NovelToon NovelToon
Pengertian Sang Kaisar Kegelapan

Pengertian Sang Kaisar Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta setelah menikah / Aliansi Pernikahan / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Luna Arindya, pemanah profesional dari dunia modern, meninggal tragis dalam sebuah kompetisi internasional. Saat membuka mata, ia mendapati dirinya berada di dalam novel fantasi yang pernah ia baca—dan menempati tubuh Putri Keempat Kekaisaran Awan. Putri yang lemah, tak dianggap, hidupnya penuh penghinaan, dan dalam cerita asli berakhir tragis sebagai persembahan untuk Kaisar Kegelapan.

Kaisar Kegelapan—penguasa misterius yang jarang menampakkan diri—terkenal dingin, kejam, dan membenci semua wanita. Konon, tak satu pun wanita yang mendekatinya bisa bertahan hidup lebih dari tiga hari. Ia tak tertarik pada cinta, tak percaya pada kelembutan, dan menganggap wanita hanyalah sumber masalah.

Namun semua berubah ketika pengantin yang dikirim ke istananya bukan gadis lemah seperti yang ia bayangkan. Luna, dengan keberanian dan tatapan tajam khas seorang pemanah, menolak tunduk padanya. Alih-alih menangis atau memohon, gadis itu berani menantang, mengomentari, bahkan mengolok-olok

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Menyusup ke Sayap Hitam

Kaisar hendak memberi perintah, tapi Rui mengangkat tangan. “Jika mereka menculik penduduk desa, berarti mereka tidak punya cukup pasukan sendiri. Itu kelemahan. Kita bisa menyusup, menghancurkan mereka dari dalam.”

Semua pejabat ribut. “Permaisuri! Itu terlalu berbahaya!”

Tapi Kaisar mengangkat tangannya. Balairung hening seketika.

Ia menatap Rui dengan mata dingin, suaranya rendah. “Kau benar-benar ingin melakukannya, aku kira hanya ucapan saja?”

Rui menatap balik tanpa gentar. “tentu saja ini sungguhan dan serius, aku tidak akan pernah bermain main dengan ucapan ku sendiri"

Kaisar menghela napas, lalu tersenyum tipis. “Wanita berbahaya.”

Balairung tercengang. Kaisar Kegelapan sendiri, yang biasanya tidak pernah membiarkan siapa pun mendekati Permaisuri, kini justru mendukung idenya.

---

Malam itu, Rui kembali ke ruang medis, menyiapkan ramuan untuk dirinya. Lan Mei sibuk menyiapkan jubah hitam samar agar Rui bisa menyamar.

Di luar, Jun Hao menjaga pintu. Meski wajahnya datar, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Bagaimana mungkin seorang wanita bisa membuat Kaisar tunduk? Apa sebenarnya tujuan Permaisuri ini?

Namun di dalam ruangan, Rui hanya duduk tenang, menatap botol-botol ramuan.

Ia berbisik pada dirinya sendiri:

“Jika aku gagal, dunia ini akan tenggelam dalam kegelapan. Tapi jika aku berhasil… mungkin aku bisa mengubah takdir.”

Dan di balik pintu, tanpa ada yang tahu, Kaisar Wang Tian Ze berdiri diam dalam bayangan. Matanya menatap Rui, dingin namun penuh rasa ingin tahu.

“Wanita itu… benar-benar berbeda. Mungkin, hanya dialah cahaya yang bisa menembus kegelapanku.” ujar Wang Tian Ze

...----------------...

Malam itu langit Kekaisaran Kegelapan dipenuhi awan pekat. Bulan merah yang biasanya menggantung, tampak seperti mata raksasa yang mengintai seluruh dunia. Di paviliun Kaisar, api obor bergetar seolah menyesuaikan dengan aura tegang yang mengisi ruangan.

Rui Zhi Han duduk di depan cermin batu obsidian. Tangannya sibuk menata rambut, kali ini tidak dengan hiasan emas permata, melainkan pita kain hitam polos. Lan Mei berlari ke sana kemari, wajahnya campur aduk antara panik dan tak percaya.

“Permaisuri, benar-benar harus menyamar jadi rakyat biasa? Bukankah lebih mudah kalau kita bawa pasukan besar, langsung hancurkan mereka?” tanya Lan Mei

Rui tersenyum santai, menyelipkan jarum kecil di gulungan rambutnya. “Kalau mudah, itu bukan strategi, Mei. Pasukan besar akan membuat mereka bersembunyi lebih dalam. Kita harus jadi bayangan untuk menangkap bayangan.”

Lan Mei mengerucutkan bibirnya. “Tapi kalau Permaisuri sampai terluka… aku bisa ikut menangis seminggu penuh.”

“Kalau kau nangis seminggu penuh, siapa yang akan masak supku?” Rui menoleh sambil mengedipkan mata.

Lan Mei menepuk keningnya. “Astaga… di saat seperti ini anda masih sempat bercanda.”

---

Tiba-tiba pintu paviliun terbuka, dan aura dingin melintas. Kaisar Wang Tian Ze melangkah masuk dengan jubah hitam panjang, matanya berkilau merah darah. Jun Hao, pengawal pribadinya, berjalan satu langkah di belakang, tapi wajahnya kaku begitu melihat Rui yang tengah berdandan ala rakyat biasa.

“Permaisuri.” Suara Kaisar dalam, dingin, tapi mengandung sesuatu yang tak bisa disembunyikan ketegangan. “Apakah kau sudah memutuskan dengan benar?”

Rui berdiri perlahan, gaun putihnya berganti dengan pakaian abu-abu sederhana yang biasa dipakai rakyat jelata. Tidak ada perhiasan mewah, hanya seutas kain pengikat di pinggang. Tetapi entah bagaimana, bahkan dalam kesederhanaan itu, auranya tetap memancar anggun.

“Aku sudah memutuskan,” jawab Rui. “Kalau aku ingin tahu akar masalah, aku harus melihatnya langsung.”

Kaisar berjalan mendekat, menatapnya dari dekat. “Kau sadar apa yang kau minta? Jika kau pergi… nyawamu bukan hanya terancam oleh Sayap Hitam, tapi juga oleh pengkhianat di dalam istana. Tidak semua orang menerima keberadaanmu.”

Rui menatap balik dengan santai. “Kalau begitu, biarkan mereka mencoba. Bukankah hidup lebih menyenangkan kalau ada sedikit bumbu bahaya?”

Lan Mei terbatuk kaget. Jun Hao sampai menunduk, menahan agar tidak terlihat gugup. Kata-kata Rui, begitu berani, begitu santai seolah ia sedang bicara tentang bermain, bukan tentang nyawa.

Kaisar akhirnya menarik napas dalam, lalu berkata pelan, “Kalau kau benar-benar ingin pergi… aku akan mengizinkannya. Tapi aku sendiri yang akan mengawal dari jauh.”

Rui mengangkat alis. “Yang Mulia tidak percaya padaku?”

“Bukan tidak percaya,” mata Kaisar berkilat, suaranya serak rendah. “Aku tidak percaya pada dunia ini yang selalu ingin merenggutmu dariku.”

Suasana hening. Lan Mei menutup mulutnya, Jun Hao menegang. Sementara Rui hanya tersenyum samar. “Kalau begitu, jagalah dari jauh. Tapi ingat… jangan campur tangan sebelum waktunya.”

---

Keesokan malam, Rui dan Lan Mei berangkat menyusuri hutan utara. Tidak ada iring-iringan, tidak ada kereta phoenix. Mereka hanya membawa seekor kuda tua, beberapa kantung air, dan pakaian lusuh yang sengaja dipakai agar tampak seperti rakyat biasa.

Jun Hao, dengan wajah dinginnya, ditugaskan ikut bersama mereka atas perintah Kaisar. “Kalau kalian sampai hilang, kepalaku yang terbang,” gerutunya pelan.

“Kalau begitu, jangan sampai kami hilang,” jawab Rui ringan sambil melompat ke punggung kuda. “Sederhana, kan?”

Lan Mei menahan tawa. “Jun Hao, wajahmu seperti orang baru saja dipaksa menikah dengan ular.”

Jun Hao melotot. “Kau—!”

Perjalanan malam itu dipenuhi bisikan hutan dan teriakan burung malam. Rui berjalan di depan, langkahnya ringan tapi mantap, seolah ia sudah pernah melewati jalur ini. Padahal bagi Lan Mei dan Jun Hao, setiap bayangan pepohonan tampak penuh ancaman.

---

Mereka tiba di sebuah desa kecil tiga hari kemudian. Desa itu porak-poranda rumah-rumah terbakar, sawah kering, dan hanya tersisa beberapa orang tua serta anak kecil yang ketakutan.

Begitu Rui masuk, seorang anak kecil berlari, hampir menabraknya. Rui segera meraih anak itu, lalu berjongkok. “Hei, tenanglah. Apa yang terjadi di sini?”

Anak itu menatapnya dengan mata berkaca. “Mereka… mereka datang lagi. Orang-orang dengan sayap hitam. Mereka bilang Kaisar tidak peduli dengan kami. Mereka ambil makanan, ambil orang-orang muda, lalu pergi.”

Lan Mei terkejut. “Mereka menculik juga?!”

Rui mengangguk tipis. Ia lalu berdiri, menatap reruntuhan desa. “Kalau begitu, kita harus mencari tahu di mana mereka bersembunyi.”

---

Malam harinya, Rui menggambar lingkaran kecil di tanah dengan jari telunjuknya. Cahaya samar keluar dari simbol kuno yang hanya bisa dilihat oleh mereka bertiga.

“Apa itu?” tanya Jun Hao curiga.

“Peta aliran aura,” jawab Rui. “Sayap Hitam meninggalkan jejak energi setiap kali mereka terbang. Aura itu tertarik ke satu titik… gua di utara.”

Lan Mei menelan ludah. “Gua iblis? Astaga, aku sudah bisa membayangkan taring-taring mengerikan yang menunggu kita.”

Jun Hao menggeram. “Kalau berbahaya, lebih baik saya saja yang masuk.”

Rui menggeleng. “Kalau kau masuk dengan auramu yang menyala seperti obor, mereka akan tahu kita mata-mata. Aku lebih cocok untuk ini.”

“Kalau begitu aku ikut!” seru Lan Mei cepat.

“Tidak.” Rui menatapnya tajam. “Kau tetap di desa, jaga anak-anak ini. Kalau aku tidak kembali sebelum matahari merah terbit, kabari Kaisar.”

Lan Mei ingin protes, tapi melihat tatapan Rui, ia hanya mengangguk dengan berat hati.

bersambung

1
Yue Li MZy
ayo up Thor ditunggu kelanjutannya /Drool/
Yue Li MZy
Bagusssss banget ceritanya ditunggu eps selanjutnya Thor,Upya juga jangan kelamaan dan semangat up mya🔥🔥🔥🔥🔥💪🏻💪🏻😁
Cindy
lanjut kak
Yue Li MZy
Crazy up Thor, smangat 🔥🔥👍🏻
Lina Hibanika
the games just begin
Lina Hibanika
👍👍👍👍
Lina Hibanika
sat set ga byk drama ga byk cingcong sekali bongkar semua kena libas,, mantul 👍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
awal berjuangnya Rui di dlm istana kegelapan bersama kaisar item 😏😏
Dian Susantie
lanjutkan Rui..!! 🔥🔥💪🏼💪🏼
Lina Hibanika
mendadak kena serangan jantung 💓💓🤭
Lina Hibanika
aku mampir nih thor
Yue Li MZy
gilakk sumpah gacor habis Thor, ditunggu Eps selanjutnya Jangan lama lama up nya ya Thor semngat 🔥🔥🔥👍🏻👍🏻
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
menyala gak tuh kaisar item bikin Rui sadar kl kaisar item tdk bisa dinggap remeh 🔥🔥😏😏😉
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kaisar item jngn main marah aja karna Rui selamat 😉😉
Dian Susantie
lanjoottt.. 🔥🔥💪🏼💪🏼
yeti kurniati1003
mantap Thor semangat
Lauren Florin Lesusien
hihi lucu dan badas saya suka tema tramigrasi tidak menye menye lanjut thur😍😍😍😍😍🤑🤑🥲
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ketahuan kau Liang De jg nanti tunggu balasan dr Rui 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
musuh dlm selimut berbahaya ini
Yue Li MZy
the Best banget ceritanya kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!