Nada bicara lelaki itu begitu dingin hingga tidak ada ruang untuk berdiskusi.

“Aku juga ada urusan mendesak.” Samantha bersandar di pintu untuk mencegahnya membuka.

Saat Samantha melihat wajah pria di depannya, dia segera menegak dan menunjuk udara. “Kamu!”

“Itu kamu?”

***

1
Jeng Ining
sampe disini msih terlihat Samanta adl polisi yg cukup ceroboh, atw Sebastian aja yg udh terlalu lihai menilai karakter org🫣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!